"Bar, nanti tolong cek abstrak yang aku bikin ya?" ucap gue ke Bara tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan dari layar 14 inchi yang ada di depan gue.
Setelah selesai nemenin Bara main futsal tadi, gue sama dia sempet pergi ke tempat makan terdekat. Setelahnya Bara ke rumah gue.
Rencananya hari ini gue sama dia mau nyelesein tugas bikin makalah dengan format layaknya Jurnal buat mata kuliah Perilaku Politik.
Gue ambil contoh studi kasus Perilaku Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019 Di Kabupaten Bogor Utara.
Sedangkan Bara sendiri ambil contoh studi kasus Perilaku Politik Pada Demokrasi Transisi Di Provinsi Jawa Barat.
Mumpung di rumah gue cuma ada gue sama Bara. Jadi kita bisa lebih fokus nyelesein tugas. Karena biasanya kalau ada orang tua gue, pasti Bara diajak ngobrol sama mereka.
Mau ngerjain di perpustakaan kampus juga nggak mungkin karena udah mau malem. Jadi ya sekalian aja ngerjain di rumah gue. Nggak harus selesai malam ini, tapi setidaknya bisa dicicil lah, nanti kalau ada yang kurang baru deh gue sama Bara ke perpustakaan.
"Bar?" panggil gue ke Bara sekali lagi karena nggak denger sahutan dari Bara.
Anehnya Bara masih nggak nyahutin meski udah gue panggil untuk yang kedua kalinya. Makanya gue mutusin noleh ke arah belakang.
Ke arah sofa dimana Bara duduk.
Dan gue mendapati Bara dengan keadaan begini
Ya, sebelumnya emang dia minjem gitar Bang Putra sih. Katanya mau santai-santai sebentar sebelum mulai cari bahan referensi. Cuma ya nggak tahu gue kalau dia sefokus itu sampai-sampai panggilan gue nggak digubris.
Mana mukanya cemberut gitu.
Lucu banget.
Gemes.
Tapi gue tahu, sekarang bukan waktunya gemes sama Bara.
Biasanya Bara cemberut begitu karena MU kalah atau lagi cemburu. Sedangkan hari ini nggak ada tuh Bara bahas soal MU, apalagi soal cemburu. Karena seharian ini gue sama dia terus.