🌟42. Yang Tidak Terucap.🌟

5.7K 799 705
                                    

Ngapain repot-repot belajar biar pinter, toh pas jatuh cinta malah jadi bego, behaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngapain repot-repot belajar biar pinter, toh pas jatuh cinta malah jadi bego, behaha

-Naufal-

∆∆∆

Orang bilang secerdas apapun seorang perempuan, maka ketika dirinya dihadapkan pada cinta, ia akan lupa dengan kecerdasan yang ia miliki.

Berurusan dengan cemburu, rasa ingin memiliki dan melepaskan yang bersamaan, demi Tuhan Sabrina tidak menduga bahwa cinta adalah perasaan paling menyulitkan dan membingungkan terlebih merepotkan.

Di sisi lain, Naufal itu seorang pemikir keras walau selalu terlihat jarang serius. Isi kepalanya tidak kalah semrawut namun bersyukur ia pandai membawa diri agar segalanya terlihat tidak seperti terjadi apa-apa.

Dua anak manusia yang beradu dengan pikiran masing-masing itu kini sedang duduk bersebelahan di sebuah bangku taman yang di depannya tepat berada sebuah danau buatan.

Sabrina yang sedari tadi memainkan kuku tangannya, sementara Naufal sejak tadi malah mengupil.

Jika Algi dan Argalins berada di sana, keduanya akan memaklumi bahwa itulah cara seorang Naufal Juanadi menyamarkan rasa gugupnya. Aneh tapi nyata.

Terletak dalam posisi canggung begini sialnya lagi Sabrina tidak pandai membuka topik pembicaraan, Naufal yang diwanti-wanti bicara malah diam sejak mereka memutuskan duduk di bangku tersebut.

"Assalamualaikum, Ubi."

"Kamu udah ngucapin salam sebanyak tujuh kali, Fal."

Hal bodoh pertama sebagai salam sambutan di pertemuan mereka. Jujur, Naufal tidak sadar akan tingkahnya. Pastikan baik Argalins maupun Algi tidak mengetahui kebodohan yang kesekian ini agar Naufal tetap menjadi bagian dari pertemanan mereka.

"Masih boleh manggil ubi, kan? Kalo manggil nama, lidah gua berasa kesetrum."

"Boleh," jawab Sabrina pada akhirnya.

Naufal masih teramat kikuk, "Ubi,"

"Ya?" sahutnya lembut.

"Kangen ngga?" pertanyaan itu dilontarkan yang kini membuat kondisi sekitar terasa mengheningkan cipta. Naufal menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal karena ini rasanya seperti uji nyali.

"Siapa?"

Sontak kalimat itu membuat Naufal justru menyengir bodoh.

"Gue ..." ucapnya ragu-ragu, "Maksudnya, kangen sama gue ngga?"

"......"

Biar hanya Sabrina dan Tuhan yang tahu sebab gadis bermata bulat itu memilih bungkam seribu bahasa.

"Soalnya gue kangen, hehe." sambung Naufal mencoba mencairkan suasana meski sudah kepalang kaku.

"Umm..." katanya sambil mengangguk tipis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abstract CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang