[ABINARA 35]

132 16 0
                                    

Teman teman Inara yang tidak kuat mengintip drama romantis Abi dan Inara lewat kaca pintu, akhirnya masuk juga dengan langkah saling dorong, takut suasana hati Inara kembali buruk setelah kedatangan mereka.

Abi dan Inara terkejut dan langsung melepas pelukan mereka. Abi merutuki teman temannya yang masuk tiba tiba itu, padahal Abi mengatakan bahwa teman temannya boleh masuk kalau Abi sudah ngasih kode, belum sempat Abi memberikan kode, mereka malah sudah berdiri berhimpitan di dalam ruangan Inara.

"Um. Sorry Na, gue belum ngasih tau kalo sebenarnya gue kesini bareng mereka," ucap Abi seraya menggaruk tengkuknya
yang tidak gatal.

Teman teman Inara menatap Inara dengan tatapan tegang, takut kalau Inara marah karena Inara tak kunjung menjawab setelah Abi mengatakan bahwa Abi datang bersama mereka.

"Gapapa kan, kita jenguk, lo?" tanya Faira dengan tersenyum garing.

Inara mengangguk, kemudian merentangkan tangannya lebar lebar.

"Boleh dong. Lama banget sih datengnya, sampe lumutan nih gue nunggu kalian," balas Inara tersenyum dan masih merentangkan tangannya lebar lebar.

Viola, Gina, dan Faira berlari kecil dan menghambur ke pelukan Inara. Lama sekali mereka tidak bersama, betapa saling merindukannya mereka.

"kangen banget!" ucap Viola seraya memeluk Inara erat erat. Mereka benar benar sangat takut kehilangan sahabatnya itu.

"Maafin kita karena jauhin lo waktu itu," ucap Gina dengan air matanya yang merembas.

"Iya, Na. Maafin kita yaaa. Harusnya kita ada di samping lo waktu itu," sambung Faira yang juga menangis.

"Sudah gue maafin, gue tau kok kalian nggak bermaksud kayak gitu." Inara mengusap punggung teman temannya, hatinya juga berdenyut sakit melihat ketulusan sahabatnya. Bodohnya Inara yang tidak pernah mempercayai ketiga sahabatnya itu, Inara jadi merasa bersalah.

"Gue juga minta maaf sama kalian karena tidak pernah cerita apapun ke kalian," ungkap Inara seraya menangis.

Viola, Gina, dan Faira mengangguk serempak. Kemudian mereka melerai pelukan mereka dan mengusap air mata mereka masing masing lalu tertawa bersama.

"Sudah, peluk pelukannya? sekarang giliran gue yang peluk," celetuk Egi yang tiba tiba merentangkan tangannya hendak memeluk Inara.

"Gi, mau mati lo?" ancam Abi.

"Weh! santai bro, ngga jadi deh, udah ada pawangnya ternyata." Egi mundur dan tidak jadi memeluk Inara, kemudian mereka bertujuhpun tertawa bersama.

Mereka bertujuh sudah berjanji untuk tidak membahas tentang siapa yang menyebar video dan foto senonoh milik Inara, mereka memutuskan untuk menyelesaikan kasus ini tanpa sepengetahuan Inara, ini semua demi kesembuhan mental Inara.
Hari ini mereka juga berjanji untuk menghibur Inara sepenuhnya, mereka benar benar kehilangan sosok Inara yang ceria dan aktif.

***
Keesokan harinya, Abi dan teman temannya melancarkan aksi keduanya, yaitu untuk menyekap Kalila dengan bantuan Feli.

"Rencana kita harus berhasil, kalo gagal karir bokap lo jadi taruhan," ancam Viola kepada Feli yang kini berdiri di depannya.
Sekali lagi, ancaman Viola tentang karir Ayahnya Feli itu bohong. Mereka tidak sejahat itu untuk menggunakan kekuasaan. Itu hanya untuk membuat Feli kapok dan berbalik membantu rencana Viola dan kawan kawan.

"Gue janji, rencana ini bakal berhasil," balas Feli. Kemudian Feli meninggalkan Viola untuk melancarkan aksinya membawa Kalila ke ruang Osis.

Feli menemui Kalila yang tengah memakan permen caca di bangku taman. Seperti itulah Kalila, gadis mungil yang wajahnya setara imutnya dengan anak SD dan menyukai makanan makanan anak kecil untuk menambah citra keimutannya.

ABINARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang