Jika perasaan bisa diatur, akan sangat sedikit orang yang bersedih dengan alasan terluka. Siapa yang salah? Hanya hukum alam.
-Sabrina-
∆∆∆
Empat puluh lima kali penolakan sejauh ini. Dan akan terus bertambah pikir Naufal. Hari jum'at yang pastinya sekolah pulang lebih cepat karena para kaum adam harus melakukan kewajiban sholat jum'at.
Tak terkecuali Naufal dan Andra yang sedang bersiap berangkat ke masjid. Memperhatikan tampilan adiknya memancing tawa Andra.
Mengelus dagunya seakan ia adalah juri ajang busana model papan atas. "Gue ngeliatnya bukan kek Akhi, tapi aki-aki."
"Diem, deh. Berangkat kuy, telat banget gegara lo. Kalo mau nanti lo aja yang ceramah di masjid." ucap Naufal nyelonong.
Keduanya berjalan kaki karena jarak rumah dan masjid tak terlalu jauh. Ceramah serta ibadah dijalani penuh khusyuk. Naufal mengusap wajahnya beberapa kali, mendengar khutbah bertema dosa zinah membuat cowok itu meneguk saliva samar.
"Astagfirullah, dosa gue udah gak terhitung lagi." monolog Naufal.
Mendengar desisan adiknya, Andra menyikut Naufal. "Kenapa lo? Lagi menyadari dosa-dosa?"
Naufal mengangguk. "Hoh, gila sih gue."
"Yang bilang lo waras siapa, sih? Pede banget bilang diri sendiri gila." celoteh Andra yang Naufal tanggapi hanya dengan memutar bola mata.
Waktunya pulang dan Andra dibuat kelimpungan karena sandalnya tidak ada di tempat. "Sendal gue mana?"
"Jangan panik, serahkan semua pada ahlinya." Naufal berjalan ke arah pot bunga pojok teras masjid.
Mengejutkan Andra dikarenakan sandalnya dan sandal Naufal disusun rapi lengkap menggunakan gembok. "Astagfirullah!"
"Walah, Pal, besok bapak mau niru cara kamu biar sendal bapak aman." Pak haji Bahar mengelus dada.
Naufal menyengir kuda. "Tiru pak, silakan. Dijamin aman sentosa jaya!"
Kumpulan bapak-bapak yang lain serempak tertawa. "Dari kecil adikmu selalu berperilaku ajaib, Andra. Naufal, masih ingat saat membawa petasan ke masjid setiap tarawih?"
Memalukan mengingatnya. "Inget, pak. Sampai dibotakin sama Pak Dahlan."
"Badung lo emang udah dari sononya. Bapak-bapak, kami duluan ya." pamit Andra.
Sepanjang jalan keduanya bernostalgia. "Hal paling gak bisa gue lupain, pas lo nyangkut di pohon waktu nyuri jambunya buk Dian."
Naufal mendesis mengingat kejadian lampau. "Kek lo gak punya aib aja. Pas kita pulang ngaji, lo pipis di celana cuma gegara denger suara kucing beranak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Couple
Teen FictionPINDAH KE KARYAKARSA! "Nembak cewek seratus kali? Boleh juga!" Jomblo sampai halal. Itu prinsip Sabrina dalam hidup. Dan jika ada yang menembak Sabrina sebanyak 100 kali, baru dia akan berpacaran. DAN ITU MUSTAHIL! PERCAYALAH! Hingga Sabrina bertem...