[ABINARA 21]

190 29 1
                                    

Inara yang sedari tadi bertanya tanya akan dibawa kemana dirinya oleh Abi, kini terjawab sudah semua tanyanya. Inara menatap rumah mewah yang terlihat sederhana dan tak asing di matanya.

"Ngapain ngajak gue ke rumah lo?" tanya Inara bingung.

"Papa gue pulang," balas Abi. Melepas helmnya, kemudian turun dari motor sport hitam miliknya.

Inara mengerutkan dahi, " Apa hubungannya sama gue, kalo Papa lo pulang?"

"Udah ikut aja, Bunda udah nungguin di dalam." Abi melenggang pergi begitu saja setelah menjawab pertanyaan Inara dengan jawaban yang sungguh tidak memuaskan.

Mau tidak mau, karena Inara tak punya pilihan, akhirnya Inara mengikuti langkah kaki Abi untuk masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum, Bund, Pa," salam Abi, diiringi dengan jawaban dari dua pasangan paruh baya yang masih terlihat muda itu.

Inara masih setia mengekor di belakang Abi.

"Nah, ini dia jagoan Bunda sudah pulang," ucap Arsyi setelah menjawab salam. Tangannya sibuk menata meja makan yang kini sudah penuh oleh masakan Arsyi.

"Salim gih," ucap Abi mengingatkan Inara. Karena sedari tadi gadis itu hanya bengong dan melamun.

Inara dengan gerakan gugup, melangkah maju dan mencium punggung tangan Arsyi, " Assalamualaikum, Tante."

"Waalaikumsalam, Masya Allah, ada anak cantik juga ikut kesini ternyata," balas Arsyi girang menampilkan senyum ramahnya.

"Duduk duduk, Nak. Tante mau panggil Papanya Abi untuk turun dan makan. Abi temani Inara ya." Arsyi pergi meninggalkan meja makan setelah mengerlingkan sebelah matanya guna menggoda Abi.

Abi hanya terkekeh kecil melihat tingkah Bundanya yang selalu tampil seperti anak muda itu. Kemudian menemani Inara duduk di meja makan.

"Memangnya Papa lo pulang dari mana?" tanya Inara penasaran. Karena Abi selalu bilang bahwa Papanya belum pulanglah, Papanya nggak ada sinyal lah, Papanya selalu telfon disaat yang tidak tepatlah.

"Pulang dari tugas. Papa gue TNI, Na," balas Abi. Membuka aplikasi instagramnya, kemudian mengetik komentar di postingan milik Egi yang notabenenya adalah selebgram yang sedang naik daun___untuk mengusir kecanggungan antara dia dan Inara.

Inara yang mendengar bahwa Papa dari Abi adalah seorang TNI, langsung menciut. Inara takut jika nantinya tidak diperbolehkan untuk main dengan Abi. Yang Inara tau, TNI itu wataknya keras.

"Ini loh Pa, temannya Abi yang Bunda ceritakan di telfon waktu itu." Arsyi kembali dengan membawa sosok Bangga Perwira, Papa dari Abi___ memperkenalkan Inara dengan Ceria.

Bangga yang menatap putranya duduk bersebelahan dengan akur bersama temannya itu membuat hatinya menghangat. Lama sekali Bangga tidak melihat ekspresi cerah dari putranya, selama ini yang Bangga lihat hanyalah eskpresi dingin dari putranya. Kecuali dengan Arsyi, putranya itu selalu menampilkan wajah cerahnya.

"Temannya Abi?" tanya Bangga berbasa basi.

Inara yang gugup melihat tubuh tegap Bangga pun langsung berdiri dan salim kepada Bangga, kemudian nyengir seperti anak kecil, "Iya Om, saya Inara."

Bangga menanggapi Inara dengan senyum.

"Anjani, ayo sini nak makan. Ini loh mau dimulai makan siangnya," teriak Bangga, meneriaki Anjani yang tak kunjung keluar dari kamarnya.

Mendengar teriakan Bangga, gadis manis kembaran Abi itu berlari kecil keluar dari kamarnya, dengan masih mengenakan seragam sekolah seperti Abi dan Inara.

"Eh, ada kak Inara juga?" sapa Anjani senang.

Inara membalas senyum Anjani, " Hai, Jani."

Abi yang ternyata curi curi pandang kepada Inara ikut tersenyum, sejak pagi tadi Inara tidak senyum sama sekali, bahkan dengan Viola, Gina, dan Fairapun dia ketus. Syukurlah, dengan membawa Inara makan siang disini Abi bisa melihat senyum Inara yang terbit.

"Ayo ayo, kita makan. Jangan lupa do'a dulu," ucap Arsyi bahagia, karena keluarga kecilnya tengah berkumpul sekarang.

Seisi meja makan tersebut memulai menyantap makanan mereka masing masing dengan diselingi canda tawa yang menghangatkan. Dan itu semua membuat Inara sedikit lupa akan bebannya.

***
"Makasih, uda nganter gue pulang," ucap Inara saat sudah sampai di depan pintu rumahnya.

"sama sama, Na," balas Abi.

Wanita paruh bawa dengan daster birunya keluar dengan wajah sumringah.

"Eh, Nak Abi. Masuk dulu atuh." Wanita itu Dewi.

Abi dengan senyumnya menolak sopan, "Maaf tante Dewi, mungkin lain kali saja."

Dewi yang memaklumipun hanya tersenyum mengiyakan, kemudian melenggang pergi hingga keluar pagar, dia hendak membeli kecap di warung.

"Ngomong ngomong, beso kan libur, Na," ucap Abi sedikit canggung dengan suasana.

"Terus?"

"Terus...lo mau nggak jalan sama gue, besok?"

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Sedikit dulu ya...takut kalian bosan :)

Baca Juga Cerita terbaru aku ya guys, judulnya My Superstar Delan, Kurang lebih seperti ini Blurbnya: 👇

Warning!!! cerita ini menabur banyak virus ke-uwu an, jadi harap berhati hati untuk para pembaca yang memiliki Uwu Phobia!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!! cerita ini menabur banyak virus ke-uwu an, jadi harap berhati hati untuk para pembaca yang memiliki Uwu Phobia!

Agni Putri Negara yang belum selesai dengan kisah masa lalunya, kini ia harus sengsara dengan datangnya sosok tak terduga yang selalu merecoki kesehariannya saat bekerja. Delana Neoma, aktor terkenal yang menyandang sebagai kakak dari salah satu murid perwalian Agni, kini terus muncul di hadapan Agni.

Delan mendapat projek film yang syutingnya harus dilakukan di SMA Ursa Mayora yang gedungnya bersebelahan dengan SMP Ursa Mayora tempat Agni mengajar. Disanalah Delan melancarkan aksinya untuk mengganggu Agni.

***
"saya mau disela sela syuting saya, saya ikut pelajaran Bu Guru secara privat," ucap Delan seraya tersenyum menyebalkan.

"Saya tidak menyediakan kelas B. Inggris privat."

"siapa bilang saya mau mempelajari B. Inggris dengan Bu guru?"

"Lalu?"

"Saya mau mempelajari hati Bu guru yang sepertinya sudah jatuh ke hati laki laki yang salah."

"Sinting ya, kamu!"

Jangan lupa vote dan komen🖤

ABINARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang