➕➕➕
2 Hari berlalu semenjak Jieun terluka dan harus dirawat dirumah sakit. Jieun masih belum sadarkan diri karena kehilangan cukup banyak darah. Bahkan Jieun sempat mendapatkan donor darah karena kondisinya yang benar-benar kritis pada saat itu.Jungkook selalu setia menemani Jieun dari awal. Tidak sedetik pun dia meninggalkan Jieun sendiri. Namjoon dan Seokjin pun ikut bergantian menemani Jungkook jika pria itu akan kelelahan karena berjaga menunggu Jieun sadar.
Kedua temannya begitu khawatir melihat Jungkook yang selalu menangis dan terkadang menyesali apapun yang sudah terjadi. Begitupun kondisi Jieun yang belum juga menunjukkan tanda-tanda akan sadar.
Malam ini, Jungkook hanya sendiri di kamar rawat Jieun. Namjoon dan Seokjin sedang mengurus masalah di kantor polisi tentang peristiwa yang terjadi kepada Jieun dan Jungkook.
Beruntung, Jungkook memiliki teman yang begitu baik, setia dan juga dapat diandalkan. Tentu saja pikiran Jungkook sedang berkecamuk. Belum lagi urusannya dia dengan orang tua Jieun. Sampai saat ini Jungkook belum memberi kabar kepada orang tua Jieun mengenai kejadian yang menimpa anak perempuannya.
Jungkook begitu merasa bersalah. Dia benar-benar merutuki dirinya sendiri.
"Noona... M-maafkan aku." Jungkook terisak. Tangannya menggengam kuat tangan Jieun. Sesekali dia mencium punggung tangan Jieun.
"Aku mohon, bangunlah. Kau sudah tidur terlalu lama." ucapnya lagi dengan terbata-bata karena isakannya. Namun belum ada respon dari Jieun yang membuat Jungkook merasa sakit.
Wajahnya tertunduk bersama tangisnya. Masih menggenggam tangan Jieun, Jungkook berkali-kali mengatakan maaf dan terus menerus mengatakan kepada Jieun untuk bangun.
Selang beberapa saat, Jungkook mengangkat wajahnya untuk melihat Jieun. Dia menghapus air matanya, lalu tersenyum.
"Maaf Noona... Seharusnya aku tidak seperti ini. Aku harus membuatmu semangat dan terus kuat. Maafkan aku." kali ini Jungkook sedikit merubah nada suaranya agar terdengar semangat.
"Kau harus bangun sesegera mungkin Noona. Aku kesepian. Aku rindu padamu. Aku benar-benar.........." lagi-lagi Jungkook menangis tak kuasa menahannya.
Namun, ketika Jungkook menunduk dia merasakan ada pergerakan sedikit di jemari Jieun yang dia genggam. Jungkook kembali mengangkat wajahnya dan kali ini berdiri dari duduknya mendekatkan ke wajah Jieun.
"Noona??"
Tak ada respon.
"Sayang?"
Jungkook masih berusaha. Karena dia yakin dengan yang dirasakan tadi. Jemari Jieun bergerak di dalam genggamannya.
"Park Jieun?" entah kenapa Jungkook berpikir dengan memanggil nama lengkapnya, Jieun akan merespon.
Ternyata, pemikiran Jungkook benar. Jieun menarikan kedua sudut bibirnya secara pelan. Tapi Jungkook bisa melihatnya. Wanita di depannya itu sedang tersenyum.
"Noona?? Kau mendengarku?" Jungkook kembali bersemangat.
Kali ini Jieun seakan berusaha membuka matanya, dan menggerakan kepalanya menoleh ke arah Jungkook.
"J-jung....kook" ucap Jieun sangat pelan dan terbata-bata.
Jungkook senang bukan kepalang melihat Jieun sudah sadar dan bahkan menyebut namanya. Jungkook segera memanggil dokter untuk mengabarkan Jieun yang sudah mulai sadar.
"Terima kasih Noona...." Jungkook kembali mencium punggu tangan wanita itu.
____
Jungkook menyuapi Jieun makan dengan sangat lembut. Setelah mendengar penjelasan dokter, Jungkook bersyukur semua baik-baik saja. Kembalinga kesadaran Jieun membuat kondisinya menunjukkan sudah sangat membaik. Kemudian, permintaan pertama dari Jieun yaitu, dia ingin makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful (Believe in Your Heart)
FanfictionTerpaut usia yang sangat jauh bukanlah masalah. Namun bagi wanita ini adalah masalah, terlebih usianya yg lebih tau dari pria yg sangat dia kenal sejak duduk di Sekolah Dasar. Beda usia 5 tahun membuat Park Jieun merasa tidak mungkin bisa menjalin...