"Loh kok?"
"Halo Kak Dita!"
Gue langsung noleh ke Bara yang ada tepat di belakang gue. Nuntut jawaban atas unexpected situation sekarang ini.
Gue baru aja mau buka pintu depan mobil Bara dan malah mendapati seorang cewek cantik berambut panjang agak ikal yang udah duduk manis di sana. Sambil sapa gue dengan wajah nggak berdosanya.
Itu jelas bukan adiknya. Karena gue tahu Bara cuma punya kakak. Itupun cowok, dan tinggal jauh sama keluarganya.
"Mau masuk dulu nggak, yang? Nanti aku jelasin di dalem," ucap Bara sambil bukain pintu penumpang bagian belakang.
Gue lempar pandangan sebel gue ke Bara dan langsung masuk ke mobil. Setelah itu Bara tutup pelan pintu mobilnya dan langsung duduk di kursi belakang kemudi.
Mesin nggak langsung Bara nyalain. Dia lebih milih ngadep ke belakang dan lihat ke arah gue.
"Kenalin, sayang. Ini Prilly, anaknya temen ibu aku-"
"Maaf ya kak Dita ganggu acara kakak sama kak Bara. Aku cuma numpang sampe ke GrandMall aja kok. Aku nggak bakal ganggu acara ngedate kalian," ucap Prilly yang langsung motong omongan Bara.
Dan apa katanya tadi? Nggak ganggu? Gue sama Bara kan rencananya mau ke GrandMall juga. Yakin tuh nggak bakal ganggu?
Terus ya sumpah deh demi apapun, ini gue sama Bara mau ngedate loh, masa bawa orang lain sih? Kalau emang dia bosen dan mau pergi, kan bisa dia naik taksi online.
Dan lagi, kenapa dia nggak turun dan pindah duduk di belakang? Kenapa dia yang di depan?
Karena naik duluan gitu? Tapi kan gue pacarnya Bara, harusnya gue nggak sih yang di sana.
Hadeh, yakin deh kalau apa yang ada di kepala gue ini sekarang gue keluarin, pasti Bara bakal ngatain gue kekanakan dan kayak anak kecil.
"Maaf juga ya kak Dita aku duduk di depan, aku nggak bisa duduk di belakang soalnya suka mabuk kendaraan," ucap Prilly lagi.
Entah sih itu beneran atau cuma sekedar alasan doang.
"Nggak apa-apa kan, yang?" tanya Bara lagi.
Gue noleh ke Bara.
Bisa-bisanya dia nanya gitu. Nanti kalau gue jawab gue keberatan, apa dia bakal nyuruh Prilly buat naik taksi online aja? Nggak mungkin kan?
"Iya, nggak apa-apa kok."
Gue berusaha jawab pertanyaan Bara dan Prilly sekaligus. Dengan wajah seramah mungkin ke Prilly.
Tapi nggak ke Bara.
Biar dia nyadar kalau gue marah sama dia.
"O-oke. Kalau gitu kita jalan ya." Bara ngomong ke gue dan Prilly.