🌟31. Pelindung Terbaik!🌟

11.8K 1.9K 1.1K
                                    

Apakah terlambat untuk dikatakan? Mengatakan bahwa dialah yang memiliki hati ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah terlambat untuk dikatakan? Mengatakan bahwa dialah yang memiliki hati ini.

-Sabrina-

∆∆∆

Bungkus rokok yang disodorkan padanya hanya ditatap oleh Naufal, Aris sebagai pelaku yang memberikan agak mengernyit. "Ambil nyet,"

"Libur dulu lah gue," tanggap Naufal hanya memainkan ranting kecil pada bara api yang kian redup.

Pasha datang membawa tiga gelas berukuran sedang yang berisi teh hangat. "Angetin dulu, bor!"

"Ssstt... Diem dulu, diem!" ujar Aris tiba-tiba menutupi bibirnya menggunakan telunjuk, "Kek suara desahan anying,"

Naufal terkekeh seperti hantu, "Tenda merah pojokan deket tenda yang warna item, ada yang lagi ngeway, cok."

Kedua cowok itu membulatkan matanya, "Hah?! Demi apa?"

Pertanyaan serentak dibalas anggukan, Naufal menyesap teh miliknya pelan, "Yo'i, tadi gue kesana-kemari nyari sinyal, malah dapetnya sinyal yang laen,"

"Ppfftt..." Pasha menahan tawa, "Lo pernah tapi, kan? Ngga terbayang-bayang, gitu? Atau horny?"

"Horny palalu kotak!" semprot Naufal, "Gue horny di sini mau ngapain? Nyolo bisa-bisa titid gue digigit nyamuk," omelnya.

Sekarang tawa Pasha makin terdengar, "Anying gue penasaran gimana rasanya begituan? Enak ga, Fal?"

"Yang haram mah selalu enak. Udah goblok, ngapain nanyain ngewe, sih?" lanjut Naufal. Demi apapun rasanya ia tidak mood, padahal semuanya terasa baik-baik saja.

"Ris, lo pernah ngga?" tanya Pasha lagi.

Raut muka Aris seketika jengkel, "Boro-boro, tai! Gue telat solat subuh aja nih, bapak gue berhari-hari ngomongin kiamat... Mulu,"

Sontak Naufal tertawa, "Bhahaha! Iya bapak lu ngomongin kiamat, anaknya kek keliatan ada bibit Dakjal."

"Setan lo, Fal!" cibir Aris.

"Tapi gue cuma mau bilang, susah sekarang nyari yang segel, kebanyakan pada bucin terus rela aja ditusuk," Naufal memperbaiki letak kupluk nya agar makin menutupi telinga.

Sahabatnya masih menyimak apa yang akan Naufal katakan, "Lo sendiri pernah nerobos yang segelan?"

"Kagak. Gue sama Algi Galins sepakat ngga boleh ngerusak yang masih segel, nanti karmanya ke anak cewek gue gimana? Gue blender titid tuh anak," Naufal menggebu.

Gelak tawa teman-temannya tak terhindarkan, Pasha terkekeh, "Bagus sih bagus kesepakatan lo pada, cuma apa ngga takut kena penyakit?"

"Lo lupa fungsi kondom, nyet?" ucapnya frontal.

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang