Seperti biasa, Jieun akan berada di Bangtan Cafe untuk mencatat segala laporan keuangan di cafe itu. Yang membuatnya berbeda kali ini adalah, Jieun akan begitu semangat mengakhiri kegiatannya itu, karena dia akan bertemu dengan pacarnya yaitu Jungkook. Sudah 3 minggu dari kepulangannya ke Seoul, dan juga dia sudah mendapatkan pekerjaan tentu saja menjadi pencipta lagu dan produser lagu di agensi tempat Namjoon bekerja
Tidak sulit bagi Jungkook untuk mendapat pekerjaan, mengingat selama dia kuliah sudah banyak hasil karyanya yang bisa dilihat dan membuktikan bahwa Jungkook begitu handal.
Semenjak kepulangannya, Jieun tidak pernah absen untuk bertemu dengan Jungkook. Entah itu di jam makan siang, atau di akhir kegiatannya sore hari. Jungkook selalu menyempatkan waktunya untuk bertemu Jieun. Selain memang sepertinya Jungkook belum begitu sibuk karena dia masih hanya membantu Namjoon yang sedang ada proyek dengan seorang penyanyi bernama Lee Jimin, sudah menjadi keharusan Jungkook untuk selalu bertemu dengan Jieun.
Padahal, Jieun tidak pernah memaksa untuk bertemu. Namun Jungkook selalu melakukannya bahkan ketika dia harus rela menuju tempat Jieun dulu lalu pulang ke apartemennya yang baru dimana lebih dekat dari kantornya.
Hari ini Jieun belum menerima pesan atau telepon dari Jungkook. Terakhir Jungkook menelepon adalah semalam dan mengatakan hari ini akan bertemu setelah pekerjaannya selesai. Jieun tidak ingin mengganggu kerjaan Jungkook, sehingga merencanakan menghubunginya nanti setelah sudah sore.
Jieun menghela napas panjang sambil melihat ke jendela karena mengingat betapa dia begitu rindu dengan pria itu. Tak lama ponselnya berdering, nama Jungkook tertera di layar. Senyum merekah begitu saja di wajah Jieun ketika melihat layar ponselnya.
"Aku baru saja memikirkan mu" kalimat pertama yg diucapkan Jieun ketika menerima panggilan dari Jungkook.
Terdengar tawa renyah dari seberang.
"Noona sekarang pandai sekali melontarkan kalimat-kalimat manis." ucapnya masih tertawa.
"Memang itu yang terjadi."
"Noona, kau masih di cafe?"
"Masih. Memang kenapa? Kau jadi kesini?"
"Sepertinya aku tidak bisa kesana sekarang. Kau pulang duluan saja. Nanti aku akan ke tempat mu."
"Kau sedang sibuk ya? Tidak apa-apa jika tidak bisa bertemu sekarang. Kau tidak perlu ketempatku."
"Tidak. Aku akan ke tempat mu. Nanti malam ya... Kau hati-hati, dan jangan lupa kabari aku."
Jieun sudah bisa menduga bahwa Jungkook akan menolak permintaan Jieun. Seakan pria itu memang benar-benar sedang membayar semua waktunya selama 2 tahun LDR.
"Baiklah. Kau hati-hati juga."
Setelah panggilan terputus, Jieun masih mengerjakan sedikit pekerjaannya lalu setelah itu pulang.Di perjalanan pulang Jieun mampir ke restoran ramen yang sangat disukai Jungkook. Dia ingin membelikan untuk Jungkook tidak peduli apakah nanti akan dimakan atau tidak. Namun mengingat pacarnya suka sekali makan, pasti Jungkook akan memakannya.
Jieun berjalan menuju halte bus setelah 2 bungkus ramen sudah ditangannya. Jieun mengambil duduk di tengah halte sambil menunggu bus arah tempatnya lewat. Sesaat kemudian, matanya tertuju pada sebuah layar monitor di sebelah kanannya yang memang sangat terang memancing orang-orang yang duduk disana untuk melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful (Believe in Your Heart)
FanfictionTerpaut usia yang sangat jauh bukanlah masalah. Namun bagi wanita ini adalah masalah, terlebih usianya yg lebih tau dari pria yg sangat dia kenal sejak duduk di Sekolah Dasar. Beda usia 5 tahun membuat Park Jieun merasa tidak mungkin bisa menjalin...