Chapter 13.

356 36 4
                                    

Sesampainya di rumah, Sakura dan Sasori pun berjalan menuju kamar mereka masing-masing.

Kamar Sakura.

Sakura menaruh tasnya dan mengambil pakaian rumahan yang akan ia kenakan lalu memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian.

Setelah selesai, Sakura langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang empuk sembari memikirkan kata-kata Sasori di cafe tadi.

Sakura Pov.

Apa yang dikatakan oleh Saso- nii? Apa benar Sasuke- kun ingin membunuhku? Tapi kenapa?.

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul dalam pikiranku, Nii-san juga sudah berjanji akan menceritakannya kepadaku.

Apa aku harus percaya kepada Nii-san? Atau harus ku tanya kepada Ayah atau Ibu?.

"Arghh kepala ku jadi pusing".

"Oh ya, apa yang terjadi dengan Hinata dan Sasuke- kun saat di cafe ya?".

"Hahh nanti saja aku chat Hinata, kepalaku pusing sekali memikirkan tentang hari ini".

Aku pun segera memposisikan diriku dengan nyaman agar segera terlelap ke alam mimpi.

Sakura Pov end.

Disisi lain, Sasori memikirkan bagaimana cara menjelaskan kepada sang adik tentang kejadian disaat ia berumur 5 tahun.

"Apa aku harus menceritakannya kepada Saki?" gumam Sasori.

"Hahh aku harus menceritakannya, bagaimana pun aku sudah berjanji padanya" kata Sasori.

Sasori pun pergi ke kamar Sakura dan melihat sang adik sudah tertidur dengan nyenyak di ranjangnya.

"Sebaiknya aku ceritakan nanti saja, sepertinya ia lelah" kata Sasori yang menutup pintu kamar sang adik.

Sasori turun ke bawah dan pergi menuju ruang keluarga. Disana ia melihat sang ibu yang sedang duduk di sofa sambil menonton sinetron kesayangannya.

"Ibu.." panggil Sasori.

"Aaa Sasori, bagaimana hari mu?" tanya Mebuki.

"Entahlah, campur aduk layaknya es campur dua ribuan" kata Sasori.

"Hust, gak boleh gitu. Memangnya ada apa hm?" tanya Mebuki.

"Ibu, aku ingin menceritakan kepada Saki tentang kejadian dimana Saki yang hampir meninggal bu" kata Sasori menjelaskan.

Sang ibu pun mematung ketika mendengar kejadian dimana sang putri yang hampir meninggal itu.

"Ibu? Em bolehkah aku menceritakan kepada Saki?" tanya Sasori pelan-pelan.

Mebuki pun menoleh kepada putranya dan mengangguk tanda setuju.

"Kita akan menceritakannya saat makan malam selesai, tunggu ayahmu sampai pulang dulu, baru kita ceritakan" kata sang ibu.

Sasori pun mengangguk dan segera merebahkan dirinya di sofa dengan kepala yang berada di paha sang ibu. Mebuki pun tak keberatan dan malah mengelus-elus rambut merah putranya itu hingga sang empunya tertidur pulas dipangkuannya.

Mansion Uchiha.

Sesampainya di Mansion langsung saja Sasuke menuju kamarnya dengan wajah yang lebih cerah dari biasanya. Itachi yang melihat sang adik pun terheran-heran karena yang biasanya suram sekarang cerah mengalahkan sinar lampu.

"Oy Sasuke, apa yang terjadi? Hari ini kau tampak sangat senang" kata Itachi.

"Memangnya salah?" tanya Sasuke ketus.

"Bukan begitu, aishh kau ini. Katakan apa terjadi sesuatu?" tanya Itachi dengan gemas karena Sasuke yang selalu menjawab dengan singkat.

"Aku sudah berpacaran" kata Sasuke.

"APA?!!" tiba-tiba saja suara sang ibu menggelegar.

"Dengan siapa Sasu- kun?" tanya Mikoto.

"Gadis Hyuga. Hyuga Hinata" kata Sasuke dengan senyum tipisnya.

Mikoto yang mendengar nama Hinata disebutkan sedikit kecewa dengan putranya. Ia pikir Sasuke berpacaran dengan Sakura.

"Oh ku kira kau berpacaran dengan adiknya Sasori" kata Itachi.

"Cih, mana mau aku bersama dengannya. Memuakkan" kata Sasuke dengan penekanan dikata terakhir.

Mikoto langsung berlalu melewati putra-putranya dengan aura dingin disekelilingnya. Itachi yang sadar sang ibu sedang marah saat ini pun berusaha untuk merayunya.

Sasuke yang tidak peduli pun kembali berjalan menuju kamarnya.

Kamar Sasuke.

Sasuke Pov.

Aku segera merebahkan diriku diatas ranjang kesayanganku ini. Aku sangat senang hari ini karena akhirnya aku bisa berhubungan dengan Hinata gadis yang aku kagum-kagumkan.

Tapi kenapa ibu sampai marah saat aku menyebut nama gadisku? Dan kenapa ibu lebih memilih gadis aneh itu untuk jadi keluarga ini? Cih, dia bahkan tidak secantik Hinata ku.

"Apa istimewanya si aneh pink itu sih? Padahal sudah jelas Hinata ku yang paling cantik. Kenapa ayah dan ibu malah ingin menjodohkan ku dengan Haruno sialan itu?"

Banyak sekali pertanyaan yang ada di pikiranku. Daripada memikirkan itu semua, lebih baik aku berlatih basket saja.

Aku pun segera menghubungi si dobe untuk datang kemari.

'Halo?'

'Dobe datanglah ke Mansion ku, aku ingin berlatih basket denganmu'

tut

Aku segera mematikan telfon secara sepihak, ku yakin saat ini di dobe sedang mengumpat. Biarlah, aku tak peduli.

Sasuke Pov end.

Sasuke segera melangkahkan kakinya menuju ke halaman belakang yang terdapat lapangan basket di dekat kolam renang.

Sambil menunggu Naruto datang, Sasuke berlatih basket sendirian terlebih dahulu. Itachi melihat sang adik yang sedang bermain basket hanya bisa membatin lelah.

'Ku harap Sasori tidak menceritakannya kepada Sakura, jika iya maka aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti' batin Itachi.

TBC.

Jangan lupa Vote dan Komennya ya♡.

Love or Hate Me? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang