19

644 80 78
                                    

Bodoh sekali author ini, ketiduran sampe lupa ga ke puskesmas buat cek kesehatan.. pauk!!










...


Memasuki ruangan pria pimpinan utama divisi tingkat dua. Elinor dan Severus berhadapan dengan pria tersebut dan ia menceritakan dimana posisi dan jabatan wanita itu akan bekerja. " Apa! Aku menjadi Hakim? "

" Yes, Mrs. Snape " Elinor tak menyangka atas pernyataan yang sempat pria berkumis lebat itu katakan padanya. " Aku bukan Sarjana hukum! Mr. Crouch "

" Kau memiliki keistimewaan, Mrs. Snape, kau bisa menjadi salah dari hakim kami. Dengan alasan— "

" —Kau harus mempelajari hukum dasar dan ketetapan utama penerapan hukum Kementerian Sihir dalam persidangan selama dua Minggu, Mrs. Snape "

" Apa? Dua Minggu?!! Are you mad!! " Elinor kesal, Severus mengusap punggungnya berusaha menenangkan nya. " Tenanglah Elinor, biarkan dia memberikan penjelasan "

" Continue " Elinor pasrah.

" Kau akan kami ajar dan arahkan kedepan selama dua minggu penuh, mulai dari jam 10 pagi hingga jam 3 siang, sekertaris ku sendiri yang akan mengajarimu dan mendatangi rumahmu, Mrs. Snape "

" Tanpa pekerjaan rumah dan tugas tambahan! "

" Baiklah, tanpa semua itu "

" Excellent.. aku masih punya bayi dan suami. Excuse me, Mr. Crouch " tanya Elinor ragu, mengenai bagaimana kedepannya ia bekerja. Ia tak berkenan hati menanyakan hal tersebut. " Jadi begini Mrs. Snape.. aku yakin kau pasti menanyakan seperti apa kau bekerja kedepannya. So, setelah kau belajar selama dua minggu lamanya. Kau akan kami tes, dan praktek mengenai persidangan. "

" Dan aku yakin 1000% kau akan lulus, lalu kau akan melakukan sumpah jabatan dan kau akan bekerja bersama Kementerian Sihir Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir— "

" —Tak perlu ragu, gaji mu akan langsung masuk ke dalam brangkas mu di Gringotts, Mrs. Snape "

•×•×•×•×•×•×ווווווווווו

" Perkenalkan, aku Sarah Gosling.. aku sekertaris Mr. Crouch yang akan mengajarimu Hukum Sihir di Kementerian, Mrs. Snape "

" Senang bertemu denganmu, Ms. Gosling.. tolong jangan panggil aku begitu, panggil saja Elinor "

" Aku tidak bisa melakukan itu "

" Kenapa? "

" Kau akan menjadi atasanku nanti "

" Tidak dengan hari ini sampai dua minggu ke depan, Ms. Gosling "

" Panggil aku Sarah kalau begitu " keduanya saling terkekeh bersama, menceritakan sedikit hal sebagai tahap awal pengenalan dan pembelajaran. Tanpa terasa waktu pembayaran telah berakhir.

Severus sedari tadi memperhatikan istrinya yang tengah serius belajar dan melihatnya dari kursi depan perapian dengan memangku Aletha di pahanya. Ia sudah kembali sejak jam setelah makan siang, karena di hari itu ia hanya mengisi kelasnya mengajar untuk murid tahun pertama di jam pagi.

Ia semakin melihat persamaan dan perbedaan jelas antara dirinya dengan kekasihnya itu. Dengan lekat Severus menyadarinya, bahwa gadis itu memang seharusnya bisa menikmati hari mudanya dengan bercanda tawa dengan sesamanya, menikmati karir dan dunia kerjanya. Terbesit rasa bersalah di hatinya melihat Elinor yang semangat belajar memahami materi yang sangat sulit untuk dipahami olehnya dengan berbagi canda dengan wanita muda yang terpaut jauh usianya berjarak dengannya. " Sev, buatkan smoothies apel hijau dan pir untuk Aletha.. please " katanya memohon, Insting ke ibuan nya tak bisa berhenti karena Aletha sudah mulai merengek, sepertinya ia kelaparan.

Severus meletakkan duduk bayi itu di meja makan khususnya di samping meja makan tempat ibu dan wanita itu tengah belajar bersama. " Mamma mamm " rengeknya.

