Arctophile - 20

694 53 77
                                    

sorry for typo
HAPPY READING

IHH KENAPA KALIAN HEBOH DI PART SEBELUMNYA? WKWKWK KAN AUTHOR JADI MAKIN MOOD BIKIN BRE TERANIAYA LIAT RESPON KALIAN..

EHH GIMANA GIMANA?

_____

Jongin sudah tiba sejak 5 jam yang lalu, kini dia sudah bisa mengistirahatkan tubuhnya diatas ranjang empuk yang ada dikamar tamu rumah bibinya. Ia juga sudah melihat keadaan sang ibu, sebenarnya tidak ada yang serius. Hanya penyakit kelelahan yang sering menyerang para manusia di usia lanjut. Hanya saja, karena jarang sekali bertemu, kekhawatiran jongin berkali lipat pada ibunya itu.

Tadi, sang ibu sempat menanyakan keberadaan jennie dan dijawab dengan jujur oleh jongin. Wanita paruh baya itu mengerti keadaannya dan, ya mau dikata apalagi jika memang Jongin pun tidak berniat menghentikan karir istrinya.

Was-was, Jongin sedikit mengkhawatirkan keadaan anaknya, dan merindukan gadis kecil itu walau baru beberapa jam berpisah. Dia belum berniat menghubungi jennie atau Bre, biarkan mereka sama-sama istirahat dan saling menghubungi diesok hari. Karena ini sudah cukup malam, mengingat penerbangan Jongin terjadi saat sore hari.

Suasana di Jepang tidak terlalu buruk, Tidak ada seorang pun yang menggunakan ponselnya untuk merekam kegiatan orang-orang yang berlalu lalang. Mungkin dia tidak tahu, tapi ibunya bilang di jepang jarang ditemukan berita-berita palsu yang berpotensi merusak ketenangan masyarakatnya.

Apa dia harus mengangkut kedua perempuan yang dicintainya kesini dan membangun kehidupan baru? Rasanya Jongin ingin melakukan itu, dan menghentikan karir jennie dengan sepihak. Dia yakin seratus persen jennie membenci Bre hanya karena keadaan, ia sangat tahu kalau dulu ketika masih remaja, wanita itu sangat menyukai anak kecil, bahkan beberapa kali saat di undang disebuah acara dan bertemu anak kecil, dia terlihat sangat antusias dan bahagia. Jangan lupakan kalau itu terjadi sebelum kejadian yang menimpanya berlalu hingga hadirnya Bre.

Jennie terlihat begitu antusias bermain dengan para anak kecil. Ia juga sadar kalau wanitanya itu cemburu atas semua perlakuan yang Jongin berikan pada Bre, mengingat itu jongin jadi terkekeh geli sendiri. Jennie dengan rasa gengsinya yang tinggi, sukses membuat suasana menjadi terasa menyebalkan. Jelas, dia selalu membangkitkan emosi jongin karena wanita itu terus memarahi Bre, dan jika diselidiki alasannya adalah karena dia cemburu pada gadis kecil yang tak lain anaknya.

Tapi bukankah sikap wanita itu pada Bre berlebihan? Karena tak jarang Bre mendapat perlakuan kasar dari jennie. Huh, cemburu serta keadaan yang mengharuskannya menjadi seperti sekarang, dan mungkin jiga inilah yang bisa saja membuat wanita itu menyesal dikemudian hari.

Mengistirahatkan tubuh lelahnya mungkin akan menjadi pilihan terbaik untuk saat ini, Jongin mulai memejamkan matanya dan mencoba mempercayakan semua hal yang akan terjadi pada dua gadis yang dicintainya itu. Dia hanya berharap Bre tetap tersenyum saat bersama jennie.

.
.

Rasanya pagi hari yang diawali dengan sebuah keributan adalah salah satu hal yang bisa merusak mood sepanjang hari. Hal itu yang saat ini tengah dirasakan oleh ibu dari satu anak balita yang tengah merengek dihadapannya.

Sejak tadi gadis kecil itu terus memohon untuk ikut dengannya keluar rumah dan mengikuti jadwal ibunya. Tapi wanita itu terus menolak dengan keras, jelas saja dia takut kejadian-kejadian buruk terjadi padanya saat membawa serta gadis kecil menyebalkan itu.

Jennie terus berusaha untuk menahan emosinya menghadapi Bre yang rewel, ditambah gadis itu demam sejak bangun tidur yang membuatnya semakin kewalahan. Ia juga terus bertanya pada Mona apa yang gadis kecil itu lakukan dan makan kemarin, hingga membuatnya demam. Tapi Mona sendiri tidak mengetahui hal apa yang menjadi penyebab Bre demam.

Arctophile (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang