Try to understand

30 7 0
                                    

Hai... Udah lama aku ga update. Maafkan ya. Semoga kalian yang udah baca ga lupa sama alurnya dan tetap terus membaca sampai tamat.

Enjoy it 💜

***
To : Jungkook

Bisa kita bertemu nanti sore atau malam? Ada yang ingin aku ceritakan. Aku akan ke tempatmu jika kau benar-benar sibuk.

Pesan yang dikirim oleh Jieun tersebut belum bahkan belum di baca hingga malam ini. Jieun yang sudah berada di depan gedung tempat Jungkook berdiri tampak bingung dengan ponsel di tangannya.

Jieun bingung haruskah dia mengurungkan niatnya, atau tetap masuk dan bertemu Jungkook. 'Bagaimana kalau ternyata dia tidak di tempat?' atau 'Bagaimana jika dia marah kalau aku tiba-tiba datang ketika dia sibuk?' kurang lebih seperti itu yang ada dipikiran Jieun.

Sambil berpikir keras dengan menggigit bibir bawahnya, akhirnya Jieun memutuskan untuk masuk ke dalam. Lewat resepsionis, Jieun meminta untuk bertemu Jungkook dan di Lobby. Ternyata Jungkook ada di kantor karena orang yang menjaga resepsionis memintanya menunggu.

Sudah 15 menit Jieun duduk di Lobby kantor Jungkook yang tampak nyaman dan juga interior yang indah. Namun tidak membuat Jieun teralihkan, dan masih gelisah menunggu kabar Jungkook.

Kemudian, tiba-tiba ponsel Jieun berbunyi tanda pesan masuk yang ternyata dari Jungkook.

From : Jungkook

Noona, aku tidak ada di kantor sepanjang hari ini. Maafkan aku. Nanti aku kabari.

Jieun sedikit mengernyitkan dahinya. Mencoba memahami, karena mengingat orang resepsionis menyuruhnya menunggu. Itu artinya bukankah Jungkook ada di kantor? Atau mungkin orang itu salah?

Ketika akan membalas pesan dari Jungkook, pandangan Jieun teralihkan dengan 2 orang,pria dan wanita berjalan sambil tertawa melewati samping tempat Jieun duduk.

Mereka tampak asyik dengan obrolan mereka, dan si wanita begitu terlihat akrab dengan tangannya yang menyelip, menggandeng lengan si pria.

Namun Jieun baru tersadar, bahwa dia mengenal si pria yang di gandeng. Itu Jungkook.

Ada rasa kaget dan juga sedikit sesak di hati nya. Seperti ada sesuatu yang membuat badannya tidak bisa bergerak, bahkan bibirnya kelu untuk memanggilnya. Padahal, se mudah itu untuk memanggil nama Jungkook dan tidak ada masalah karena dia adalah pacarnya.

Tapi Jieun merasa hal itu akan sangat aneh, dan akhirnya dia membiarkna Jungkook pergi dengan wanita yang dia tidak tahu siapa.

___

Jieun duduk di sofa di ruang tv nya dan menatap lurus ke depan ke arah tv yang tidak menyala. Pagi ini, dia terbangun dengan rasa gundah, serta gelisah yang sama seperti ketika dia berasa di Busan pada waktu itu dan berakhir bertengkar.

Jungkook tidak mengabarinya kembali semalam setelah Jieun membalas pesannya. Jieun mencoba biasa, dan menunggu Jungkook untuk mengabari. Namun ternyata hal itu tidak pernah terjadi semalam.

Bahkan, sebelum akhirnya Jieun tidur karena kelelahan, dia sempat menelepon Jungkook beberapa kali namun tidak ada jawaban. Sampai dia terbangun pagi ini, ponselnya tetap tidak ada notif pesan maupun panggilan dari pria itu.

Rasa gelisah dalam diri Jieun berubah dan membuat mata wanita itu berkaca-kaca masih menahan air matanya untuk jatuh.

Tak lama ponselnya berdering. Nama Namjoon tertera di layar ponselnya. Jieun hanya terus melihatnya tanpa berniat menerima panggilan itu. Hingga akhirnya panggilan itu terhenti sendiri. Jieun masih diam, namun kali ini air matanya sudah mengalir ke pipi.

Dia merasa, hanya dengan menangis dia bisa membuat perasaannya menjadi lebih baik. Dia berusaha untuk mengerti dan mencoba untuk berpikiri positif tentang Jungkook.

Dia percaya, apa yang dilihatnya semalam bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Dia yakin, nanti Jungkook pasti akan mengabarinya, dan menceritakan semuanya. Hanya dengan pikiran positif ini, yang dapat membuat Jieun tenang dan mencoba untuk mengerti Jungkook.

Jieun meraih ponselnya seraya mengusap pipinga yang sempat basah karena menangis. Dia melihat pesan masuk baru dari Namjoon yang memintanya untuk ke cafe. Namjoon berhasil pindah ke agency yang lebih besar dan dia inginkan dari dulu dan Namjoon ingin merayakan sedikit dengan Jieun, dan tentunya yang lain, Seokjin dan Jungkook.

Itu artinya,Namjoin sudah tidak bekerja di tempat yang sama dengan Jungkook. Mengingat itu, dia menghela napas dan kembali teringat dengan Jungkook dan tentu saja kejadian kemarin di lobby kantor.

Jieun mencoba mengerti, namun tetap saja untuk saat ini pikirannya begitu mengganggu. Sempat menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian dia memutuskan untuk kembali menghubungi Jungkook pagi ini.

Entah kenapa Jieun merasa nervous. Detak jantung dan irama napasnya tidak beraturan ketika mendengar nada sambung menunggu panggilan di terima oleh seberang.

"Hallo...." akhirnya terdengar suara dari seberang. Suara berat dan serak yang diseret.

"Jungkook.... Hmm kau baru bangun?" Jieun berusaha tenang dan biasa.

"Ng... hmm... Noona?" terdengar seperti kebingungan. Jieun ikut bingung dengan respon Jungkook.

"Hm... Aku dimana ini? Oh ini bukan kamarku." ucap pria itu lagi seperti sedang meneliti tempat nya yang sekarang dengan bingung.

Mendengar perkataan Jungkook, Jieun kembali merasa gundah. 'Apa maksudnya bukan di kamarnya?'

"Oh Noona... Nanti aku telepon lagi."

Kemudian panggilan terputus. Jieun kembali ditinggalkan dengan keadaan bingung, resah, gelisah, dan tidak mengerti apapun. Hanya saja dirinya lagi-lagi yang mencoba untuk mengerti. Walaupun, ini sudah tidak bisa.

***

Yaelah kook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yaelah kook.... Ada apa lagi sih? Misterius amat bikin Noona menebak-nebak.

Bagaimana chapter ini? 😆
Semoga suka, dan masih ikutin terus alurnya yaa sampai tamat. 💜

Jangan lupa vote dan komennya 😘

Faithful (Believe in Your Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang