🌟2. Hai, Sabrina!🌟

48.9K 3.7K 512
                                    

Kalau pacar kamu maksa ngajak keluar, bilang aja sama dia 'Gak ah, yang di luar aja cari kamar 😋'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau pacar kamu maksa ngajak keluar, bilang aja sama dia 'Gak ah, yang di luar aja cari kamar 😋'

-Naufal-

∆∆∆

Sopir yang sekiranya berusia sekitar 50 tahunan itu memberhentikan mobil di tengah jalan. Menengok ke belakang melihat anak majikannya duduk gelisah karena sudah hampir telat.

"Punten teh Nona, Sabrina, mobilnya mogok ini teh." adu pak sopir berwajah masam.

Sabrina berkedip dua kali. "Terus gimana pak?"

"Nona tunggu di sini, nanti bapak carikan ojek." ujar pria baya turun dari mobil.

Memilih ikut turun, Sabrina menahan sopirnya yang siap beranjak. "Pak, ini masih jauh ya?"

"Iya non. Bapak janji tidak lam—"

Tit... Tit...

"Nah kan! Ketemu lagi. Jodoh nih jodoh!" Sabrina menoleh ke arah sumber suara.

"Mogok yak? Alhamdulillah... Butuh tumpangan, neng? Ayok sama abang." si cowok bersenyum manis. Siapa lagi jika bukan manusia yang hidupnya tidak jauh dari monyet dan sempak.

"Umm... Gak apa-apa, kok. Nanti cari ojek." Sabrina menolak halus.

Naufal turun dari motornya. Tiba-tiba merasa tidak sopan masih duduk di motor, sementara lawan bicaranya berdiri kaku. "Di sekitar sini jarang ada ojek, neng. Liat," Naufal menunjukkan arloji hitam di pergelangannya.

"Jam enam lewat empat puluh delapan menit. Sebentar lagi apel pagi. Mending sama gue, dijamin cepat dan sampai dengan selamat." Naufal berucap lancar. Tak lupa memasang senyum terbaik miliknya.

Sabrina menimbang-nimbang. Motor Naufal tinggi, sementara ia memakai rok panjang. Tapi, ah— akan terlalu banyak pertimbangan dan mereka akan terlambat, pikir Sabrina. "Ya udah, aku ikut."

Langkah awal, berjalan lancar... Yuhuuu!

"Non beneran gak apa-apa?" sang sopir memastikan.

"Bina gapapa, Pak. Berangkat yah, udah telat. Assalamualaikum!" gadis berhijab itu bergegas.

Melihat Sabrina kebingungan, Naufal menahan senyumnya. "Pegang pundak gue aja, calon. Halal kok."

Darurat, maaf Yaa Allah.

Akhirnya mengangguk dan memegang pundak Naufal sebagai pegangan. Sabrina bisa mendengar degup jantungnya sendiri. Bukan, bukan karena ia pertama kali dibonceng oleh cowok. Melainkan Sabrina tidak kenal, dan langsung diberi tumpangan.

Dalam hati Naufal kegirangan. Bening banget, aelah... Ngeces dah gue bentar lagi.

Hanya dengan memperhatikan Sabrina dari balik kaca spion, sudah cukup membuat Naufal terkesima. Gadis yang duduk di belakangnya sangat berparas lembut. Halalin abang, neng!

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang