43. Pimpinan Penjilat.
Hampir seluruh siswi Lentera digegerkan oleh berita terbaru yang di-update dari akun Lambe Turah. Pagi yang diselipkan dengan gosip sudah menjadi santapan hangat bagi orang-orang bermulut berisik. Hanya dengan satu malam sang admin akun tersebut sudah mampu mengusut tuntas permasalahan yang terjadi dalam The Girlly.
Dea, gadis yang tengah berdiri sendiri di depan mading itu menutup mulutnya menggunakan tangan ketika baru saja melihat ponsel yang ia pegang. Matanya membulat tidak percaya. Jemarinya terkatup menahan emosi. Seharusnya hari ini menjadi hari kebahagiaan bagi para warga Lentera karena perwakilan grup dance mereka telah berhasil membawa pulang piala.
Dea langsung menurunkan ponselnya ketika mendengar suara riuh tepuk tangan penyambutan. Rena menyunggingkan senyum miring di barisan paling depan, gadis itu berjalan santai dengan dagu diangkat menunjukkan keangkuhan. Disusul oleh Fera, Misha, Kenta dan Yungi di belakang yang membuat dada Dea semakin bergemuruh kencang.
"Yeay! The Girlly is the best!"
"Congrast ya atas kemenangannya."
"Asik!! Personel baru, nih?"
"Wah ... cantik-cantik banget sih kalian?"
"Bau duit lewat, nih!"
"Yungi, jangan lupa makan-makan."
"Sabi lah join."
"Kalo mau nambah member baru kabarin gue."
Begitulah kira-kira pujian dari penyambutan yang telah mereka berikan. Entah benar-benar kagum atau bahkan bermuka dua. Semunafik itu mereka pada nyatanya. Kemarin memuja-muji Gressy yang hendak menyingkirkan Rena dari dalam geng ini, tapi sekarang sudah beda cerita lagi.
Dea yang sudah tersulut emosi langsung menarik kasar lengan Yungi agar gadis itu berhenti. Perlakuannya secara tiba-tiba membuat keempat gadis tadi ikut menghentikan langkah. Rena menatap sengit, sedangkan Yungi sebagai target utama malah menyunggingkan senyum lebar tanpa beban.
"Lo masuk di geng ini?!" sentak Dea.
"Aduh ... jangan pegang tangan gue, dong. Dirty!" sahut Yungi seraya menghempaskan cengkeraman Dea dari lengannya. "Kalo iya emang kenapa?" lanjutnya.
Dea semakin mendelikkan mata tidak terima. "Kok lo munafik banget, sih! Kemarin lo bilang kalo lo gak minat sama sekali untuk masuk ke dalam geng ini, dan lo juga gak suka dance!"
Terkekeh pelan, Yungi lantas melipat kedua tangan. "Tapi nyatanya, gue bisa menyelamatkan geng ini dari keteledoran Gressy."
"Jadi lo udah lama ngincer posisi ini? Dan selama ini lo cuma memanfaatkan gue untuk melancarkan rencana licik lo dengan berkedok mendukung?! Gila-gila, gue gak nyangka sama lo. Licik anjing!"
"Uluh-uluh ... tenang Dea sayang ... jangan marah-marah gitu dong, nanti cantiknya ilang, " ujar Yungi seraya mengusap-usap kepala sahabatnya yang langsung ditepis begitu kasar.
"Jadi gini, ya. Kalo lo tanya kenapa gue yang diterima sama The Girlly, ya itu karena gue ada kontribusi. Tapi kalo setelah ini lo masih ngarepin untuk masuk di geng ini, coba bangun gih, karena mungkin lo lagi mimpi."
"Hahaha ... lagian lo itu gak ada apa-apanya dibanding gue!" tuturnya seraya menoyor dahi Dea menggunakan jari telunjuk.
"Two face!" geram Dea seraya mengepal kedua tangan. "Diam-diam menikam!"
"Makanya, De ... gak usah terlalu bego jadi orang. Dimanfaatin, kan?" timpal Kenta.
Yungi tersenyum puas. "Udahlah, lo itu gak usah berharap-berharap lagi untuk masuk ke dalam geng ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
LA-RA
Teen Fiction[Yang sedang ingin menangis, mari membaca bersama.] [Yang sedang menggalau akan cinta, mari resapi setiap kata.] =================================================== Tentang seorang gadis berpenyakit mental yang juga menjadi target perundungan orang...