Sebab kalimat 'cantik' tak hanya diperuntukkan pada paras, tetapi hati:)
°Sabrina°
∆∆∆
Tepat setelah sedan putih itu menjauh, Naufal agaknya terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang memayungi dirinya.
Itu Rossa. Menatap tak tergambar pada Naufal. "Lah, baik amat makein payung. Lo ngojek payung, ya?"
Menggeleng. Walau keinginan bicara serius ada, tetap saja Rossa geli mendengar celetukan tadi. "Gue salut sama perjuangan, lo. Tapi sebelum semuanya cuma berujung sia-sia, lo sebaiknya mundur."
Mata Naufal melotot, kemudian cowok itu terkekeh pelan. "Kenapa lo ngomong kek gitu? Titisan mbah Sirup? Eh, mbah, Mijon deh."
"Karena itu konsekuensi setiap orang yang deketin, Sabrina." jawab Rossa lagi.
Kembali Naufal cengengesan. Cowok itu bertolak pinggang. "Lo mendahului ketentuan Tuhan, neng? Sejak kapan nih, ada yang tau akhir dari sesuatu, padahal belum mencoba."
"Karena kebanyakan seperti itu. Bukan cuma lo. Banyak orang-orang terdahulu dari lo yang memperjuangkan Sabrina, tapi mereka gak dapet apa-apa." terang Rossa penuh penekanan. "Kecuali kekecewaan."
Naufal mundur, membiarkan dirinya kembali diguyur hujan. "Mungkin Sabrina lagi nungguin orang yang tepat. Siapa tau itu gue, ya kan? Gue duluan, auranya disini kek gak enak. Ada bau-bau pagar makan tanaman."
Rossa yang tak mengerti sama sekali, hanya terdiam menyaksikan punggung Naufal kian menghilang.
Untuk kali ini saja, sepertinya Naufal harus memasang mood ekstra besar. Pasalnya, tiba-tiba dirinya tak bersemangat mengingat kata-kata Rossa. "Kampret tu cewek, bikin fokus gue ilang aja."
Bukan terlalu percaya diri. Tapi Naufal tahu bahwa, Rossa menyimpan rasa kagum kepadanya. Catat lagi satu hal, Naufal bukan tipe orang yang senang PHP dengan cara bersikap baik, untuk kemudian memupuk harapan seseorang terhadapnya.
Jikalau Naufal menyadari seseorang menyukai dirinya, maka Naufal akan bersikap biasa saja, tanpa embel-embel baik, manis, lalu membuat mereka baper.
Perjuangan baru dimulai, coy!
∆∆∆
Hujan sudah cukup reda. Sabrina berdiri di depan jendela kamarnya, menatap kaca di luar yang sudah berembun.
Sabrina tidak suka membohongi diri sendiri. Memikirkan ulang kata demi kata yang Naufal lontarkan. Mengingat ekspresi kedinginan di wajah Naufal, membuat Sabrina berpikir, sudah berapa lama dia berdiri di sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Couple
Teen FictionPINDAH KE KARYAKARSA! "Nembak cewek seratus kali? Boleh juga!" Jomblo sampai halal. Itu prinsip Sabrina dalam hidup. Dan jika ada yang menembak Sabrina sebanyak 100 kali, baru dia akan berpacaran. DAN ITU MUSTAHIL! PERCAYALAH! Hingga Sabrina bertem...