[Yang sedang ingin menangis, mari membaca bersama.]
[Yang sedang menggalau akan cinta, mari resapi setiap kata.]
===================================================
Tentang seorang gadis berpenyakit mental yang juga menjadi target perundungan orang...
Maaf jikalau terlalu terburu-buru dalam merevisinya. Jujur saja, saya pribadi merasa tidak nyaman dengan versi lama. Ada beberapa kejanggalan yang harus cepat-cepat dibenarkan.
Oh, iya. Tokoh dan alur cerita masih sama, terutama pemeran utama, kalian tenang saja. Kalian bisa membaca kembali seolah kalian membaca cerita baru. Tidak semua alur saya rombak,tapi memang banyak, xixi.
Saya lebih fokus merombak di awal, ya. Kalau akhir saya belum kepikiran. Dan untuk yang sudah membaca ending kemarin, tolong jangan spoiler.
TERIMA KASIH.
***
Di laman ini kalian akan menemukan pergantian tokoh, penguatan karakteristik, tulisan lebih rapi atau minim typo, serta alur lebih tegas dan jelas.
***
- Untuk yang belum follow silakan follow terlebih dulu demi kenyamanan bersama.
- Untuk yang sudah baca tolong sertakan vote dan komen, ya.
- Jikalau tidak keberatan kalian bisa ajak teman-teman sekalian untuk ikut membaca.
- Saya akan sangat menghargai para pembaca yang juga mampu menghargai penulisnya.
***
Sudah siap?
Spam komen kalian di tiap-tiap paragraf!!
HAPPY READING.
***
Kadang semesta mempertemukan bukan untuk menyatukan, tapi untuk menyelesaikan rasa yang belum sempat tersampaikan. (LA-RA) ● ○ ●
Lima tahun lalu ....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
15 Mei, Yogyakarta.
10:44 WIB
Sayup-sayup gelak tawa terdengar riang dari pemandangan di depan. Sepasang mata berhias bulu halus panjang lumayan tebal berwarna hitam natural menatap tajam namun penuh ketenangan. Kedipannya konsisten terjadi setiap 400 milidetik sekali.
Jauh di dalam bola mata hitam tercetak jelas gambar perkebunan yang membentang luas kehijauan. Diisi oleh penduduk desa dengan menggendong keranjang anyaman berbahan dasar bambu untuk memetik daun teh pilihan tersegar. Selain itu, banyak anak-anak berlarian di jalan-jalan setapak mempersembahkan kebahagiaan.
