38

347 43 58
                                    

Memperhatikan berkas dari kejauhan, menikmati secangkir koi dan merokok Elinor berusaha memahami kasus terbaru kali ini. Hukuman untuk Bellatrix Lestrange.

"Sepertinya kau harus memutuskannya segera El.. Kau tau betapa mengamuknya Bellatrix" tambah sang atasan berusaha membantu. "Jikalau kita datangkan ia ke persidangan itu justru berbahaya. Bukankah begitu? Wanita itu jauh lebih kuat dari kita semua"

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Memberikan putusan kalau kita menyita seluruh kekayaannya dan mengurungnya di Azkaban seumur hidup" Elinor menemukan putusannya. "Kau selalu bisa di andalkan El" ia mengecup kening wanita itu.

"Thanks Karl, kau membantuku"

"Semua karena dirimu sendiri. Oh iya, bagaimana kabar Aletha?"

"Baik baik saja, tapi.."

"Tapi kenapa?" Karl menanyainya. "Ia menangis semalam, sepertinya ia tau permasalahan ku dengan Severus"

Elinor mengistirahatkan dirinya duduk di sofa. Menutupi wajahnya dengan tangannya sendiri, ia frustasi. Kini ia mengabaikan semuanya. "Aletha hanya merindukan ibunya sementara waktu.. sebaiknya kau harus menghabiskan waktu dengannya akhir pekan ini"

"Tapi tugasku Karl.. akan ada sidang tambahan untuk besok ini"

"Bawa ia datang ke sini.. bukankah kau sering membawa bayinya kemari?" Elinor hanya mengangguk menatap pria lembut itu. Ia memikirkan kembali apa yang dikatakan pria tadi.

Akhir pekan tiba. Elinor datang ke Hogwarts melalui perapian ruangan Severus rupanya sang empu tak ada di sana. Melihat kertas menempel di magnet pintu. Elinor membacanya sekilas. "Mommy Elinor ku sayang.. Aletha dan daddy pergi ke rumah nenek Eileen, kalau mom mencari kami.. kami ada di sana

Love Aletha & Severus"

Ia tersadar, ternyata ia sudah mengabaikan keluarganya terlalu jauh. Mungkin ini adalah langkah awal untuknya kembali memulai.

Mengetuk pintu rumah tua megah itu Elinor di sambut oleh ibu mertuanya yang merindukannya. "Baru saja aku membahasmu El.. Severus bilang ia merasa kasihan jika mengajakmu datang kemari, tugasmu semakin banyak sejak kau naik jabatan katanya"

"Iya Bu.. memang, aku kemari juga ingin menemui keluarga ku yang ku lupakan selama Minggu ini" Eileen mengusap pundaknya, ia merasakan betapa lelahnya menantunya bekerja terlihat dari mata yang tampak keruh dan lelah. "Mommy.."

Aletha berlari menuju ibunya dan memeluknya. Menggunakan tongkat sihirnya membuat putrinya tak terlalu berat ia menggendong putri semata wayangnya dan memenuhi wajah cantiknya dengan kecupan kerinduan. "Aku pikir mom tak akan datang ke sini"

"Bukankah mommy sudah janji padamu akan mengajakmu pergi dan beli ice cream tiap akhir pekan? Dan menemani ibu juga di kantor.. apa Aletha mau?" Tanya sang ibu kepada putrinya.

"Apakah di kantor ada Tante Sarah dan Om Karl, mommy?"

"Iya ada.. mereka mau mengajakmu main di kantor mommy"

"Iya mom aku mau" balas Aletha senang, karena ia merindukan ibunya teramat sangat. "Daddy, bolehkan aku pergi dengan mommy?"

Severus mendekati keduanya. "Sebentar ya sayang, kau tetap di sini terlebih dahulu, ada yang ingin dad bicarakan dengan mommy mu"

Severus mengusap punggung tubuhnya dan mengajak istrinya itu menuju kamar tempat tidur keduanya. Severus mengunci pintu kamar itu dan membuat mantra peredam suara di sana supaya mereka tak mendengar pertengkaran keduanya. "Siapa Karl?"

"Dia atasanku! Snape"

"Tak mungkin kau sedekat itu padanya bahkan sampai putri kita dekat dengannya" Severus meninggi. "Kedekatan ku dengannya hanya sebatas itu. Karena Karl juga aku bisa meyakinkan divisi ku untuk menjadikan ku hakim perempuan pertama di kementerian. Karena dia yang membantuku selama ini!"

THE WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang