"Ck!"
Gue berdecak waktu lihat Bara udah standby di teras rumah gue.
Tanpa ngabarin terlebih dahulu, tahu-tahu dia dateng. Dan waktu ditanya sama orang tua gue, dia bilangnya mau jemput.
Ya, hal biasa sih Bara antar jemput gue.
Tapi nggak kali ini.
Nggak biasa di saat gue sama dia masih perang dingin.
Yap, udah dua hari gue diemin Bara sejak Bara lebih milih buat ribut sama gue ketimbang nurutin permintaan gue buat nggak anter Sita.
Ya kata Gupi sih Bara nggak jadi anter Sita dan malah pergi sama dia main futsal. Cuma itu kan kata temennya. Bukan kata Baranya langsung.
Bara juga nggak ngomong apa-apa sama gue.
Di Senin pagi ini, gue yang tadinya berniat buat bawa kendaraan sendiri jadi urung karena tahu-tahu Bara ada di teras rumah waktu gue keluar kamar.
Tanpa banyak omong, Bara langsung kasih helm cadangan yang selau dia bawa ke gue. Bukan cadangan juga sebenarnya. Lebih tepat kalau itu disebut helm gue. Helm buat gue yang Bara beliin khusus.
Belum sempet gue naik ke motor Bara, tiba-tiba suara perut Bara berbunyi.
Bara nyengir kikuk dan langsung noleh ke arah gue. Nggak kayak sebelumnya, raut wajah Bara agak mengendur. Nggak sekaku tadi.
"Nanti cari sarapan dulu ya, Ta?" tawar Bara yang gue bales dengan sebuah anggukkan kepala.
Setelahnya gue langsung naik ke jok belakang motor Bara.
"Pegangan, Ta." Kata Bara waktu gue nggak langsung lingkarin tangan gue di pinggangnya.
Bara nggak lupa kan kalau gue sama dia masih belum bener-bener baikan?
༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
Nggak ada yang spesial sama momen sarapan bareng gue sama Bara. Kita makan bubur ayam deket kampus. Gue ikut makan karena ya emang gue juga belum sarapan.
Kita cuma makan dan beneran makan doang. Nggak ada obrolan berarti. Bara sesekali nanya, dan cuma gue tanggapin sama ya atau enggak.
Kalau inget Bara waktu Sabtu kemarin, mungkin dia bakal marah karena gue nanggepin dia kayak yang ogah-ogahan. Untungnya Bara yang ada di depan gue kali ini adalah Bara yang seperti biasanya.
Nggak sampai 15 menit, gue sama Bara selesai makan.
Perjalanan ke kampus hampir diisi sama diemnya gue dan Bara lagi sebelum akhirnya Bara minta kita buat ngobrol.