" Kiwi!, jangan rewel nak.. jangan ganggu ibu mu belajar ya sayang! " Bayi kecil itu seperti memahami apa yang ayahnya katakan itu pun kembali tenang dan tak merengek lagi selagi melihat kedua wanita itu sedang berbincang canda satu sama lain. " Awh.. putrimu sangat lucu, Elinor ". Puji Sarah dengan mencubit gemas pipi bayi kecil itu di sana. " Ya, dia hanya sayang pada ayahnya.. ibunya tidak " balas Elinor kesal selagi membaca buku tebalnya. " Dia menyayangi ibunya Elinor, jangan bersikap ke kanak kanakan "

" Bodo amat " sautnya, Sarah hanya dapat terkekeh melihat pertengkaran kecil di keluarga sederhana itu. Merasakan kehangatan pernikahan yang ia tak pernah ketahui seperti apa rasanya. " Umur berapa kau menikah dengan suamimu, Elinor? "

" 18 tahun! Jangan di coba, Sarah " jawaban itu membuat wanita di hadapannya itu terkekeh. " Memangnya kenapa? Apakah se mengerikan itu menikah muda "

" Tragis! "

" Kau bisa memiliki bayi lucu ini di usiamu yang semuda sekarang, Elinor.. itu adalah sebuah anugerah "

" Kata orang sih begitu "

" Kau hamil dan melahirkan di usiamu yang ke berapa? "

" Well.. aku tau aku hamil saat diriku 19 tahun akhir, melahirkan Aletha di pertengahan 20 tahun dan sekarang dia sudah setahun lebih " Jawab Elinor dengan senyumnya ikut tak menyangka. " Kau tau Elinor, di saat usiaku sepertimu aku masih berkutat dan berhadapan dengan banyak berkas, tinta, melakukan pengarahan belajar di Kementerian dan belajar di Azkaban selama beberapa waktu.. bersyukurlah karena di usiamu aku ingin seperti itu " Sarah berusaha memotivasi nya. Karena ia menyadari beban menjadi seorang ibu dan istri sangat lah berat.

Severus yang sedari tadi menyimak ia hanya bisa melihat percakapan keduanya dengan melihat ekspresi wajah istrinya prihatin. Terlihat ia memiliki beban di pundaknya.

Severus memberikan secangkir teh hangat untuk keduanya tanpa berkata sepatah katapun. Dan membuat kursi bayi itu melayang hingga mendekati dirinya dan Severus menyuapi putri kecilnya itu.

ווווווווווווווווו

Severus melepaskan kemeja hitam dan juga putih dalamnya. Kini tubuhnya bertelanjang dada dengan celana dalaman pendek di atas lutut. Ia masih melihat Elinor membaca buku tebal itu meskipun sudah berganti buku. Elinor memang gadis cekap tanggap yang bisa dengan cepat belajar dan memahami isi bukunya.

Menyusul wanita itu diranjangnya yang masih tertuju dengan bacaannya. Severus berbaring dengan mengarah pandang padanya. Elinor yang menyadari ia langsung memberi tanda pada lembar terakhir tempat kalimat ia membaca dan menutupnya.

Kini ia berbaring memeluk tubuh suaminya dengan menusap dada pria itu tak berbusana. Severus mengecup kening istrinya dan menusap helaian indah gadis itu menenangkan nya.
" Apakah aku bisa Sev? "

" Kau pasti bisa, dear! Aku yakin itu "

" El.. Do you love me? "

" Of course, I love you " Elinor memukul dadanya. Ia gemas, pertanyaan konyol macam apa itu. Dan bodohnya ia tetap menjawabnya.

" Kiss me! "

" Jangan kekanak-kanakan Sev "

" Mommy, kiss me!! "

" Jangan katakan itu! Sev, aku tau maksudmu "

" Mommy.. I need you "

" Nooo!! "

Denyut dan denyit dipan mereka berhasil menjadi penghangat diantara keduanya. Severus yang selalu gusar jika tak melumat bibir ranum istrinya tiap malam, Begitu pula Elinor yang tak pernah bisa menolak dari setiap usap dari pria itu yang menjadi suaminya.


















































TBC

BESOK PUSKESMAS MASIH BUKA GA YA? AUTHOR BODOH BANGET IH


SENENG BANGET AUTHOR.. KEMAREN BERHASIL MAKAN CIRENG AYAM🤗



THE WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang