Sorry for typo
HAPPY READINGKENAPA KALIAN PADA SEDIH SIH? KENAPA PADA MANGGILIN BREE? HEII KENAPAA😌
_______
Dalam perjalanan yang entah akan kemana, hanya diisi oleh keheningan dari dua wanita yang ada didalam mobil. Bahkan radio mobil pun hanya diam, seolah mendukung suasana yang terasa menegang saat ini.
Jam menunjukkan pukul 16.10 KST dan seperti biasa, di jam-jam seperti ini jalan akan terasa lebih ramai dari biasanya.
Dengan suasana yang mendukung, senyum tipis tercetak jelas dibibir salah satu penumpang dalam mobil itu. Jennie, dia tersenyum mengingat kejadian yang baru saja terjadi padanya, sebelum So Hee membawanya pergi.
Jennie memperhatikan jalan dengan seksama, sungguh dia tidak tahu kemana So Hee akan membawanya saat ini karena sejak tadi wanita itu tidak memberitahunya. Seharusnya dia langsung pulang kerumah Jongin, setelah melakukan promosi terakhirnya. Tapi Manajernya itu justeru membawa jennie pergi, dia bahkan belum sempat berpamitan dengan jelas, kepada seluruh orang yang ada disana.
Mobil itu terus melakukan perjalanan, hingga akhirnya berbelok kearah sebuah Rumah sakit besar di Seoul. Kening jennie berkerut ketika manajernya memarkirkan mobil itu dan membuka pintu disamping jennie.
"Turunlah" Jennie hanya menuruti dengan seribu pertanyaan didalam benaknya.
So Hee menuntun Jennie memasuki pintu utama Rumah sakit yang terlihat sangat ramai, apalagi melihat kehadirannya. Beberapa orang bahkan terlihat mulai berdiri dan berjalan mendekat. So Hee menggenggam tangan jennie agar wanita itu tetap aman dari para penggemar yang mungkin saja akan bertindak diluar batas.
"Kita mau kemana sih, eonnie? kenapa kau membawaku kesini?" Tanya jennie ketika mereka sudah masuk kedalam lift. Manajer jennie itu terlihat mendongakkan wajahnya, menormalkan raut muka dan mencoba menghindari tangis yang ingin tumpah.
"Bre.." Jennie menoleh mendengar nama itu, dia sudah cukup lama tidak mendengar nama anak itu.
"Dia kecelakaan" Sambungan kalimat yang diucap So Hee, seketika membuat suasana Lift berubah.Jennie mematung, bibirnya terbuka dengan tangan yang melemas dan jantung yang memompa cepat. Dia tidak bisa bereaksi apapun selain mematung dan merasakan getar pada tubuhnya. Apakah harus seperti ini kabar yang ia dapat setelah lama tidak bertemu dengan Bre? Lalu bagaimana keadaan jongin, kenapa lelaki itu tidak memberinya kabar?
"m-maksudmu, eonnie?" Pertanyaan jennie tidak terjawab karena pintu lift terbuka, So Hee keluar lebih dulu dan diikuti oleh jennie. Langkahnya berlalu menuju ruang operasi, dan itu berhasil membuat jennie celingak-celinguk seperti orang bodoh. Dengan langkah besar menyerupai lari kecil, keduanya berusaha mempercepat langkah agar bisa cepat sampai.
Langkah So Hee berhenti, begitupun jennie. Keduanya sudah tiba didepan ruang tindakan operasi, dan netra kecoklatan milik jennie pun menangkap siapa-siapa saja yang ada disana.
Sehun, Dara, dan Jongin tentu saja. Lelaki itu tampak baik-baik saja setelah jennie amati, mata itu menatap tepat pada manik milik jennie. Tatapan itu penuh kata walau jongin tidak mengatakan apapun, tapi cukup banyak jennie paham arti tatapan itu.
Seperti kesedihan, kemarahan dan kekecewaan yang bergabung menjadi satu. Jennie hanya bisa diam mematung, dia tidak tahu apa yang terjadi disini. Sungguh, kenapa bisa hanya Bre yang terluka? bahkan.. hingga harus di Operasi. Apa yang terjadi pada balita itu.
Jennie berjalan dengan gontai kearah Dara tanpa memutus kontak matanya pada Jongin. Dia ingin bertanya tentang semua yang terjadi pada suaminya itu, tapi jennie takut jika kemarahan lah yang akan dia terima. Pasalnya terakhir kali dia bertemu dengan lelaki itu, keadaan mereka sedang tidak baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arctophile (End)
Fanfiction"Jika saja aku tidak mencintaimu, maka semuanya akan menjadi lebih mudah" -Kim Jennie "Hanya perlu tetap disisiku dan percayakan semuanya padaku, aku akan menjaga kalian" -Kim Jongin Apakah orang yang merusak segalanya bisa tetap dikatakan sebagai s...