Jieun terbangun dari tidurnya setelah matahari berhasil masuk melalui celah gorden yang menutupi jendela kamar itu. Tampak kebingungan melihat sekitar. Jieun mencoba untuk menegakan punggungnya dan menatap lurus kedepan.
Kemudian, dia menatap lengan dan bajunya yg tampak lebam serta berantakan. Dia menghela panjang dan membuangnya sedikit kasar. Namun, tidak ada rasa khawatir lagi di dirinya, tidak ada rasa takut lagi. Seakan kejadian semalam adalah hal yg dia relakan untuk terjadi demi kehidupan yg baru.
Kejadian semalam sudah membuktikan bahwa dirinya sudah tidak lagi menjalin hubungan dengan pria itu, dan tentunya dia sudah tidak peduli dengan kedua temannya yg kini juga sudah menjadi mantan. Baginya, saat dia terbangun hari ini dari tidurnya adalah sebuah permulaan yg baru yg akan dia jalani. Seakan peristiwa semalam tidak membekas sama sekali di dalam dirinya.
Hanya beberapa penyesalan, yg mungkin masih bisa dia atasi. Sekarang dia hanya akan memulai hidupnya yg baru dengan baik. Dia akan membayar semua kesalahannya dulu dengan hidupnya yg sekarang.
Jieun kembali.
____
Kenop pintu kamar tersebut dibuka oleh seseorang. Dengan susah payah. dia berhasil membukanya dengan nampan berada di tangannya.
"Kau sudah bangun Noona?" tanya pria itu.
Jieun hanya diam dan memperhatikan pria itu meletakan nampannya dengan hati2 di meja samping tempat tidur.
"Ini... Apartemenmu?" tanya Jieun.
"Iya. Apartemenku." jawab Jungkook seadanya dan mengambil duduk di pinggir tempat tidur.
"Hmm... Baik juga temenmu itu." ujar Jieun mengangguk2an kepala dan melihat sekitar. Dia sudah bisa menebak bahwa memang ini bukan Apartemen Jungkook.
"Kau tau darimana ini punya Namjoon hyung?" tanya Jungkook kebingungan.
"Tentu saja sudah terlihat. Kamar ini sama sekali bukan tipemu. Bahkan interior dari apartemen ini pun sudah menunjukannya." ujar Jieun sebelumnya berdecih.
"Kau memang paling tahu soal aku." ucapnya sambil meraih mangkok di atas nampan tersebut.
"Makanlah. Aku baru membelikannya." ucap Jungkook menyodorkan mangkuk itu.
Jieun melihat, di nampan tersebut masih ada mangkuk berisi air, serta beberapa obat diletakan disana.
"Ini untuk lukamu. Biar aku kompres." ucap Jungkook lagi. Jungkook mengambil handuk kecil, kemudian mengusapnya perlahan di bagian lengan Jieun yg lebam.
"Jungkook-ah... Kau tau aku bukan bocah, aku bisa melakukannya sendiri." ucap Jieun menatap pria di depannya.
"Ya aku tau. Aku hanya ingin melakukannya untukmu. Kau diam saja dan makan makananmu." ucap Jungkook datar tanpa menoleh ke Jieun. Dia tetap fokus kepada lengan Jieun yang sedang di kompres.
"Jungkook-ah..."
"Hm apa lagi?" jawab Jungkook dengan malas.
"Gomawo...."
Jungkook menghentikan pergerakan tangannya yg sedang mengusap lengan Jieun. Kemudian dia menatap mata Jieun.
"Terima kasih sudah menolongku." ujar Jieun kembali. Jungkook masih memperhatikannya.
"Aku tau, pasti banyak sekali pertanyaan di kepalamu. Tapi, ku rasa itu tidak perlu lagi dipertanyakan. Apa yg terjadi padaku selama di Seoul ini memang murni kebodohanku. Aku pantas mendapatkan perlakuan seperti itu. Seperti yg sudah pernah ku katakan...."
"...Aku bukanlah Jieun yg kau kenal dulu. Jieun yg sedang kau lihat sekarang adalah hanya wanita bodoh yang tidak tau apa2 soal hidup. Jieun yg kau lihat sekarang adalah wanita menjijikan. Jieun yg kau lihat sekarang adalah wanita yg paling mengecewakan. Tidak ada yg bagus dariku selain wajahku yg cantik. Namun sekarang wajah ku sudah tidak ada artinya lagi. Dulu ku menganggap semua akan sangat bernilai dan menguntungkan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful (Believe in Your Heart)
FanfictionTerpaut usia yang sangat jauh bukanlah masalah. Namun bagi wanita ini adalah masalah, terlebih usianya yg lebih tau dari pria yg sangat dia kenal sejak duduk di Sekolah Dasar. Beda usia 5 tahun membuat Park Jieun merasa tidak mungkin bisa menjalin...