Dari sekian banyak kelebihan Bara, salah satu kelebihan yang paling menonjol selain wajah gantengnya itu adalah wawasannya yang luas.
Bara tuh diajak ngobrol apa aja nyambung. Nggak cuma soal politik dan isu sosial yang lagi terjadi di masyarakat aja. Tapi juga ke topik lain macam bisnis dan hiburan.
Kalau ke Gupi sama Gundala, biasanya tuh yang dibahas nggak jauh-jauh dari bola. Beda lagi pas lagi ngobrol sama orang macem Gawin, biasanya yang dibahas kalau nggak soal musik ya kopi, ala-ala anak senja. Terus kalau sama Joina biasanya sibuk ngedebat masalah kebijakan pemerintah. Beda lagi sama gue yang biasanya bahas soal hal-hal viral di media sosial. Dari twitter sampe ke tiktok.
Bara biasanya kurang apdet sama hal-hal viral yang ada di media sosial. Dan karena gue tipe yang update sama hal nggak penting itu, biasanya Bara jadi ikutan tahu juga.
Kayak waktu gue bahas soal konten viral salah satu kreator tiktok yang bahas soal 'Bisakah Tuhan menciptakan sebuah batu yang sangat berat dan besar yang saking berat dan besarnya, Tuhan sampai nggak bisa buat angkat batu itu?'
Dan tanggapan Bara?
Bara bilang, "itu paradoks. Pertanyaan pertama itu pertanyaan logika yang akhirnya masuk ke ranah teologis. Kalau kita maksain rasionalitas ke konsep ke-Tuhan-an, pasti bakal membatalkan dirinya sendiri. Karena rasionalitas belum tentu memberikan arti, makanya kita butuh lompatan iman."
Ah by the way, Paradoks itu adalah suatu situasi yang timbul dari sejumlah premis, yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan akan tiba pada sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi atau ke sebuah situasi yang berlawanan dengan intuisi.
Menurut Wikipedia sih begitu.
Waktu itu gue langsung nanggepin omongan Bara dengan, "manusia tuh gitu ya Bar, hobinya nge-cancell Tuhan ketika ada sebuah pertanyaan atau situasi yang menurut mereka nggak sejalan sama satu atau dua hal yang mereka mau atau anggep masuk akal."
Terus sama Bara disahutin lagi, "ya itu lah yang ngebedain manusia sama Tuhan. Keterbatasan. Keterbatasan ilmu. Keterbatasan pemikiran sama logika. Contohnya dari pertanyaan yang tadi, mereka bikin pernyataan yang saling bertentangan satu sama lain dan menuntut jawaban yang udah pasti nggak bakal bisa memuaskan keingintahuan mereka karena dari awal aja premisnya udah begitu."
Waktu itu gue manggut-manggut aja.
Ah dan hubungannya sama hal yang mau gue bahas sama Bara sekarang apa?
Ya karena satu kelebihan Bara yang selalu nyambung diajak ke sana kemari itu, bikin makin banyak orang yang seneng sama dia.
Nggak cuma seneng ngobrol tapi juga seneng dalam artian suka. Dimana ujung-ujungnya kadang udahannya tuh mereka-mereka yang ngobrol sama Bara bilang, "lo tuh beruntung banget pacaran sama Bara. Cowok lo tuh ya, Dit, pinter banget. Kalau aja lo berdua belum jadian, mungkin si Bara udah gue suruh ke rumah buat ngobrol sama orang tua gue!"