30. Jatuh Cinta?
"Aku mau mati ...," lirih Lara dengan nada sesak disertai putus asa.
"La-La? Kam—"
Seusai berhasil membuat Andra senam jantung, gadis itu segera mematikan saluran telepon yang sedang tersambung. Tanpa memedulikan sedikit pun bagaimana paniknya lelaki itu di sana, Lara meletakkan ponsel di atas meja, lantas berjalan menuju jendela seraya mempersiapkan kain gorden beserta kursi di bawah.
Dengan tatapan kosong juga pikiran tak berlandaskan logika, Lara berjalan kembali menuju meja untuk menghampiri ponselnya. Seketika notifikasi telepon sudah dipenuhi dengan nama Andra. Gadis itu menolak panggilan secara sengaja dan beralih menekan ikon video call.
"Buset, ini manusia apa singa?" kaget Belly saat wajah Lara muncul dengan rambut berantakkan tak terawat.
Bukannya heran mengapa bisa ada Kevin dan Belly yang terpampang di layar seberang, gadis itu malah menyandarkan ponsel agar berdiri tegak di atas meja lalu berlanjut mengacak-acak rambutnya.
"La? Kamu mau melakukan apa?" panik Andra saat Lara sudah memutar tubuh untuk berjalan menuju jendela.
"Jangan-jangan-jangan! Jangan lakukan itu!" tegas Andra seraya membelalakkan mata, lelaki ini sudah tahu apa maksudnya.
Lara tidak peduli, gadis itu berlanjut menaiki kursi yang telah dipersiapkan sejak tadi. Wajah pucat tanpa ekspresi menghadap ke arah kamera untuk menyorot ketiga lelaki itu di sana.
"Jangan, La! WOI!" pekik Kevin terkejut.
Lara meraih kain gorden yang telah digantung sedikit tinggi, lalu mulai memasukkan kepala ke dalam lubang lingkaran tercipta. Sebelah kaki diangkat guna menendang kursi yang menjadi alasnya berdiri, namun belum sempat ia melakukan hal di luar kendali, suara ribut ketiga lelaki di seberang berhasil menghentikan aksinya secara spontan.
"JANGANNNN!" seru mereka bersamaan, mengejutkan pasien di sebelah ruangan, juga orang-orang yang tengah berlalu lalang di koridor depan.
Andra yang sedang memegang ponsel menggerakkan sebelah tangan dengan mata terbelalak lebar, sementara Kevin di sisi kanan sudah mengatup tangan penuh penekanan juga permohonan, lalu Belly yang berada di antara keduanya pun menaik-turunkan tangan persis seperti menyembah berhala roh nenek moyang.
Andra dan Kevin lantas saling melirik, menjatuhkan ekor mata tepat kepada Belly yang belum juga menghentikan pergerakan. Hingga ketika lelaki itu tersadar, Belly menatap kedua temannya secara bergantian, lalu menyengir lebar.
"Jangan, La. Saya mohon," ucap Andra seraya mengalihkan kamera hingga menyorot wajahnya saja.
"Gue juga mohon, jangan," ikut Kevin yang sudah menggeser ponsel Andra agar kembali menampung gambar mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA-RA
Novela Juvenil[Yang sedang ingin menangis, mari membaca bersama.] [Yang sedang menggalau akan cinta, mari resapi setiap kata.] =================================================== Tentang seorang gadis berpenyakit mental yang juga menjadi target perundungan orang...