Seharusnya tidak sulit untuk Jieun ketika Jungkook harus kembali sibuk dan fokus pada pekerjaannya. Bahkan selama dia mengenalnya sampai dia berpacaran LDR pun waktu yang didapat tidak sebanyak Jungkook dengan kerjaannya. Tapi kali ini, ada rasa yang mengganjal. Jieun sadar namun sebisa mungkin untuk tidak dipikirkan.
Bagaimanapun apa yang dia putuskan adalah keinginannya tanpa paksaan. Atau, dia memang memaksakan diri sendiri?
Jieun berjalan pelan menyusuri pinggiran jalan dengan toko-toko berjejer disampingnya. Hari ini dia berniat menghabiskan waktunya di Bangtan Cafe dimana sebelumnya dia akan mampir sebentar ke coffee truck miliknya.
Sesampainya di coffee truck, selain memantau dia juga memesan 1 cup ice coffee dan duduk di tempat yang sengaja disediakan untuk pembeli walau hanya berjumlah sedikit.
Jieun meminum kopi tersebut dengan tidak semangat. Seperti ada yang menggangu pikirannya. Dia pun membuka kunci handphonenya, dan membuka aplikasi pesan. Pesan yang dia kirimkan dari dua hari yang lalu hanya di baca oleh Jungkook.
Jieun berpikir bahwa Jungkook benar-benar sibuk kali ini. Bahkan, ketika waktu LDR Jungkook masih membalasnya walau hanya satu kali dalam sehari.
Jieun menghela napas dan mematikan handphonenya kembali. Dia merasa sedikit pusing dengan semua pikiran dan perasaannya kali ini.
Selang beberapa lama, dia menangkap sosok yang begitu dia sangat kenal sedang berjalan ke arahnya. Setelan dengan long coat dan turtle neck begitu cocok dengannya. Belum lagi wajahnya yang sangat tampan begitu nampak bercabaya karena pantulan cahaya matahari. Seokjin Oppa.
"Kau mau ke bangtan?" tanya nya langsung duduk di depan Jieun dan langsung meminum minuman milik Jieun. Jieun tidak protes karena baginya itu sudah biasa, dan dia memang sudah sedekat itu dengannya selain dengan Namjoon.
Mungkin Seokjin sadar ada hal yang sedang terjadi pada Jieun, jadi dia tidak lagi menanyakan apapun dan hanya ikut terdiam dengan Jieun.
"Ayo... Kita makan. Kau sudah makan? Aku lapar." ucap Seokjin beranjak dari duduknya.
Melihat itu Jieun sempat tertegun namun menuruti Seokjin dan beranjak dari tempatnya. Jieun mengikuti Seokjin dari belakang tanpa dia tau kemana tujuannya.
Tak lama, mereka berhenti di tempat makan dimana Jieun benar-benar familiar. Karena tempat yang didatangi adalah tempat makan ramen kesukaan Jungkook.
Jieun kembali teringat waktu-waktu lalu ketika dirinya masih sering menghabiskan waktu berdua dengan Jungkook dan selalu berakhir di tempat makan ini.
Jieun dan Seokjin menempati kursi yang disediakan dan memesan ramen. Selama menunggu pesanan, Seokjin maupun Jieun tampak diam dengan kesibukan masing-masing. Tentu Jieun sibuk melamun.
"Baiklah.... Kau bisa katakan padaku sekarang apa yang sedang kau rasakan. Anggap saja aku Namjoon. Aku bisa mendengar semua cerita." kali ini Seokjin seperti tidak sabar ingin tau ada apa dibalik sikap Jieun.
Jieun hanya menghela napas dan tersenyum. Dia kembali meminum minuman di depannya yang kebetulan sudah ada di meja.
"Tidak. Tidak penting. Hanya.... Ya memang tidak penting untuk dikatakan." ucapnya setelah menegak minumannya.
"Tapi, wajahmu terlihat begitu mengganggu. Jadi sangat penting jika dikeluarkan, agar nanti kau bisa enjoy melakukan kerjaanmu." Seokjin memberika alasan yang sangat masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful (Believe in Your Heart)
FanfictionTerpaut usia yang sangat jauh bukanlah masalah. Namun bagi wanita ini adalah masalah, terlebih usianya yg lebih tau dari pria yg sangat dia kenal sejak duduk di Sekolah Dasar. Beda usia 5 tahun membuat Park Jieun merasa tidak mungkin bisa menjalin...