🌟18. Mundur.🌟

25.1K 2.2K 254
                                    

Katanya yang berjuang bakal kalah sama yang ber-uang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katanya yang berjuang bakal kalah sama yang ber-uang. Gue punya dua-duanya, gimana dong. Wikwikwik~

-Naufal-

∆∆∆

Cemburu? Apa makna cemburu? Bukankah bila kekasihmu sedang bermesraan dengan orang lain, kemudian ada kecemburuan. Itu wajar, bukan?

Tapi berbeda lagi dengan mahluk yang satu ini. "Cemburu?"

Naufal melangkah maju. Tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapih. "Iya. Lo cemburu sama, Maya. Buktinya, langsung ngegas aja."

"Aku gak cemburu. Aku juga bukan pacar kamu. Jadi, untuk apa ada rasa semacam itu." tegas Sabrina tiba-tiba sebal.

"Otewe jadi istri kalo gitu. Bukan pacar lagi levelnya." apakah kebanyakan lelaki dilahirkan dengan kepercayaan diri yang tinggi? Sepertinya.

Suka atau tidak. Tega atau tidak, Sabrina rasanya perlu mengatakan hal ini. "Jauhi aku. Mundur dari semua perjuangan kamu."

"Berapa langkah?" tanya Naufal mulai mundur. "Satu," mundur lagi. "Dua,"

"Aku serius. Aku—"

"Aduh... Pengen cepet-cepet diseriusin? Gak mau nunggu lulus sekolah dulu?" Naufal terus memotong perkataan Sabrina secara beruntun.

Melihat Naufal terus-terusan bercanda, menimbulkan rasa aneh. Apa pemuda ini tidak merasa tersinggung? "Denger. Aku gak pernah memberikan kamu kesempatan. Dan soal persyaratan itu, itu semua Maya yang buat, bukan aku."

Dan sialnya, pertahanan Naufal serasa dirubuhkan secara cuma-cuma. "Apa lagi? Gue pasang kuping buat dengerin kok."

"Aku harap, kamu berhenti deketin aku. Udah cukup semuanya. Jangan menjatuhkan harga diri kamu sendiri dengan memperjuangkan aku. Maaf. Aku gak akan pernah bisa membalas perasaan kamu." Sabrina berbalik meninggalkan Naufal.

"Lo ngomong gini gegara marah sama ucapan gue yang kemaren? Kalo iya, gue minta maaf." Naufal berhasil membuat Sabrina mengurungkan langkah. "Tapi kalo lo ngerasa gue udah ganggu ketenangan lo selama ini, silahkan istirahat."

Sakit. Rasanya sesak napas. Rasa ini, apa namanya? "Inget, cuma istirahat. Asal lo tau aja, kegigihan terbesar gue adalah memperjuangkan lo. Dan harga diri gue bakal jatuh kalo nyerah gitu aja."

Suara mesin motor membuat Sabrina ingin berbalik melihat wajah Naufal. Bisa disimpulkan, pemuda itu terluka. "Gue balik. Jan kangen ya, Ubi. Biar Abi saja."

Mata Sabrina terpejam rapat-rapat. Bahkan dalam situasi seperti ini, Naufal selalu menyempatkan membubuhi canda dalam nada bicaranya.

Hanya Naufal.

∆∆∆

"Langkah awal, nemuin si penculik dulu. Abis itu baru tanya siapa yang udah kasi perintah." usul Andra di depan Naufal dan Maya.

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang