🌟29. Perjuangan Ekstra.🌟

17.1K 2.7K 2.5K
                                    

Nyaman hanyalah kata lain dari jebakan, bahwa diam-diam kenyamanan terhadapnya mampu mencuri hati ini sebegitu jauhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyaman hanyalah kata lain dari jebakan, bahwa diam-diam kenyamanan terhadapnya mampu mencuri hati ini sebegitu jauhnya.

-Sabrina-

∆∆∆

"Adam, calon suami Sabrina."

Meskipun pemilik suara dan raganya sudah tidak lagi di hadapan Naufal, entah kenapa suaranya masih terngiang dengan jelas di telinga.

Cowok yang masih memakai seragam sekolahnya itu memasukan satu sendok penuh irisan salad buah ke dalam mulutnya, "Duuhh kurang, cogan masih butuh asupan buat ngademin hati yang panas."

"Bilang aja lo mau nambah lagi. Dasar perut karet!" omel Maya menambahkan salad ke dalam gelas milik Naufal.

Naufal malah cengengesan dengan mulut yang agak belepotan bekas susu, "Jadi ini yang lo maksud kalo perjuangan gue bakalan lebih ekstra?"

Maya mengangguk, "Ho'oh. Sanggup kan?"

"Apa sih yang ngga buat Ubi. Ditolak puluhan kali aja gue belom tumbang, tuh," lanjutnya.

"Ini juga masalah restu. Bokapnya Bina udah pasti restuin dia sama Adam, lah elu? Tau lo idup aja ngga, haha!" ledek Maya.

"Yeuhh ayam penyet, ya gue bakal buktiin kalo Sabrina hanya milik Naufal seorang. Tapi lo beneran di pihak gue, kan?" ujarnya memastikan.

Lagi, Maya mengangguk, "Iya bawel, lo."

"Lagian masih jaman jodoh-jodohan? Ini tuh udah bukan jaman peradaban, kan?" Naufal bicara sambil mengunyah.

"Bina anak satu-satunya, cewe lagi, ya wajar ortunya mengusahakan yang terbaik, terlebih urusan pasangan hidup. Ga mungkin kan, anak yang dibesarkan dengan kasih sayang gitu bakal diserahin cuma-cuma ke cowo yang ga jelas." tutur Maya panjang lebar.

"Maksud pangeran tuh, apa nggak terlalu cepet?"

Maya ikutan berpikir. "Mungkin tunangan dulu, nikahnya beberapa tahun kemudian."

"Nah, beberapa tahun kemudian kesempatan gue buat nyalip, yekan?" ucapnya percaya diri.

"Serah," semprot Maya. "Betewe nih ya, tadi di sekolah ada anak baru, gayanya astagfirullah banget, sok cakep, komuknya ngeselin, badan sok dibikin bohay, kalo ga salah namanya Milla."

Naufal menelan pelan kunyahan di mulutnya, "Udah ga boleh sirik, lo. Tepos sih, makanya iri!"

"Eh dodol, gue ngga iri ya! Kampret, lo!" kesal Maya menepuk keras bahu Naufal.

"Hilih tepos, liat orang bohay langsung mencak-mencak kek ulet, lu," Naufal suka sekali ekspresi kesal Maya.

"Sekali lagi lo ngatain gue, gue pindah kubu ke Adam!" ancam Maya serius.

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang