[ABINARA 7]

255 24 4
                                        

Abi menatap Inara datar, cewek itu tersenyum teramat riang yang sialnya membuat Abi semakin kesal. Abi masih menyesali perbuatannya tadi, membantu Inara berakting menjadi pacarnya.

"Wah, gila banget sih. Vito kalah telak!" pekik Inara sedikit meloncat saking girangnya, Abi yang menatap itu jadi campur aduk, kesal namun juga sedikit senang melihat tingkah menggemaskan Inara.

Tunggu...menggemaskan? NO!

Abi dengan cepat menstater mesin motornya, hendak pulang karena tidak mau berlama lama menyaksikan tingkah absurd milik Inara, kakak kelasnya itu.

"Loh, lo mau kemana?" tanya Inara seraya memegang lengan jaket Abi.

Abi melirik tangan Inara yang menempel di jaketnya," lepasin." Abi menatap tajam Inara.

"Em, Okay. Sorry," ucap Inara gugup seraya melepaskan tangannya dari lengan jaket milik Abi.

"Tungguin gue napa Bi, gue mau ambil motor di parkiran nih. Mana uda sepi banget lagi nih sekolah," pinta Inara seraya curhat sedikit tentang sekolah yang sudah sepi, dan dia takut untuk mengambil motornya di parkiran.

Pantas saja sekolah sudah sepi, karena Inara dan Abi menunggu kepergian Vito dan anggota Andromeda terlebih dahulu, sialnya mereka pergi setelah sore tiba, mau tak mau Inara harus menerima kenyataannya.

"Buru, lama gue tinggal," balas Abi akhirnya, namun seperti biasa dengan wajah juteknya yang membuat Inara tidak enak.

***
Abi mengusak rambutnya yang basah menggunakan handuk, kemudian menyampirkan handuk ke tempat biasa. Segar sekali mandi di sore hari setelah bercapek capek ria.

Abi teringat sesuatu, di sekolah tadi Inara ngasih sekotak Bakpao kepadanya. Rasa lapar yang mendera mengharuskan Abi cepat cepat ingin memakan Bakpao pemberian Inara tersebut. Bukannya tidak ada makanan di rumah, hanya saja Abi ingin mencicipi dan menyantap Bakpao buatan Inara.

Tanpa pikir panjang, Abi menghampiri meja nakas sebelah tempat tidur, Abi ingat sepulang sekolah tadi dia meletakkan sekotak Bakpao pemberian Inara di atas nakas, kenapa sekarang menghilang?

"Anjani?" panggil Abi kepada Adik kembarnya.

"Apa Bang? nggak usah teriak teriak, gue di ruang keluarga!" teriak Anjani dari kejauhan yang suaranya sedikit samar di telinga Abi.

Dengan cepat Abi menuju ruang keluarga, hendak menanyakan apakah Anjani melihat sekotak bakpao di nakas kamarnya. Namun yang Abi lihat sekarang sungguh sangat membengongkan.

"Bang, Bakpaonya kok enak. Lo beli dimana?" tanya Anjani seraya menunjukkan Bakpao yang sudah ada bekas gigitannya kepada Abi.

"Iya loh Bi, lain kali beli lagi deh," sambung Arsyi yang ternyata ikut menyantap Bakpao pemberian Inara untuk Abi itu.
Abi yang melihat itu hanya menghela nafas panjang. Bakpao yang sangat ingin dia makan hampir tandas di makan Adik dan Bundanya.

"Kalian kok nggak bilang Abi dulu, kalo mau makan tuh Bakpao," sungut Abi kesal.

"Kan tinggal beli lagi sayang, jangan marah dong," ucap Arsyi dengan mulut yang masih menggembung karena penuh Bakpao, wajahnya menampilkan wajah menyesal dan bersalah.

ABINARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang