[ABINARA 4]

284 28 6
                                        

⚠️HARGAI KARYA ORANG DENGAN VOTE DAN KOMEN YAAA
TERIMAKASIH SUDAH MENGHARGAI KARYA SAYA❤️
Happy reading!!! :)
***

Abi menarik tangan Inara dan membimbingnya keluar dari tempat Billiard laknak itu, dan Inara hanya menurut kemudian ikut kemana Abi akan membawanya, yang penting jangan di tempat laknat seperti Billiard tadi. Inara takut.

"Naik," perintah Abi kepada Inara yang masih menunduk malu karena Abi, adik kelasnya itu memergoki dia sedang berada di tempat seperti ini.

Abi yang sudah menaiki motornya dan memakai helmnya menengok ke arah Inara yang masih diam tertunduk.

"Kenapa nggak naik?" tanya Abi heran dengan cewek di hadapannya ini. Inara yang diajak bicara malah terus menunduk dan menangis.

Abi berdecak.

"Nggak ada acara nangis, buru naik!" perintah Abi lagi, sudah dongkol dengan Inara yang hanya diam dan malah menangis. Merepotkan, pikir Abi.

"Gue nggak bisa pulang tanpa uang, Mama gue bakal marah sama gue," jelas Inara yang akhirnya buka suara seraya menatap Abi dengan tatapan sendu, di pipi cewek itu sudah terpapar jejak air mata dimana mana.

Abi terdiam sesaat, kemudian turun dari motornya, berjalan mendekat ke arah Inara yang masih menangis.

"Pake." Abi menyampirkan jaket kulit hitam yang semula dia pake ke atas pundak Inara yang terbuka, sehingga menyisakan kaus polos berwarna putih yang melekat di tubuh Abi.

"Gue nggak bisa pulang tanpa uang Bi..." Lagi lagi itu yang Inara ucapkan dengan tangisnya.

"Gue kasih pinjam," balas Abi singkat yang kemudian menarik tangan Inara untuk menaiki motornya, namun lagi lagi Inara menepisnya.

"Naik, atau gue tinggal," ancam Abi, karena malam semakin larut dan cuaca semakin dingin, melihat Inara yang berpakaian minim seperti itu membuat siapa saja yang melihatnya ikutan ngilu kedinginan.

Dengan terpaksa Inara menurut kepada Abi, Inara naik ke atas jok motor bagian belakang dan Abi di bagian depan. Abi melajukan motornya membelah jalanan dengan Inara bersamanya.

Inara tidak tahu kemana Abi akan membawanya pergi, entah mengapa Inara tidak ada niatan untuk menanyakan hal tersebut, gadis itu masih terguncang karena insiden di Billiard tadi.

***
Inara terperangah saat mengetahui kemana Abi membawanya. Inara disuguhkan dengan pemandangan sebuah rumah sederhana namun terkesan mewah di depan matanya.

"Turun," perintah Abi seraya mematikan mesin motornya.

"Ini dimana?" tanya Inara seraya celingukan memandang sekitar.

"Udah, buru turun," perintah Abi kembali karena Inara yang disuruh turun tak kunjung turun, malah bertengger manis di atas jok bagian belakang motornya.

"Bi, lo nggak mau ngapa ngapain gue kan?" tanya Inara ngawur dan dibalas dengan decakan oleh Abi.

Wajah Abi berubah jadi kesal karena tingkah Inara, Inara yang melihat itu akhirnya memilih nurut begitu saja. Inara turun dan mengikuti langkah Abi untuk masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum," salam Abi seraya membuka pintu utama, bertepatan dengan seorang wanita cantik berjilbab yang menyambut Abi di ruang tamu.

"Waalaikumsalam, Abi gimana? kamu sudah berhasil bawa Egi pulang dari Billiard yang nggak nggak itu?" balas salam wanita berjilbab itu yang berujung dengan pertanyaan.

"Sudah, Egi pulang duluan sama Dani Bun, tadi," jawab Abi lembut, berbeda dengan sikapnya yang selalu disuguhkan kepada teman temannya dan juga Inara.

Oh, Jadi Abi datang ke Billiard laknat itu karena temannya...

ABINARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang