22. ❤️❤️❤️

39 8 0
                                    

Jieun sudah menceritakan masa lalunya kepada Suga yang menjadi alasan mengapa hari itu Jieun bertindak kasar kepadanya. Alasan Jieun pada akhirnya cerita adalah dia tidak ingin Suga merasa bersalah serta sudah menjadi hak Suga untuk tau semua tentang Jieun. Suga tidak bereaksi apa-apa. Dia hanya terus diam dan menatap Jieun pada saat itu. Namun, memang terlihat sangat Suga sekali. Semua perlakuan hangatnya kembali. Bahkan kali ini lebih hangat dari sebelumnya. Seolah Suga memberikan reaksi atas cerita Jieun lewat perlakuannya.

Mungkin Suga adalah seorang pria yang tidak ingin banyak berbasa-basi namun dia akan buktikan lewat tindakannya. Suga memang menjadi sosok yang berbeda ketika sudah menjalin hubungan dengan Jieun. Bukan lagi seorang pria cuek, masa bodoh, kejam seperti yang dia temui pertama kali. Hal itu membuat Jieun merasa nyaman. Kenyamanan yg paling hangat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Namun anehnya, jika itu dikaitkan dengan bahagia seolah semua tentang Suga menghilang dari pikirannya dan digantikan oleh sebuah nama lain.

Nama yang pernah dikatakan sebagai alasannya untuk bisa berbahagia. Jungkook. Terkadang dia ingin sekali untuk benar-benar menghindar dari Jungkook bahkan tidak ingin mengenalnya. Dengan begitu dia akan fokus kepada hubungannya dengan Suga tanpa perlu bimbang. Jieun mengakui, bahwa dirinya memang benar-benar bimbang. Seolah dihadapkan dengan dua pilihan yang seharusnya itu bisa ada pada 1 orang. Bagaimana bisa dia memilih kedua nya hanya untuk alasan yang berbeda. Dari dulu, dirinya sadar bahwa untuk hal apapun dia tidak akan pernah bisa memutuskan. Seperti dirinya tidak memiliki keyakinan dan pendirian yang seharusnya ada di setiap manusia.

Jika diingat kembali, semua yang dia putuskan dan jalankan berdasarkan pendapat Jungkook. Ketika bukan Jungkook, dia hanya akan terus jalan tanpa arah atau mengikuti kemana orang disekitarnya berjalan. Jieun tidak pernah benar-benar tau apa yg diinginkannya, apa yang ingin dia capai, bahkan apa yang menjadi keyakinannya. Alasan itu mungkin sangat kuat untuk keadaannya sekarang yang sangat sulit menetapkan hati.

Jieun mengambil ponsel miliknya, dan membalas pesan dari Namjoon. Namjoon baru saja sampai di Seoul kemarin malam. Kemudian, Namjoon mengirimkan pesan bahwa dia akan ke cafe miliknya bersama Seokjin. Namjoon meminta Jieun untuk datang berkumpul. Seperti waktu yang tepat dengan kedatangan Namjoon, dia hanya perlu bercerita kepada Namjoon. Bagaimanapun, sedari awal hanya Namjoon yang bisa paham dengan ceritanya, dan juga perasaannya.

Walau tidak dipungkiri, Jieun selalu membantahnya dan membuat Namjoon merasa lelah. Bukan tidak pernah bilang, Namjoon sudah sering kali mengatakan bahwa Jieun memiliki perasaan kepada Jungkook. Jieun menyukai teman pria kecilnya itu. Bahkan Namjoon berkali-kali ingin membantunya untuk bilang kepada Jungkook, namun cepat-cepat dicegah oleh Jieun, dan tentu saja beserta ancaman. Jika tidak dengan ancamanpun, Jieun tahu Namjoon tidak akan melakukannya. Dia tahu betul pria berlesung pipi itu sangat baik dalam menyimpan rahasia, dan sangat baik dalam menghargai privacy seseorang.

Malam ini dia memutuskan untuk ke Bangtan Cafe setelah pulang dari kerja. Tidak lupa dia mengabari Suga. Nantinya setelah selesai, Suga akan menemputnya di cafe.

Jieun memasuki cafe, seorang karyawan yang Jieun tidak kenal menyapanya seperti biasa jika konsumen masuk ke dalam cafe. Jieun mencari-cari sosok dua pria tampan di dalam. Ketika mendapati sosok itu, Jieun berjalan, namun tiba-tiba terhenti karena di meja itu bukan hanya 2 pria, namun 3 pria. Jieun bisa menebak siapa 1 pria nya lagi. Tentu saja Jungkook.

"Noona...." ujar Namjoon berdiri dan memeluknya.

"Ya Park Jieun..." Seokjin bergantian memeluknya.

"Ya Noona...!! Park Jieun!!" ujar seseorang yang paling ingin dihindari oleh Jieun. Jungkook. Dia berdiri dari tempatnya dan ikut memeluk Jieun setelah Seokjin melepasnya. Jungkook terkekeh diikuti oleh dua temannya itu. Jieun merasa heran dengan sikap Jungkook. Namun dengan cepat dia mengikuti alurnya. Anggap saja memang tidak terjadi apa-apa.

Faithful (Believe in Your Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang