"Makin terang-terangan aja lo berdua gua lihat-lihat!"
Barusan itu....
Gupi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iya Gupi Kanawut, temen sekelas gue yang baru aja dateng dan duduk di samping gue.
Gue geser beberapa senti buat menjauh dari dia.
Hawanya nggak enak soalnya. Kayak ada bau-bau orang mau ngeledek.
Oh iya, sekarang ini gue lagi ada di salah satu lapangan futsal yang nggak jauh dari kampus. Nggak tahu kemasukan setan apa, Bara tiba-tiba minta ditemenin main futsal. Terus di luar kampus pula, padahal di area kampus juga ada lapangan. Outdoor tapi. Panas. Makanya Bara lebih milih main di lapangan indoor sama temen-temennya ini.
"Kok diem aja sih ditanya???"
Gue ngerucutin bibir gue. Terus nengok ke arah kiri. Gupi lagi pake kaos kaki dengan sepatu bola ada di depannya. Kayaknya dia mau main juga.
"Tebak dong, Dit," sahut Gupi bikin gue naikin sebelah alis.
"Seminggu?"
Gupi gelengin kepalanya.
"Sebulan?"
Gupi gelengin kepalanya lagi.
"Dua bulan?"
Lagi-lagi gelengan kepala yang gue dapet dari Gupi.
"Ti-"
"Dari sebelum lo berdua jadian!" katanya sambil naik turunin alisnya.
Bikin gue melongo.
"Nggak usah kaget gitu lah, Dit!" ucap Gupi lagi, kali ini tangannya melingkar di bahu gue. Gue refleks geserin badan lagi.
Sekali lagi, gue bukan merasa kayak nyimpen aib karena punya skandal sama Bara.
Bukan.
Bukan itu.
Gue cuma merasa.... nggak enak sama Joina. Kenapa? Joina itu sahabat gue, dia aja belum tahu kalau gue sama Bara jadian, masa Gupi tahu????
Gue noleh ke Gupi lagi yang masih ngelihatin gue sambil naik turunin alisnya.
Sebel banget gue lihatnya.
"Lo berdua tuh masih backstreet atau udah mulai mau buka-bukaan?"
Asli.
Gupi kepo banget.
Tapi Gupi nih tipikal yang bakal nanya terus kalau nggak dijawab.
Gue hela napas. Terus lirik Bara yang masih asyik giring bola ke sana kemari.
"Nggak tahu," kata gue pada akhirnya sambil naikin bahu.
Gupi ikutin gue ngelihat ke arah Bara.
"Tahu nggak lo, Dit, kenapa Bara ngajakin lo backstreet?" ucap Gupi bikin perhatian gue tersita lagi ke arah dia.
"Kenapa?"
Dulu, Bara bilang karena dia nggak suka kebisingan. Dia nggak suka orang-orang rame bahas hubungan pribadi dia. Makanya dia lebih milih nggak perlu nunjukin atau umumin ke temen-temennya kalau dia jadian sama gue.
Ya gue percaya aja.
Bahkan, kalau Bara bilang dia itu aslinya artis thailand, gue bakal percaya.
Apalagi kalau cuma sekedar alesan itu.
Tapi gue penasaran. Mungkin ada alesan lain yang Bara nggak kasih tahu gue. Makanya gue sahutin pertanyaan Gupi dengan kata tanya, 'kenapa?'
Gupi ngelihatin gue, kali ini dengan pandangan serius dan nggak ngeledek kayak tadi.
"Bara pernah dikhianatin sama temen dan mantan pacarnya."
Gue diem.
Diem karena kaget.
Tentu aja.
Satu hal lagi yang baru gue tahu soal Bara, bukan dari Baranya langsung.
Gue bingung harus bereaksi gimana, terlebih ketika Gupi mulai bangun dari duduknya dan ngelakuin pemanasan.
Pandangan mata gue sekarang kembali beralih ke Bara... yang baru aja berhasil masukin satu gol ke dalam gawang lawannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
