🌟34. Lampu Merah!🌟

8.5K 1.8K 1.2K
                                    

Emang yang paling bener tuh dipanjat dulu baru dipinang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emang yang paling bener tuh dipanjat dulu baru dipinang. Hmmm... :)

-Naufal-

∆∆∆

Sejak Naufal kecil, dirinya tidak pernah sedikitpun menebar vibe yang setidaknya normal, ada saja kelakuannya yang akan memancing emosi sang Ayah juga rasa gemas Mamanya.

Bagaimana nasib Andra sebagai kakaknya? Andra kecil adalah anak yang tadinya kalem sebelum sang adik membuatnya terkontaminasi virus menyebalkan.

Tapi tetap saja, akar dari keabsurd-an yang ada ialah Naufal sebagai pelaku utama. Bahkan sampai ia beranjak remaja, ulahnya selalu membuat Andra berdecak.

Dan sepertinya semua yang bersangkutan dengan adiknya itu menyebalkan —kecuali Sabrina. Mungkin.

Sebab kini Andra tengah berdecak kecil pada gadis yang sudah dua jam lebih duduk di sofa ruang tamu, "Lo beneran ngga ada niatan balik?"

"Gue nungguin Naufal, kak," sahutnya memainkan ponsel.

"Tanpa gue omongin pun keknya lo tau, kalo Naufal lagi ngelayap anaknya kek ngga inget pulang," Andra mengomeli gadis itu dalam hatinya.

Milla memasukkan ponselnya ke tas kecil, "Gue tau kak. Maaf kalo lo terganggu, tapi bukannya dulu lo emang terbiasa ngeliat gue main kemari. Gue rasa ngga ada masalah."

"Masalahnya lu bukan cewek gue lagi, Bambang!" itu Naufal, muncul dari balik pintu sembari melempar kunci motornya ke meja.

Keduanya spontan berdiri, "Fal, muka lo—"

"Ettt... Mau apa tu tangan, heh? Turunin. Jangan pegang-pegang dulu, ini masih perih banget," ucapnya memundurkan wajahnya dari Milla.

"Luka lo harus diobatin, kalo ngga nanti bisa infeksi. Please, jangan ngeyel!"

Naufal memutar bola mata malas, "Udah diobatin tadi sama doi gue,"

Andra maju, mengeplak kepala adiknya, "Abis ngapain lo? Mampus aja nanti diliat Mama,"

"Kak, kotak P3K dimana? Gue—"

"Jangan dipotong dulu, gue masih nanya adek gue," sembur Andra, "Dan lo, jawab pertanyaan gue barusan."

"Mill, balik dulu deh, gue sama abang gue mau ngobrol dulu. Gue ngga maksud ngusir, cuma lo udah ngga ada partisipasi lagi di hidup gue, jadi bukan hak gue lagi mikirin perasaan lo."

Gadis itu seperti tertampar kenyataan, "Fal, gue nungguin dua jam lebih loh... Lo ngga menghargai itu?"

"Aelah Surti, jan drama dulu. Gue—"

"Ngobrol aja bentar, nanti temuin gue di kamar," potong Andra karena ia sedikit tak tega melihat gadis ini seperti terluka oleh perkataan adiknya.

Begitu Andra pergi menaiki lantai dua menuju kamarnya, Naufal menghembuskan nafas berat, melemparkan tubuhnya ke sofa lalu mengusap sudut bibirnya yang terasa kebas. "Gue udah bilang dari awal kalo bakal lama pulang, jadi bukan salah gue,"

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang