36

347 44 8
                                    

Sore yang indah, dihabiskan bersama dengan kedua orang tercintanya. Membeli sejumlah peralatan yang sesuai dan memenuhi kebutuhan untuknya bersekolah di sekolah penampung para penyihir muda di Britania Raya.

Severus sedang memilih ukuran jubah untuk tubuh putrinya yang kurus kecil mengikuti ibunya. Aletha mengikuti apa yang ayahnya pilihkan di salah satu toko busana di Diagon Alley. Ia membayarkannya, dan Aletha menenteng tas berisikan perlengkapannya begitupula dengan Severus yang menenteng belanjaan putrinya.

Severus dan Aletha kehilangan jejak sang ibu, ia tak tau menghilang kemana. Severus meminta putrinya untuk memegang baju nya yang panjang dan berjalan bersembunyi di dalam balik jubahnya, keduanya berkeliling mencari sang ibu. Tetapi tetap tak ketemu juga.

Melihat sarung tangan mungil, sepatu kecil dan jubah hitam kecil mengingatkan Elinor pada bayangan dan keinginannya. Memasangkan benda benda mungil itu di tubuh putra kecilnya. Melihat jubah hitam kecil bermodel seperti milik Severus dalam bentuk miniatur membuat Elinor membayangkan putranya, miniaturnya seorang Severus Snape yang mungkin ada sedikit kemiripan dengannya.

Ia ingin memasangkan itu. Ia ingin melihat putranya bertumbuh hingga saat ini, tapi itu tidaklah bisa. Harapan besar itu membuatnya tak kuasa membayangkan hal indah itu terjadi, hingga menghasilkan bulir bulir yang berhasil melintasi wajahnya yang menyisakan senyuman pahit pada bibirnya yang senantiasa lesu kepada siapapun.

"Mommy" panggil Aletha sembunyi sembunyi dari jubah ayahnya.

Elinor mencari asal suara itu, melihat putrinya dan Severus. Ia tak sempat mengusap tangisnya, Severus tau jikalau Elinor kembali teringat dengan kejadian itu. Ia mendekap tubuhnya. Elinor menghapus basah di wajahnya, Severus justru memegang erat putri dan istrinya lalu membawanya kembali ke Spinners End.

"Mom.. apa kau baik baik saja?"

"Tentu sayang, mom hanya teringat dengan dirimu kala kecil dan menggemaskan. Harusnya dulu mommy memakaikan mu jubah kecil seperti ayah.. mengingat kau menjiplak dari ayahmu" Elinor menyunggingkan senyuman kepada putrinya.

Severus memasakkan makan malam, Ketiganya sudah duduk di meja makan dan saling bersantapan. Elinor tak berbicara sedikitpun, ia masih memikirkan bagaimana caranya membagi waktu untuk waktu waktu terakhir putrinya sebelum bersekolah. Meskipun harapan itu masih terasa besar di tangannya, melihat jemari kecil yang menggenggam tangan nya dengan kuat. Dari dalam pikirannya.

"Dad.. asrama apa yang nanti akan aku dapatkan?"

"Daddy harap Slytherin, semua darahku tercurah untuk itu, dan dad harap kau juga begitu sayang" Severus mengacak rambut hitam panjang putrinya, gadis kecil itu terlihat senang dan sumringah.

"Kalau menurut mom aku akan masuk mana?" Lamunannya terpatahkan, Elinor kembali sadar jika keluarganya membutuhkannya saat ini. "Uhm.. mana saja. Terlebih berharap mom ingin kau di Ravenclaw.. menjadi anak manis penurut dan pintar seperti mu sekarang"

"Kenapa ibu tak mau aku di Griffindor?" Aletha penasaran. "Kalau kau masuk Griffindor ayahmu tak akan mengurusmu dan perduli denganmu sayang. Lebih baik Ravenclaw, atau menjadi anak penyayang di Hufflepuff"

"Elinor.. jangan kau cuci otak anak kita, aku ingin dia di Slytherin." Canda Severus di tengah meja makan.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya dad, aku tak ingin watak watak menyebalkanmu menurun padanya. Aletha menjadi gadis manis penyayang dan lembut juga berkat menurun gen dari ku"

Gadis kecil itu terkekeh mendengar perkataan ibunya yang memang benar adanya. Ayahnya yang senang menggerutu, tegas dan teramat posesif. Sedangkan ibunya ingin ia menjadi anak baik dan pintar yang bisa pergi kemana pun dan bebas berkelana.

THE WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang