Sorry for typo
HAPPY READINGJAHAT PADA MAKI MAKI JENNIE, NIH DIKASIH PART INI DEH.
KIRA-KIRA PADA KASIAN GA SAMA JENNIE?______
Terdiam, dan mematung. Sepeninggalan Jongin dari hadapannya membuat jennie tidak bisa banyak melakukan hal-hal apapun. Bahkan untuk mengambil ponselnya dan menghubungi manajernya saja dia tidak bertenaga.
Dia bersungguh-sungguh untuk mengambil opsi kedua dari ucapan yang dilontarkan jongin. Jelas dia akan memilih untuk mempercepat comeback-nya apapun yang terjadi. Dia juga harus menyiapkan mental jika saja Yang Sajangnim akan mencacinya karena membuat sebuah gebrakan mendadak.
Jennie mengambil kunci mobilnya, dia akan pergi ke dorm sekarang juga untuk membahas hal ini. Dia tidak mau membuang waktu dan membuat jongin berubah pikiran. Tanpa mengganti pakaian dan hanya mengambil tasnya, Jennie langsung menuruni tangga dan bergegas membawa mobilnya hingga sampai di dorm.
Segala pemikiran buruk menghantui jennie, entah harus memulai darimana, yang pasti jennie masih belum mendapatkan bagaimana cara membuka obrolan kepada para membernya untuk mengatakan semua ini, apalagi Lisa yang sudah semakin dekat dengan solonya, sudah pasti gadis itu akan kelelahan jika comeback mereka dipercepat.
Jennie membenturkan kepalanya pada stir saat lampu merah menyala, dia pening dan nyaris gila hanya memikirkan semua masalah yang datang kedalam hidupnya. Kenapa juga dia harus menerima kesulitan seperti ini?
Setelah ayahnya pergi begitu saja sejak dia kecil, meninggalkan ibunya yang sakit. Lalu neneknya yang meninggal, dan kini hidupnya jauh lebih bermasalah hanya karena sebuah kesalahan yang sebenarnya tidak pernah ia duga.
Bolehkah jika dia mengatakan Tuhan terlalu detail menuliskan kesakitan dalam hidupnya? membuat jennie tanpa henti merasa kekacauan melingkupi hidupnya.
Jongin dan Bre adalah satu hal terberat yang ada dalam hidupnya. Jika saja lelaki itu tidak pernah mendukungnya sejak awal, dan tidak memiliki pengaruh apapun dalam hidupnya selama meniti karir, mungkin jennie memilih untuk pergi dari hadapan lelaki itu dan menggugurkan kandungannya daripada mempertahankan gadis kecil perusak seluruh masa depannya seperti Bre.
Jennie meninju stir mobilnya ketika kembali mengucap bahwa Bre adalah anak sial, tidak sungguh itu tidak berasal dari dalam lubuk hatinya. Jennie menyayangi gadis kecil itu walau dia masih sulit mengungkapkannya.
Air matanya menggenang di pelupuk mata membuat jennie tidak kuasa untuk berkedip dan membuatnya meluruh, Jennie membenci hidupnya. Bahkan disaat akhir karirnya yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin saja, justeru harus berakhir dengan tidak baik hanya karena takdir yang Tuhan tulis untuknya.
Lampu hijau menyala, membuat jennie menghapus kasar air matanya dan menancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata agar bisa cepat sampai pada tujuannya. Dia sudah tidak bisa lagi menahan semua rasa yang ingin meledak dari dalam hatinya.
Berhasil sampai dengan selamat, jennie memarkirkan mobilnya di basement Dorm dan langsung keluar dari mobil, tapi pandangannya mengarah pada beberapa orang yang menatapnya dengan aneh. Membuat jennie mengerutkan kening, dia tetap berjalan dengan santai tapi sebuah firasat masuk kedalam pikirannya melihat seluruh mata yang memandangnya penuh rasa jijik.
Menekan tombol lift dan bergegas masuk kedalam dorm setelah tiba didepan pintu. Jennie masuk dengan terburu-buru dan langsung disambut oleh Rose yang menatapnya penuh tanya, seolah meminta penjelasan. Jennie semakin yakin sesuatu yang tidak beres menghampiri hidupnya, lagi.
"duduk dan jelaskan semuanya" Itu suara jisoo, jennie melirik member tertua itu dan semakin melemas kala melihat Lisa yang tampak dikuasai emosi. Mungkin dia merasa bahwa jennie kembali membawa kesialan bagi mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arctophile (End)
Fiksi Penggemar"Jika saja aku tidak mencintaimu, maka semuanya akan menjadi lebih mudah" -Kim Jennie "Hanya perlu tetap disisiku dan percayakan semuanya padaku, aku akan menjaga kalian" -Kim Jongin Apakah orang yang merusak segalanya bisa tetap dikatakan sebagai s...