Chapter 8.

371 31 2
                                    

Kring.. Kringg..

Bel pulang sekolah pun berbunyi menandakan jam pembelajaran di sekolah pun usai.

Sakura dkk segera merapikan buku dan memasukkannya kedalam tas mereka. Sakura yang merasa ini adalah waktu yang tepat segera menyeret Hinata keluar kelas.

"Teman-teman kami duluan ya, ada tugas yang harus kami bahas dulu, sampai besok" kata Sakura seraya menyeret Hinata keluar dari kelas.

"Hoii jidat, jangan lupa nanti aku liat tugas IPAnya" teriak Ino.

Sakura pun hanya mengacungkan jempolnya sebagai tanda 'Iya'. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Sakura membawa Hinata menuju halte bis yang tidak jauh dari sekolah mereka.

"Hinata, aku penasaran dengan ucapanmu itu" kata Sakura.

"Ucapan yang mana?" tanya Hinata.

"Ucapan yang bahwa kau tidak memiliki hubungan dengan Sasuke- Kun tapi, kau menyukai seseorang dan sekarang katakan padaku siapa orang itu?" tanya Sakura.

Hinata yang mendengar pertanyaan Sakura pun segera menunduk menyembunyikan rona merah dipipinya.

"A-ano i-itu Naruto- Kun" kata Hinata malu-malu.

Sakura pun terkejut atas pengakuan Hinata, namun disisi lain ia merasa lega karena Hinata tidak menyukai Sasuke.

'Ada apa denganku? Kenapa rasanya aku senang mendengar jika Hinata tidak menyukai Sasuke- Kun?' batin Sakura bingung.

Hinata pun bingung kenapa dengan Sakura yang tiba-tiba melamun saat ia mengatakan bahwa ia menyukai Naruto.

"Sakura- Chan? Kau baik-baik saja?" tanya Hinata khawatir.

Sakura pun tersentak mendengar perkataan Hinata dan segera menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja Hinata, jangan khawatirkan aku" kata Sakura meyakinkan.

Hinata pun mengangguk sebagai tanda mengerti dan kembali duduk di halte menunggu jemputan yang datang untuk menjemput dirinya dan juga Neji.

"Hinata" panggil orang itu.

Sakura dan Hinata pun menoleh dan terkejut dengan kehadiran Sasuke. Ya, Sasuke saat ini sedang berdiri tegak di samping Hinata untuk mengajak gadis itu pulang bersamanya.

"Ikut aku pulang" kata Sasuke.

"T-tapi aku–"

"Tidak ada bantahan" kata Sasuke mutlak.

Hinata pun pasrah dan berdiri untuk mengikuti Sasuke. Namun, sebelum itu ada sebuah tangan yang menghentikan langkah Hinata.

"Memangnya kau siapa hah? Hinata akan pulang bersama Neji, bukan bersamamu" kata Sakura.

"Bukan urusanmu" kata Sasuke.

Sakura pun geram akan tingkah Sasuke dan langsung saja menarik Hinata mundur ke belakangnya.

"Sakura- Chan j-jangan melakukan h-hal yang aneh-aneh" kata Hinata memperingati.

"Hey dengar kau, memangnya kau siapanya Hinata huh? Kakaknya? Bukankan, lalu kenapa kau selalu saja memaksa Hinata untuk pulang bersamamu? Egois sekali" kata Sakura dengan emosi.

"Cih, sudah ku bilang ini bukan urusanmu" kata Sasuke dengan sedikit membentak.

Sasuke pun mendorong Sakura hingga terjatuh di atas jalanan yang untungnya saat ini sedang sepi. Sakura pun meringis kesakitan dan terdapat luka goresan di lututnya.

"Sakura- Chan!!" teriak Hinata.

Sasuke pun langsung mengambil tangan Hinata dan pergi seraya menyeret Hinata untuk bersamanya. Sasuke pun berhenti dan melirik Sakura sekilas seraya berkata.

