20

689 73 20
                                    

Menjalani hari nya menjadi seorang ibu yang kembali menjadi seorang pelajar membuat Severus menyadari bahwa tugas istrinya semakin berat, ia berusaha mengurangi beban sang kasih.

Severus memutuskan melaksanakan tugas rumah dan juga pekerjaan nya meskipun Elinor selalu menolak untuk di bantu. Selalu meminta bantuan peri rumah kala mereka merasa lapar, Severus selalu berusaha meringankan Elinor dari putrinya ke terkecuali untuk tugasnya menyusui si bayi. Severus sangat memperdulikannya.

Tanpa terasa hari berlalu dengan cepat, dengan Elinor semakin tercerahkan akan ilmu mengenai bidang kerja yang kelak akan ia tekuni, dengan berdiskusi dengan Severus pula lah membuat ia semakin merasa damai dalam mengambil contoh dari permasalahan kecil yang ia hadapi sebagai tugas dari wanita yang mengajarinya.

Di setiap akhir sesi pembelajaran, Sarah selalu memberikan kemajuan apa yang sudah Elinor capai dan kebutuhan apa saja yang Elinor butuhkan dari suaminya yang lebih dari hanya sebuah dukungan. Severus menerimanya dengan baik, untuk kebaikan kedepan terkasihnya.

וווווווווווווו

"Ms. Snape, apa kau sudah siap untuk ujian kali ini?"

"A-aku siap" balas nya yakin, berbalik dan menatap diri suaminya yang melempar senyuman hangat menyemangati nya untuk melakukan prosesnya.

Elinor harus menyelesaikan 400 butir soal dengan di wajibkan menyelesaikan satu lembar esai. Ia merasa tak yakin mampu setelah membaca berapa banyak soal yang tertera pada lembaran kertas yang berada di tangannya.

Ia kembali teringat dengan perkataan pria yang selalu berada di sisinya sebelum ia datang bersamanya ke pusat pemerintahan dunia sihir itu.
"Biarkan hati dan logika mu bekerja Elinor.. tidak ada jawaban mustahil bahkan tak yakin dengan semua pencapaian dan usahamu yang menuntun mu berjalan sejauh ini. Hanya ujian, Baca, pikirkan, kerjakan, dan lupakan."

Elinor kembali meyakinkan diri, ia yakin dapat menyelesaikan semuanya. "Waktumu mengerjakan akan di batasi Ms. Snape, hanya selama 3 jam!"

"Apa!! Hanya 3 jam saja begitu?!!" Pikiran nya semakin kacau. "Waktu di mulai dari sekarang." Elinor mengfokuskan seluruh isi pikirannya, dan berusaha menyelesaikan seluruh jumlah soal selama waktu yang tersisa.

Severus setia menunggu wanitanya yang tengah berjuang di dalam sana. Ia mulai membaca buku tebal yang sempat Elinor bawa dan ia titipkan pada nya. Membuka tiap lembar, mendalami isi didalamnya membuat Severus tersadar bahwa hukum sihir sangatlah rumit.

Ternyata hal itu adalah alasan bagi Elinor sering mengacak acak rambutnya dan tak ingin di ganggu selama beberapa hari sebelum hari ujian berlangsung.

Tak terasa waktu berlalu, Elinor dapat mengerjakan keseluruhan soal dengan esai yang ia karang seadanya. Rasanya otaknya ingin pecah saat itu juga. Keluar dari ruangan tersebut, Elinor melihat Severus yang mulai bangkit dari posisinya semula dan menyambutnya.

Elinor berlari, membuka lebar kedua tangannya. Ia menghantam tubuh Severus kencang hingga ia terdorong ke belakang. Severus langsung mengusap helaian rambutnya, menenangkan gadis itu yang tengah gundah. "Aku asal mengarang lembar esai ku, Sev"

"Lalu kenapa? Sayangku"

"Maafkan aku"

"Untuk apa? El?"

" Karena aku tak bisa lulus nanti karena aku menyia-nyiakan kesempatan yang ada" Pipinya telah terbasahi oleh pelupuk matanya yang tak mampu menahan banjirnya. Severus membawanya lebih rekat, membuat gadis itu sepenuhnya bersandar padanya. "Aku tak pernah memaksamu untuk berhasil masuk kedalam lembaga ini, aku tak menuntut mu apapun, aku baru saja menyadari menjadi dirimu sangatlah sulit.. dan kau berhasil melaksanakan tugasnya. Tuhan akan memberikan rencana yang terbaik atas semua usahamu selama ini.. Tenanglah sayangku" Elinor kembali menenang.

THE WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang