🌟41. Haruskah Berlanjut?🌟

4.4K 980 434
                                    

Kalau patah hati sesungguhnya terasa seperti ini, sebaiknya sejak awal tidak usah memulai apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau patah hati sesungguhnya terasa seperti ini, sebaiknya sejak awal tidak usah memulai apa-apa.

-Sabrina-

∆∆∆

Berminggu-minggu sudah dilalui, yang Sabrina kira semakin lama ia akan semakin terbiasa seakan tidak ada apapun yang terjadi. Tapi pada kenyataannya gadis bermata bulat itu justru merasakan kebalikannya.

Hp yang semula sering ia pasang mode senyap kini beralih mode dering, notifikasi pesan yang tadinya diarsipkan kini malah tidak lagi. Jauh di dasar nuraninya ia berandai mungkin saja Naufal akan menghubungi.

Dan saat itu tidak terjadi, keesokan paginya tetap terasa seperti ada yang benar-benar hilang. Sungguh. Sabrina kira, tahajjud nya kini tidak lagi murni sebab tiba-tiba menangis hanya dengan mengingat satu nama.

Sekarang pukul dua pagi, Sabrina masih melihat dan menscroll pesan lama dari Naufal yang sembilan puluh persennya nyeleneh. Si cantik akan tertawa, kemudian beberapa detik berikutnya suasana hatinya berubah mendung.

"Yaa Allah, rasanya ngga enak. Ampuni aku mulai merindukan seseorang lebih dari biasanya." tidak disadari air mata itu jatuh menyelinap dalam hampa.

∆∆∆

"Udah mau jam tiga pagi, lo ngga pengen balik Fal?" suara Algi agak samar di antara desiran angin serta kendaraan berlalu lalang.

Naufal menoleh, menyesap rokoknya sekali lagi untuk kemudian ia buang ke air yang mengalir deras di bawah sana. "Balik aja kuy, males gue ntar balik malah dikerokin sama mama gegara masuk angin."

"Gitu doang, sat?" tanya Algi. Sebab sejak kapan tahu ia menunggu curhatan alay Naufal, tapi cowok itu tidak mengatakan apa-apa sama sekali.

"Ya gimana anying? Lo maunya gua ngereog di mari, lo masukin tiktok terus epyepe?" tanyanya sok galak.

Algi gerah ingin mengeplak temannya yang satu ini. Percayalah, Naufal versi galau jauh lebih menyebalkan daripada Argalins versi galak. "Gue nungguin lo cerita dari tadi, diem aja lo tai."

"Sumpek, Al."

Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Mengerti. Algi mengerti banyak hal yang ada di hidup Naufal tak kalah rumit darinya dan Argalins. "Lo kebiasaan berjuang terus dapet, pas gini jadi berasa aneh kan?"

"Hah... boro-boro merjuangin, gue ngedip aja bisa langsung dapet cewe sebaskom gua." tuturnya bergurau.

"Lawak lo babi!" semprot Algi.

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang