SMA Dwiwarna yang memiliki ribuan murid dan berjuta cerita kini terasa ramai karena bel sebentar lagi berbunyi dan akan segera melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin pagi.
"Pagi Varrel!" sapa seorang gadis dengan sangat ceria dan bersemangat.
Dia bukanlah Rena pacar Varrel, melainkan Clarissa teman satu kelasnya. Hampir setiap pagi jika Clarissa bertemu Varrel dia selalu menyapa terlebih dahulu.
"Pagi juga Rissa" balas Varrel singkat.
"Kamu kok dasinya belum dipake? Sini aku pakein bentar lagi kan mau upacara nanti dihukum," kata Clarissa lalu memakaikan dasi yang sudah ada di tangan Varrel.
Reynald dan Arlan lantas melotot betapa kagumnya melihat Clarissa memakaikan dasi di leher Varrel dengan teliti dan bagaikan sepasang suami istri yang memakaikan dasi suaminya bekerja.
Sebenarnya dalam hati Varrel membayangkan bahwa yang memakaikan dasinya ini Rena tapi mau bagaimana lagi pasti gadis itu masih dalam perjalanan dan akan sampai di sekolah jam tujuh nanti pas upacara bendera di mulai.
"Sudah selesai, aku ke kelas dulu ya Rel" ucap Rissa ketika selesai memasang dasi Varrel.
Varrel hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Selanjutnya ketika gadis itu pergi barulah kedua temannya membicarakan apa yang terjadi.
"Gila! Clarissa care banget sama lo dan kayaknya dia lebih pantas sama lo deh Rel daripada lo sama Rena." ujar Reynald
"Jangan berlebihan gue sama Clarissa itu teman sejak kecil jadi wajar aja kalo perhatian," tegas Varrel.
"Tapi Rel sikap Rena sama Clarissa itu jauh berbeda, mending lo sama Clarissa aja deh." tambah Arlan ikut menjadi kompor.
Varrel menggelengkan kepalanya heran lalu detik berikutnya bel berbunyi dan ia berjalan ke lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Begitupun kedua temannya mereka hanya mengikuti Varrel.
Meskipun Varrel itu nakal di luar sekolah setidaknya dia tak melanggar peraturan sekolah, karena baginya mencari uang buat biaya sekolah tak segampang mengembalikkan telapak tangan.
Bukan hanya itu Varrel juga awalnya dipaksa oleh Clarissa dan diberi ancaman jika Varrel tidak mengikuti upacara bendera atau melanggar peraturan sekolah dia tidak akan bisa mengobrol lagi dengan Clarissa.
Saat semua murid sudah memasuki lapangan sekolah dan berbaris rapih, barulah para anggota OSIS keliling lingkungan sekolah untuk mencari siswa siswi yang bolos ataupun terlambat sekolah.
Di gerbang belakang terdengar jelas suara gebrakan di telinga ketua anggota OSIS. Lalu tak mau dibuat penasaran ketua OSIS pun segera menghampiri arah suara itu.
"Huh akhirnya selamat juga gue!" ucap seorang siswi yang baru saja mendarat dari sebuah pagar belakang sekolah.
Mata elang ketua OSIS terus saja menatap siswi yang terlambat itu, "SELAMAT APANYA?!" cetus ketua OSIS.
Siswi yang terlambat itu membulatkan matanya tak habis pikir jika misinya dalam memanjat itu gagal dan kemungkinan besar pasti akan diberi hukuman oleh si ketua OSIS ini, "Aduh please Dli jangan hukum gue yaaa... Gue mohon gue capek." keluh siswi itu sekaligus memohon agar tidak diberi hukuman.
"Aduh Rena gak bisa ini tuh udah peraturan! Lagian Lo telat mulu sih gue juga bosen kali ngasih hukuman ke elo." kata Fadli, ketua OSIS SMA Dwiwarna.
"Ck, ganteng doang hobinya nyiksa orang!" cibir Rena kesal.
"Cantik doang hobinya telat sama bolos." balas Fadli
"Lo apaan sih Dli? Kok jadi ngeselin!" sentak Rena
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesive Cold
Teen FictionJika ada seseorang yang mencintai dan menyayangimu dengan cara berbeda bagaimana perasaan kamu? Jika seseorang itu lebih mementingkan orang lain padahal di hatinya prioritasnya kamu, apa kamu akan marah? Itulah yang dirasakan Rena setiap hari semen...