"Kau menyebalkan" kata Sasuke tajam.

Deg.

Sasuke pun melanjutkan jalannya bersama Hinata yang diseret oleh Sasuke. Hinata pun menoleh ke arah Sakura seraya meminta maaf padanya.

Sakura sendiri tersenyum kecut melihat bahwa Hinata yang di bawa oleh Sasuke.

"SAKII!!"

Sasori yang baru sampai terkejut melihat adiknya yang duduk di jalanan dengan luka di lututnya.

"Astaga Saki, siapa yang melakukan ini padamu hah? Lihat, kau terluka. Ayo kita segera pulang" kata Sasori dengan panik.

Sakura pun segera bangun dan di bantu oleh Sasori berjalan menuju ke mobil.

Sasori pun segera melajukan mobilnya menuju kerumah untuk mengobati luka Sakura.

"Katakan padaku Saki, siapa yang membuatmu terluka?" kata Sasori khawatir.

"Tidak ada Nii- San tadi aku tersandung batu, makanya aku jatuh tadi dan berakhir dengan luka ini" kata Sakura berbohong.

Sasori pun menghela nafasnya pasrah karena ia tahu kalau adiknya sedang berbohong.

"Saki, jika ada seseorang yang menyakitimu katakan saja padaku oke? Aku tidak ingin kau terluka apalagi hatimu itu" kata Sasori memberi penjelasan.

"Nii- San sudah ku katakan, aku tadi tersandung batu dan terjatuh ke jalan" kata Sakura.

"Baiklah kali ini Nii-san percaya. Tapi jika lain kali kau berbohong, maka aku tidak akan mengampunimu maupun orang yang menyakitimu. Mengerti?" kata Sasori tegas.

Sakura pun mengangguk dan kembali memperhatikan jalanan sedangkan Sasori fokus mengendarai mobilnya.

Mansion Haruno.

Sesampainya di Mansion, Sasori langsung menyuruh adiknya untuk duduk di sofa sedangkan ia mencari kotak P3K untuk mengobati luka Sakura.

Mebuki yang baru saja pulang dari supermarket pun terkejut melihat kaki putrinya yang terluka.

"Astaga Saki, kau kenapa sayang? Dan luka ini? Apa ada yang mencelakai mu? Atau ada yang berbuat jahat kepadamu?" tanya Mebuki.

"Saki baik-baik saja Bu, tadi saki tersandung batu dan jatuh ke jalan. Untungnya jalanan saat itu sedang sepi" kata Sakura meyakinkan Mebuki.

Sasori pun datang menghampiri sang adik dan Ibu seraya menyerahkan kotak P3K keoada Mebuki.

Mebuki dengan telaten membersihkan luka di lutut Sakura. Sakura merasakan lututnya sangat sakit saat di beri obat.

"Ssssttthh.. sakit" ringis Sakura.

"Tahan sebentar sayang" kata Mebuki.

Setelah selesai mengobati kaki Sakura, Sasori pun langsung mengantar sang adik menuju kamarnya.

Mansion Uchiha.

"Kami pulang"

"Selamat datang Ita- kun, Sasu- kun" kata seorang wanita paruh baya.

Itachi dan Sasuke pun langsung memeluk sang Ibu yang menyambut kepulangan mereka.

"Kalian cepat ganti pakaian kalian, lalu bantu Ibu untuk mempersiapkan ini" kata Nyonya Uchiha itu.

"Baiklah bu" kata mereka kompak.

"Mikoto- Sama, dimana kah saya harus menyimpan ini?" kata seorang Maid.

"Aa, simpan saja disana dan tolong bawakan aku bunga-bunga segar dari toko bunga Yamanaka" kata Nyonya Uchiha yang bernama Uchiha Mikoto.

"Baik Mikoto- Sama" kata Maid itu.

TBC.

Jangan lupa Vote dan Komennya ya♡.

Love or Hate Me? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang