Sorry for typo
HAPPY READINGDILIAT LIAT CHAPTER KEMAREN PADA RAME BANGET SIH, PADA SUKA YA BRE DI JAHATIN JENNIE?
OKE DEH...
______
Bising, ramainya suara anak-anak yang berlarian dari sebuah ruang kelas mengisi keheningan sekolah yang sebelumnya sangatnya sepi. Langkah kaki mereka membawa tubuh mungil itu untuk menghampiri para orang tua yang sudah menunggu di tempat tunggu penjemputan, terus berseru dengan tawa kecil yang tercipta saat mereka berhasil masuk kedalam pelukan orang tua mereka yang menyambut dengan pelukan hangat.
Berbeda dengan Bre, dia masih setia duduk dalam diam di kursi tunggu. Hari ini adalah jadwal jongin menjemputnya, tapi dia belum melihat kehadiran sang ayah di sekitar sini. Bre menyusuri matanya, dia takut karena sendirian disini. Biasanya Mona ada bersamanya, tapi mungkin karena jongin ingin menjemputnya sepulang dari Restoran, membuat lelaki itu tidak membiarkan Mona ikut bersama Bre.
Gadis kecil itu memang baru memulai pre-school nya sejak beberapa bulan lalu. Keaktifannya membuat Jongin tidak mau menyia-nyiakan kepintaran Bre, karena dia tahu jika anaknya diarahkan maka dia akan semakin pintar.
Bre menggeser tubuhnya saat ada lelaki yang duduk menghampiri di sebelahnya, matanya sedikit berkaca karena takut. Ini adalah pertama kalinya dia diluar seorang diri, karena biasanya jongin tidak pernah membiarkan hal seperti ini terjadi.
"Kau menunggu siapa?" Tanya lelaki itu, dia tidak berniat melakukan hal jahat. Justeru dia ingin menemani Bre yang seorang diri, tapi sepertinya gadis kecil itu ketakukan.
"Kau tak perlu takut"
"Mari berkenalan"Bre menatap tangan yang terulur itu, dia sama sekali tidak berniat menyambutnya, wajahnya dingin dengan air mata mengenang. Gadis kecil itu seperti memiliki pertahanan sendiri akibat wajah dinginnya itu.
"Eoh, baiklah. Aku Taeyong, kau bisa memanggilku Ahjussi, uncle. Apapun yang kau inginkan" Bre masih diam, dia mengerti apa yang lelaki itu ucapkan karena sedari tadi dia menggunakan bahasa Korea. Namun, Bre tidak mau menjawab ucapannya, Jongin pernah bilang kalau Bre tidak boleh sembarang bicara dengan orang asing. Apalagi jika tahu kalau Bre pandai berbahasa inggris, maka orang itu bisa saja menculiknya.
Salahkan cara Jongin yang mendidik anaknya dengan penuh ketakutan itu.
"Kau terlihat seperti seseorang yang kukenal" Ucap Taeyong masih mengajak gadis itu bicara, dia berniat mengelus kepala Bre dengan halus. Tapi sebuah tangan menghentikannya.
"Apa kau tidak tahu kalau dia ketakutan? Jangan memaksanya jika dia tidak ingin bicara"
"Appa!"
Iya, itu Jongin. Lelaki iu langsung mendapat pelukan dari Bre dikakinya. Sedangkan Taeyong menatap gadis kecil itu dengan penuh selidik.
'Appa?'
'Bukankah lelaki dihadapannya ini adalah kekasih dari Jennie?'
Taeyong terus menatap mata sipit Bre yang indah seperti mata seekor kucing. Wajahnya pun tampak sangat familiar di mata Taeyong.
'Apa mungkin dia anak Jennie? Haha bodoh bahkan anak itu sudah besar. Tidak mungkin dia menyembunyikan anak sebesar ini dari media yang terus-menerus meliputnya'
Perhatian Taeyong terpecah ketika Jongin membawa Bre kedalam gendongannya, Anak itu sangat akrab dan bisa dipastikan mereka memiliki hubungan darah. Tunggu, Taeyong cukup pening memikirkannya, mungkinkah Kim Jongin adalah seorang duda?

KAMU SEDANG MEMBACA
Arctophile (End)
Fanfiction"Jika saja aku tidak mencintaimu, maka semuanya akan menjadi lebih mudah" -Kim Jennie "Hanya perlu tetap disisiku dan percayakan semuanya padaku, aku akan menjaga kalian" -Kim Jongin Apakah orang yang merusak segalanya bisa tetap dikatakan sebagai s...