Dua Hati (18)

44 8 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana seorang Park Jieun di wisuda. Pada akhirnya, wanita itu berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Walau waktu untuk menempuh kelulusannya sangat lama, setidaknya itu terbayarkan dengan nilainya yang sangat baik.

Orang yg paling bangga dan bahagia di hari wisudanya adalah kedua orang tua Jieun. Tentu saja hal itu sangat berarti bagi Jieun. Jieun tidak bisa menyembunyikan rasa haru bahagia ketika namanya dipanggil dengan sebutan nilai yang sangat memuaskan, ketika itu orang tua Jieun memberikan standing applause. Memang berlebihan, tapi bagi Jieun tidak ada yg lebih penting dari senyum orang tuanya yg lebar karena bangga terhadapnya.

"Ayah....!! Ibu!!!!"  teriak Jieun dari kejauhan sambil berlari ke arah orang tuanya. Jieun memeluk keduanya sekaligus.

"Anaku cantik... Selamat atas kelulusanmu." ucap Ayahnya.

"Selamat anaku. Hutangmu lunas." Ibunya menimpali.

Jieun hanya tertawa bahagia di balik pelukannya.

"Terima kasih ayah dan ibu sudah mau datang ke wisudaku yang sangat telat ini." ujar Jieun.

"Hentikan. Tidak ada kata terlambat untuk anak ku." ucap Ibunya melepas pelukannya.

"Ibu mu benar. Sukses dan bahagia itu tidak mengenal kata terlambat. Kami percaya kau akan meraihnya apapun itu." Ayahnya menimpali.

"Ayo, kita berfoto." ucap Jieun kemudian meminta tolong temannya untuk mengambil foto mereka bertiga.

"Jungkook tidak datang?" tanya Ibunya sembari melihat sekitar.

"Ah tidak. Dia semalam menelepon ku karena sekarang dia sedang di luar kota. Dia sudah sangat sibuk bu." jelas Jieun.

"Begitu ya. Yasudah, biarkan kalian mengejar impian kalian masing2, jika memang jodoh kalian akan bersama nantinya." ucap Ayahnya terkekeh.

"Ayah! Ayah jangan bicara yang tidak2." Jieun membulatkan matanya.

"Itu bukan sembarangan tapi sebuah doa." ucap Ayahnya.

"Doa apa itu? Doakan saja aku yg lain. Untuk jodoh, serahkan saja pada Tuhan. Lagipula...." Jieun tampak ragu untuk melanjutkan perkataannya.

"Kau sudah punya pacar?" Ibunya menebak.

"Tidak. Entahlah. Aku tidak paham." jawab Jieun cepat.

"Kau aneh sekali. Apa kau sesulit itu untuk jatuh cinta?" tanya Ibunya heran.

"Aku hanya tidak ingin salah dan menyesal." jawab Jieun.

"Memang kau sudah pernah merasakannya?" tanya Ibunya lagi. Jieun tidak langsung menjawab. Jieun kembali mengingat masa lalunya, dimana dia begitu sering berganti pacar yang bahkan dia tidak pernah menganggapnya seperti itu. Sampai dia bertemu Woo Shik, yang benar2 seperti pacarnya namun pada akhirnya berakhir dengan mengenaskan. Itu sebabnya dia tidak pernah benar2 jatuh cinta. Kecuali, perasaannya yang benar-benar aneh jika dikaitkan dengan teman kecilnya itu.

Namun itu semua menjadi berbeda lagi karena sosok yang baru saja mengisi hari-harinya yang membuat hati Jieun pada akhirnya selalu mengingatnya. Suga.

"Ayah, Ibu.. Ayo kita keluar dari sini. Kita duduk di bangku taman depan saja. Di sini sangat panas." ujar Jieun mengalihkan pertanyaan Ibunya.

Se sampainya diluar aula, Jieun yang sudah melepas toganya tampak melihat-lihat sekitar. Seakan dia mencari seseorang yang diharapkan bisa datang.

"Kau mencari siapa?" tanya Ibunya yang sudah mengambil duduk di bangku taman diikuti oleh ayahnya.

"Hmm... Tidak. Tidak ada." jawab Jieun cepat.
Tak lama kemudian seorang pria dengan kemeja dan jas nya yang rapi, rambut tersisir rapi ke belakang memperlihatkan jidatnya dan wajah putih pucatnya justru nilai tambah untuk pria itu, berjalan ke arah Jieun dan orang tuanya. Pria itu membawa bunga yang sudah di hias agar tampilannya lebih cantik.

Faithful (Believe in Your Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang