Satu (20)

37 8 0
                                    

Jieun membereskan barang-barang di mejanya. Ruangan kerjanya sudah sangat sepi, hanya tersisa dirinya dan rekan kerjanya yang juga tampak membereskan barang seperti Jieun. Ketika matanya tertuju pada foto dirinya dan Jungkook, Jieun mengingat pertanyaan Jungkook soal foto nya bersama Suga. Dia baru tersadar bahwa memang aneh jika foto ini yang menempel di monitor nya. Sedangkan Jungkook bukanlah pacarnya. Dia seperti ingin menjaga perasaan Suga, akhirnya dia melepas foto tersebut dan menyimpannya di laci.

"Jieun-ssi... Aku duluan ya." ujar rekan kerjanya berpamitan. Jieun membalas lambaian tangannya dan mengucapkan hati2 kepada rekan kerjanya.

Jieun meraih ponselnya untuk memeriksa notifikasi, namun tidak ada. Ketika dia akan berniat menghubungi Suga, matanya teralihkan pada kalung yang bertengger di lehernya. Jieun kembali duduk di kursinya, dan memegang kalung itu. Senyumnya tersungging seraya mengingat orang yang memberinya kalung ini.

"Kalung yang cantik." tiba-tiba suara itu membuat Jieun tersentak kaget.

"AKU KAGET!!!!!!" ujar Jieun berteriak dan berdiri dengan membulatkan matanya. Suga hanya diam dan kembali berjalan ke arah Jieun.

"Kau terlalu serius hingga tak menyadariku datang." Suga sudah berada di hadapan Jieun dengan jarak yang cukup dekat. Dia mengecup kening Jieun lalu tersenyum kepada Jieun.

"Maaf." ucap Suga lembut.

Perlakuan Suga seperti inilah yang membuat Jieun selalu merasa hangat dan nyaman berada di dekatnya. Terlihat datar dan cuek, tapi dia benar-benar Pria yang sangat hangat.

"Apa ini dari Jungkook?"

"Ng... hm I-iya."

"Kenapa kau gagap seperti itu?"

"Hm enggak kok."

"Ada apa? Kau takut aku cemburu?" Suga memiringkan satu sudut atas bibirnya.

Jieun tidak menjawab. Namun memang itu yang ditakutkan oleh Jieun. Kedekatannya dengan Jungkook takut membuat Suga marah dan cemburu. Entahlah, mungkin ini masih sisa trauma dia ketika dia selalu merasa takut kepada mantannya dulu ketika masih berpacaran.

"Aku tidak akan cemburu. Itu hanya membuatku tampak bodoh dan lemah. Aku percaya padamu, dan Jungkook. Lagipula, jika kau menyukainya bukankah kau sudah berpacaran dengannya dari dulu?" Seakan perkataan Suga membuat Jieun terkesiap. Entah apa yang dia pikirkan, namun itu sedikit mempengaruhi pikiran dan hatinya. Mereka saling diam dan terus beradu tatap. Jieun seperti salah tingkah dengan tatapan Suga.

Tatapan Suga yang terkesan tajam namun sangat sendu membuat Jieun tidak ingin menyakitinya.
Apalagi dengan semua perlakuannya selama ini. Sangat tidak adil bagi Suga, jika Jieun terus memikirkan Jungkook, bukan dirinya. Padahal Suga yang menjadi pacarnya.

"Ayo pulang. Aku lelah." ucap Suga meraih tangan Jieun dan menggenggamnya. Bahkan Suga tidak berniat menunggu respon atas perkataannya tadi yang membuat Jieun terkesiap dan salah tingkah.

____

Jieun merasa rindu dengan tempat kerjanya dulu, Bangtan Cafe. Sebenarnya bukan atas kemauan Jieun untuk mencari pekerjaan ditempat lain, melainkan Seokjin Oppa menyarankan Jieun untuk segera mencari pekerjaan yang layak. Baginya, kemampuan Jieun harus dimanfaatkan dengan baik. Apalagi posisinya Jieun pada saat itu sudah lulus dengan nilai yang baik. Itulah mengapa akhirnya Jieun mendaftarkan diri di kantor Agensi.

Jieun menaiki bus yang biasa dia naiki ketika masih bekerja di cafe. Dia melihat jalanan sambil mengingat kembali masa-masa dia dulu. Dia teringat dimana Jieun selalu pulang bersama dengan Jungkook, mereka selalu menempati duduk di paling belakang. Sepanjang jalan mereka hanya selalu bercanda, atau membicarakan sesuatu yang seru. Jieun menghela napas dan menghembuskan perlahan seraya tersenyum. Dia kembali berpikir, memang kenangan itu indah, dan tidak dipungkiri kenangan itu adalah lingkup nyamannya. Kali ini dia harus keluar dari kenyamanan itu untuk terus melanjutkan hidupnya.

Faithful (Believe in Your Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang