🌟21. Tulus Rasa Modus.🌟

27.9K 2.4K 398
                                    

Darinya aku banyak belajar, bahwa awal kenyamanan datang dari seberapa sering seseorang tersenyum untuk seseorang:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darinya aku banyak belajar, bahwa awal kenyamanan datang dari seberapa sering seseorang tersenyum untuk seseorang:).

-Sabrina-

∆∆∆

Bukan hal asing ataupun aneh bila di sore hari, lebih tepatnya satu kali dalam satu minggu Andra dan Naufal akan beres-beres membantu sang bunda.

Contoh saat ini, Andra menyapu halaman. Naufal mengepel lantai. Sementara Eva sibuk di dapur memasak untuk makan malam.

Tampak lumrah juga jika gagang sapu yang digunakan oleh Andra akan beralih fungsi menjadi gitar. Begitupun gagang pel yang bertransformasi menjadi mikrofon.

Andra sibuk bernyanyi, Naufal sibuk berjoget, dan Eva tengah memamerkan pinggul ala goyang ngebor. Ya, seisi rumah itu dihuni oleh orang-orang dengan kadar kewarasan yang rendah.

Bila Papanya ada di rumah, hanya pria itu yang waras saking iritnya bicara maupun berinteraksi dengan anak-anaknya.

Andra menyandarkan sapu ke tembok pinggir gazebo, berlari mengambil selang air yang akan dipakai untuk menyiram halaman. "Fal, puter kerannya bentar, tanggung nih!"

"Lah, udah bersih emang?" Naufal tergopoh menghampiri. Memakai sandal jepit yang salah sebelah.

"Bawel, elah... Buruan! Biar cepet selesai nih. Kerjaan lo udah beres, kan? Jan setengah-setengah." omel Andra mengarahkan selang ke tanaman yang sedikit layu.

"Udah, bang!" teriak Naufal, padahal ia belum memutar keran sama sekali.

"Mana, sih? Woi, airnya belom keluar!" Andra balas memekik.

"Coba lo liat ke dalemnya, kali aja ada tikus kejepit di lubang selang." titah Naufal sok serius. Padahal tengah merencanakan sesuatu untuk kakaknya.

Dikarenakan fokus yang kurang, Andra manut saja. "Saraf otak lo yang kejepit. Mana muat tikus mas— brrffff... NAUFAL, GOBLOK!"

Naufal terpingkal-pingkal melihat wajah Andra kuyup tersiram air. "Hahaha! Anggep aja mandi sore, bwang."

"Eh, durhaka lo ya! Sini, gak!" Andra mengisyaratkan supaya adiknya itu mendekat.

Masih berkabung geli, Naufal menolak menghampiri sang kakak. Melenggang masuk seperti tak berdosa. Andra yang jengkel karena dikerjai pun memutuskan menyusul.

"Heh jigong, waah maen tinggal aja lo." Andra menarik kerah belakang baju Naufal, membuat cowok itu tercekik.

"Ampun bang, ampun! Dede gemesh ini khilaf." drama Naufal berlagak tersakiti.

"Gemes pantat lo burik!" semprot Andra garang. "Rambut gue basah, Juki!"

Bukannya sebal, Naufal malah tertawa keras. "Ya elah, kapan lagi sih lo dikerjain sama kembarannya Lee Min Ho."

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang