"Ta,"
"Hm?"
"Ta?"
"Iya."
"Sayang?"
"Ish, apa, sih, Bar?" tanya gue yang jadi sebel sendiri karena Bara terus-terusan manggil, tapi pas dijawab malah nggak langsung kasih tahu maksudnya manggil itu kenapa.
"Itu enak?" tanya Bara kemudian. Sambil lihat makanan di tangan gue.
"Kamu mau?" tawar gue.
Padahal sebelumnya udah gue tawarin, tapi dia nggak mau. Katanya masih kenyang.
Ya, emang sih gue sama dia tuh baru aja kelar makan berat. Cuma karena gue tipe yang kalau habis makan berat harus cari yang manis-manis buat netralisir lidah, jadi ya gue ngajak Bara buat beli makanan ringan lain.
"Boleh," jawab Bara sambil anggukin kepalanya. Terus gue ambil satu kue buat disuapin ke Bara.
Bara condong dan bungkukin badannya ke arah gue. Bara gigit kecil satu kue yang gue sodorin ke dia
"Gimana?"
"Bentar, yang, aku kunyah dulu," katanya yang jawab dengan muka serius.
Well, Bara emang begitu tiap lagi nikmatin suatu makanan. Raut wajahnya itu loh, berasa kayak juri masterchef yang lagi coba resapi setiap komposisi yang ada di itu makanan.
"Hm, enak," kata Bara lagi setelah berhasil telen makanan di mulutnya.
"Mau lagi?"
"Iya, tapi yang di tangan kamu aja."
Dan gue langsung suapin Bara lagi, tapi kali ini Bara masukin semua sisa kue yang ada di tangan gue tadi ke dalem mulutnya.