23.🤍🤍🤍

34 8 4
                                    

Jieun baru saja menerima panggilan dari Suga yang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menjemput karena ada urusan mendadak terkait hasil lagu yang sudah dia kerjakan. Seokjin dan Namjoon sudah pulang duluan karena Seokjin harus berangkat lagi besok keluar kota, sedangkan Namjoon hanya karena diberikan tumpangan untuk ke apartemennya. Jungkook tidak ikut dengan mereka karena merasa ingin menemani Jieun sampai Suga menjemputnya. Jungkook selalu perhatian seperti biasanya.

Tapi karena Suga tidak jadi jemput, akhirnya Jieun dan Jungkook pulang bersama naik bus. Mereka berjalan beriringan tanpa satupun dari mereka yang mau membuka obrolan. Terlihat canggung. Sangat berbeda ketika masih ada Seokjin dan Namjoon.

"Noona.... Kau benar ingin menikah cepat?" akhirnya Jungkook membuka obrolan. Jieun tidak menyangka Jungkook akan membahas itu.

"Hm. Kenapa memang? Kau ragu denganku?" Jieun mencoba biasa dan membawa sebagai candaan.

"Tidak. Hanya saja berbeda dari yang aku pikirkan. Ku pikir kau akan seperti gadis2 lain yang ingin mendahulukan diri sendiri seperti karir." jelas Jungkook tertawa canggung. Jieun hanya tersenyum. Bahkan dia sendiri pun tidak menyangka bahwa menikah adalah hal yang dia inginkan.

"Apa yg membuatmu ingin cepat menikah? Apa Suga hyung sudah melamarmu?" tanya Jungkook. Jieun seakan heran dengan pertanyaan yg keluar dari Jungkook. Dia hanya ingin tahu kemana arah pembicaraan Jungkook.

"Tidak. Tidak ada kaitannya dengan Suga. Hanya diriku yang memang ingin. Ketika ku memikirkan soal impian, tiba-tiba saja impian ku ingin memiliki keluarga kecil yang tinggal disebuah rumah atau apartemen yang sederhana namun sangat nyaman..."

"...Aku membayangkan menyambut suami ku pulang kerja dan membuatkan makan malam. Lalu direpotkan dengan tangisan anak kecil yang meminta gendong. Ku pikir itu adalah hal yg sangat aku inginkan. Aku bahagia hanya dengan membayangkannya saja." jelas Jieun panjang lebar dengan mata yang seakan menerawang membayangkan semua perkataannya.

Jungkook bisa melihat senyum bahagia di wajah wanita itu. Senyum yang tidak pernah ditunjukkan padanya. Bahkan ketika dia bahagia mendapatkan beasiswa di kampusnya itu masih sangat biasa. Senyumnya kali ini seakan spontan keluar dari dalam hatinya. Artinya, memang keinginan terdalam Jieun adalah seperti itu. Menikah dan berkeluarga.

Seperti biasa mereka menduduki kursi paling belakang dengan Jieun berada di dekat Jendela sebelah kanan. Jungkook mengambil posisi disebelahnya. Jieun melihat ke arah Jendela. Tampak senyumnya yang tadi masih menghiasi wajahnya.

"Kalau kau? Kapan mau menikah?" tanya Jieun menoleh kepada Jungkook. Dia tidak memikirkan apa-apa ketika bertanya itu. Dia hanya ingin tahu jawaban Jungkook.

"Aku? Tidak tahu. Aku belum bisa memikirkannya. Bahkan kuliahku saja belum selesai." jawab Jungkook. Keadaan yang selalu bertentangan. Mungkin itu alasannya yang menyebabkan Jieun selalu berubah2 atau tidak bisa memutuskan.

"Jika aku menikah duluan, kau mau menjadi bestman ku?" tanya Jieun dengan pandangannya ke arah jalanan Seoul. Pertanyaan itu seakan Jieun sudah memastikan kapan dia akan menikah dan dengan siapa dia akan menikah.

"Tidak mau."

"Kenapa?"

"Tidak mau saja. Kau juga belum tau menikah kapan dan dengan siapa." jelas Jungkook.

Jieun mendengus kesal mendengar jawaban Jungkook. Namun memang benar, dia belum tahu kapan dan dengan siapa. Tujuan pembicaraan Jieun sebenarnya bukan itu. Tapi Jungkook sepertinya tidak menangkap apa yang Jieun maksud.

"Anggap saja dalam waktu dekat dan dengan seseorang yg aku pilih." Jieun bersikeras.

"Siapa seseorang itu?"

Faithful (Believe in Your Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang