33

393 50 30
                                    

Memakai gaun hitam sepanjang lutut Elinor hadir bersama keluarga kecilnya ke Malfoy Mannor, sang empu sudah seperti keluarga semakin terjalin dekat terlebih sang penerus keluarga Malfoy itu tak terpaut jauh dengan putri keluarga nya, Aletha Snape.

"Draco.."

"Aletha.." jerit keduanya bersamaan.

Draco langsung berlari turun dari tangga menuju meja makan di mana Aletha dan kedua orang tuanya baru menginjakkan kakinya di sana. Keduanya saling berpelukan, sangat menggemaskan. Terlebih mereka masih melangkah dengan kaki kecil mereka. "Awas nanti jatuh, Drake"

Khawatir seorang ibu, namun justru di kesampingkan putranya. Untungnya wajah tampan itu tidak mencium lantai kastil itu. "I miss you"

"Sejak kapan bocah itu tau kata rindu?" Celetuk Snape tak menyangka, "Bercermin pada ayahnya yang selalu mengatakan itu kepada ibunya setiap pulang kerja"

Severus hanya ber'oh' ria. "Daddy, rindu artinya apa?"

"Saat Aletha lama tidak bertemu Draco, itu yang di rasakan. Rindu" balas sang ayah menjadi jawab. "I miss you to, Draco"

Orang tua sepasang bocah itu saling terkekeh melihat putra dan putri mereka sebentar lagi akan merayakan ulang tahun mereka yang ketiga. Kedua bocah itu berjalan bergandengan menuju orang tua mereka di depan meja makan yang dipenuhi hidangan menggiurkan.

"Anak kita sudah saling bersapaan tetapi orang tuanya belum" awalan Narcissa memulai pembicaraan.

Narcissa langsung memeluk tubuh istri Severus, memberikan kecupan di pipi kanannya dan tersenyum lembut melihat sahabatnya yang terikat karena merasakan kesamaan sebagai seorang ibu itu kini berada di hadapannya. "Kau terlihat berseri sekali Elinor, seperti ada sesuatu yang berbeda"

"Elinor sedang sakit sebetulnya, tapi ia memaksakan untuk datang kemari.. karena itulah dia berdandan tebal begitu" balas Severus kesal melihat istrinya berias tebal, menurutnya sangatlah mencolok. "Kau memang sudah dasarnya sangat cantik El, wanita Prancis memang seperti jelmaan Dewi Yunani. Cantiknya tidak pernah gagal"

Pujian itu justru membubuhkan rona merekah di kedua pipi Elinor, ia tersenyum dengan sangat elegan. Sebetulnya ia tak bisa untuk tersenyum, bagian perutnya terasa sangatlah sakit. "Ku bilang apa, kau cantik apa adanya, wife"

"Maksudmu aku jelek dandan begini? Bukankah aku berdandan begini agar kau bangga memiliki istri secantik diriku, suami!!" Cecar Elinor membuat seluruh tubuh Severus seperti terkena serangan listrik, ia memberikan ungkapan yang salah.

Severus bingung untuk berbuat apa kepada Elinor, sejak kehamilannya kali ini ia berubah drastis menjadi sangat sensitif. Mudah marah dan sering melempar sandal jika ia kesal dengan Severus, mungkin melempar sandal akan menjadi kebiasaan barunya ke depan.

Elinor menatap Severus yang terlihat seperti biasanya, tanpa ekspresi.

Severus mengecup kening istrinya dan mengusap lembut rambutnya dan berbisik, "Kau sempurna, 'perhiasanku'."

Elinor merasa meleleh tapi ia berusaha menahannya, ia menampakkan seringai sekilas. Tapi Severus tetap saja tau seperti apa isi hati kekasihnya. Elinor hampir 90° mengalami perubahan kepribadian nya. Hidup bersama pria dingin yang tak kadang berkata sarkastik kepadanya dan hidup di lingkungan para Slytherin membuatnya bertingkah begitu mengikuti cara mereka berpikir. Meskipun keras kepala dan ingin memenangkan apa yang menjadi keinginannya masih mendarah daging bagi wanita asal Griffindor itu.

"Lucius mana?" Tanya Snape melihat Narcissa sendirian bersama putra tunggalnya. "Sebentar lagi pul—"

"Hei.. kalian rupanya sudah datang, cukup awal dari yang ku perkirakan" Lucius langsung memeluk hangat dengan menepuk punggung sahabatnya. "Kabarmu baik kan, mate"

THE WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang