Kepulangan Jieun ke Busan bukan tanpa rencana. Hari ini adalah ulang tahun ibunya. Tepat sekali dengan hari libur. Jieun berencana untuk pulang, dan membuat pesat kecil-kecilan sekaligus melepas rindu kepada orang tuanya. Tentu saja Jieun sudah memberi tahu terlebih dahulu kepada Jungkook untuk ikut datang.
Semenjak kepulangan Jungkook dari Amerika, Jieun dan Jungkook belum bertemu lagi dengan orang tua Jieun maupun orang gua Jungkook. Mereka berdua hanya bertukar pesan atau telepon. Maka dari itu, hari ulang tahun Ibunya Jieun adalah yang tepat untuk bertemu dan semuanya berkumpul.
___
Jieun berjalan di stasiun menuju kereta yang akan dinaikinya. Tas berukuran sedang dia genggam serta tas selempang kecil tergantung di bahunya. Dia berjalan seorang diri menuju ke tempat duduk dengan nomor yang sesuai dengan tiket miliknya. Semua orang yang melihat Jieun saat ini tidak dapat menebak perasaan yang sedang dirasakan, namun dapat dipastikan bukan sesuatu yang baik.
"Noona... Maafkan aku. Sepertinya hari ini aku tidak bisa ikut denganmu ke Busan. Aku harus lembur mengerjakan project baru dengan Namjoon Hyung. Besok aku akan menyusul jika tidak sibuk."
Seperti itulah isi pesan Jungkook yang dikirimkan 2 jam yang lalu kepada Jieun. Tentu saja membuat Jieun kecewa dan sedikit kesal. Karena hari ini sudah direncanakan jauh hari, dan Jungkook menyanggupi untuk datang. Masih dengan wajah kusut, dia membuka pesan Jungkook yang belum dia balas.
Rasa kesalnya semakin bertambah karena Jungkook seakan tidak mencarinya atau menanyakannya lantaran Jieun belum membalas pesan yang sebelumnya.
"Cih... Menyusul jika tidak sibuk" Jieun membaca kalimat pesan terakhir Jungkook dengan berdecih dan wajah kesal. Dengan kasar dia memasukan handphonenya ke dalam tas selempang kecilnya yang dia letakan di atas pahanya. Kemudian dia memalingkan wajahnya ke arah jendela dengan helaan napas dan membuangnya dengan kasar.
"Dasar bocah menyebalkan!" umpatnya dengan pelan.
Sesampainya di Busan, tepatnya di rumahnya Jieun memasang tampang ceria dan membantu Ibunya menyiapkan hidangan. Bagaimanapun, rasa kesalnya tidak boleh dia tunjukan kepada orangtuanya, apalagi di hari ulang tahun Ibunya. Walau dia sempat kesal harus menjawab pertanyaan Ibunya seolah dia membela Jungkook yang memang sedang sibuk.
Seakan kesibukannya menyiapkan hidangan membuat lupa kekesalannya dengan Jungkook. Sampai akhirnya, semua berkumpul di meja makan termasuk kedua orang tua Jungkook. Mereka semua menyanyikan lagu ulang tahun, dan juga Jieun meminta Ibunya untuk meniupkan kue yang dia sempat beli ketika sampai.
Kedua orang tua Jieun dan Jungkook tampak begitu bahagia dan ceria. Mereka saling adu bicara satu sama lain dengan cerita-cerita nostalgia mereka. Tidak ada yang menyadari wajah Jieun selama di meja makan yang tampak sedih dan murung. Jieun merasa ada yang kurang tanpa kehadiran Jungkook.
Jieun meninggalkan meja makan menuju kamarnya untuk melihat handphonenya dengan harapan ada balasan dari Jungkook. Jieun akhirnya membalas pesan Jungkook ketika baru sampai Busan.
Jieun terkesiap ketika melihat 2 missedcall dari Jungkook. Kemudian dengan cepat, dia kembali menekan nomor Jungkook untuk menghubunginya kembali. Cukup lama Jieun mendengar nada sambung yang berdengung di telinganya, sampai akhirnya dia kembali mengakhiri panggilan. Jungkook tidak mengangkat panggilannya.
Lalu Jieun kembali menghubungi Jungkook, dan masih sama mendengar nada sambung cukup lama. Wajah Jieun tidak bisa di artikan, antara ada rasa khawatir, kesal, sedih, dan semua perasaan bercampur menjadi satu. Dia kembali mengakhiri karena tidak diangkat.
Jieun menekan pesan untuk Jungkook. Dilihatnta, balasanya yang dia kirim sudah Jungkook baca namun tidak dibalas kembali. Akhirnya Jieun mengirim pesan kembali kepada Jungkook untuk segera meneleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful (Believe in Your Heart)
FanfictionTerpaut usia yang sangat jauh bukanlah masalah. Namun bagi wanita ini adalah masalah, terlebih usianya yg lebih tau dari pria yg sangat dia kenal sejak duduk di Sekolah Dasar. Beda usia 5 tahun membuat Park Jieun merasa tidak mungkin bisa menjalin...