Arctophile - 15

795 58 59
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

HAPPY 1K READERS KEKEKE MAKASIH YA SEMUANYA, SAYANG KALIAN 🤧🤍🤍
________

Berdiam diri dikamar, sendirian dengan ditemani temaram lampu yang sengaja dimatikan. Membuat seorang wanita yang baru saja menyelesaikan mandinya dan tengah memegang segelas coklat hangat itu merasa tenang. Jam masih menunjukkan pukul 14.50 KST, tapi cuaca mendung diluar seolah membantu wanita itu hanyut dalam kenyamanan.

Jongin sudah berangkat sejak jam makan siang, jadilah jennie seorang diri dikamar ini. Ia tidak memiliki niat sama sekali untuk sekadar turun kebawah, karena memang ia tahu akan bersusah payah untuk menuruni tangga.

Tangannya memutar di sekitaran gelas putih berisi coklat hangat yang masih mengeluarkan uap itu, dia baru saja meminta seorang pelayan mengantarkannya. Pandangannya lurus kearah coklat yang seperti bergerak seiring gerakan tangannya yang memutar. Baru saja ia ingin meneguk minumannya itu, ketukan pintu terdengar.

Jennie berteriak untuk meminta orang itu masuk, dan ternyata Dara lah yang mengetuk pintunya. Jennie tersenyum singkat dan menggagalkan dirinya untuk menyesap coklat hangat itu.

Dara berjalan mendekat dengan Aubree yang menggandeng sebelah tangannya. Ibu jennie itu duduk diatas ranjang dekat anaknya dan membiarkan Aubree bermain di sofa kamar itu.

"Jongin bilang kau sakit, apa perlu ke dokter?" Itu hanya ungkapan basa basi yang Dara ucapkan, pasalnya ia sangat tahu apa yang terjadi diantara kedua anaknya itu. Dan hal apa yang membuat jennie dinyatakan sakit oleh suaminya itu.

Jangan lupakan Dara yang memiliki pengalaman lebih, walau itu sudah lama sekali terjadi. Dia bahkan tahu perubahan aura yang dipancarkan Jongin ketika mereka melakukan sarapan dan makan siang tadi, Wajahnya begitu cerah dan bahagia tidak seperti biasanya. Bukan berarti lelaki itu tidak bahagia di hari-hari sebelum ini, hanya saja kali ini berbeda. Sepertinya kalian akan tahu dengan sendirinya, seperti apa perubahan aura lelaki yang baru saja mendapat kebahagiaannya.

"Aniyo eomma, Gwaenchamna-yo. Aku hanya kelelahan, mungkin istirahat seharian akan cukup mengembalikan semangatku" ucap jennie, dia tidak mau repot-repot berdalih hal lain. Karena sepertinya ibunya itu tahu apa yang terjadi pada Jennie.

"Sudah minum obat?" Jennie mengangguk, Jongin memang memberinya sebuah obat sebelum lelaki itu pergi. Jennie tidak tahu apa fungsinya, tapi itu sedikit asam mungkin vitamin.

Keduanya kembali diam, hanya memperhatikan Bre yang bergerak kesana kemari dengan lincahnya. Tidak lupa tangan Dara yang memberi pijitan lembut di kaki anaknya itu, memberikan sensasi rileks pada tubuh jennie.

Bre berlari kearah jennie dengan tangan merentang lebar, sepertinya dia sudah bosan dengan mainannya dan ingin mencari masalah pada ibunya yang galak itu.

"What's wrong Bre?" jennie memegangi kedua tangan Bre, ketika anak itu berusaha naik keatas ranjang. Setelah berhasil dia mendudukkan tubuhnya menghadap jennie dan memainkan bibir sang ibu dengan tangan mungil miliknya.

"Tanganmu kotor, Aubree" Jennie menjauhkan tangan itu dan meraih tissue basah yang memang selalu tersedia di laci nakas. Ia membersihkan tangan Bre dari debu tak kasat mata itu, Dara hanya diam memperhatikan interaksi ibu dan anak dihadapannya yang tampak jarang sekali akur.

Dara bahkan tidak tahu dari mana datangnya sifat galak jennie itu, mungkin keadaan lah yang membuatnya seperti itu. Dan semoga seiring berjalannya waktu akan membaik.

"Ma, ipo" (Eomma, ippeo)
Ucap Bre sambil memainkan bibir jennie, sebenarnya Bre adalah gadis manis walau sering kali membuat jennie kesal. Tapi percayalah, jennie tetap memiliki rasa benci yang tinggi pada anaknya sendiri di beberapa kesempatan.

Arctophile (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang