42. meminta maaf

63 5 0
                                    

Hari ini adalah hari senin itu artinya mereka harus kembali ke sekolah namun Rena masih di rumah sakit. Melisa tetap berangkat sekolah walaupun satu sekolah masih menghujatnya.

Di depan toilet Melisa tak sengaja bertemu dengan Clarissa dan tentu saja Melisa melabrak gadis itu. Melisa menarik rambut Clarissa lal mendorongnya di tembok.

"Aw sakit Mel lepasin gue!" rintih Clarissa namun Melisa enggan melepaskannya, "Heh dengerinnya gara-garaa lo gue jadi disalahin semua orang. semuanya jadi salah paham ngira gue yang lakuin jahatin Rena!" cecar Melisa dengan sangat marah.

Clarisa sama sekali tidak meras bersalah, dia justru tertawa puas. "Hahaha bagus dong itu artinya lo nggak pantes jadi temennya Rena" balas Clarissa.

moment ini tidak lewat begitu saja, Melisa rekam dalam ponselnya untuk menjadi bukti di kepolisian.

"Sebenarnya apa tujuan lo melakukan tindakan kriminal ke Rena?" tanya Melisa.

"Aku cuma mau Rena putus sama Varrel dan Varrel benar-benar benci sama kamu. Lagi pula Rena masih hidup kan? Kenapa kamu lebay kayak gini?" ujar Clarissa dengan santai.

Melisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Clarissa. "Lo bener-bener gila Clarissa!" desis Melisa lalu melepaskan rambut Clarissa.

Clarissa tertawa sangat puas lalu dia pergi meninggalkan Melisa. Namun saat di koridor dia bertemu dengan Fadli dan Varrel, herannya mereka memasangkan wajah yang begitu sangat sinis.

"Gue mau ngomong sama lo!" ucap Varrel dengan sangat sinis.

"Ngomong apa?" tanya Clarissa sedikit tegang.

"Mending lo jujur aja, sebenarnya lo kan yang nusuk Rena?!" ungkap Fadli.

Deg!

Clarissa melongo terkejut. Dia heran mengapa mereka bis tahu? Padahal saat itu tidak ada yang tau kecuali dirinya dan Melisa juga anak buahnya.

"Lo pasti heran kan kenapa kita bisa tahu? Haha lo lupa kalo di gudang ada cctv?" ucap Fadli sambil menunjukkan video yang ia ambil dari cctv tadi bersama Varrel.

Deg.

Clarissa menelan ludahnya susah payah. Dia hanya bisa menunduk dan terdiam, tidak mengelak sama sekali.

"Gue nggak nyangka ternyata lo setega itu Clarissa. Gue udah percaya banget sama lo tapi kenapa lo malah jahatin Rena, RENA PUNYA SALAH APA SAMA LO CLARISSA!" murka Varrel namun Clarissa masih terdiam sambil menangis karena bentakan Varrel.

Semua orang menyaksikan mereka, termasuk Melisa yang baru saja datang. Melisa juga ikut melabrak gadis itu sambil menunjukkan rekaman suara tadi.

"Sekarang kalian percaya kan kalo BUKAN GUE PELAKUNYA! TAPI CLARISSA. CEWEK YANG SELAMA INI DIANGGAP BAIK DAN SELALU SAJA DIBELA!" ucap Melisa dengan penuh emosi.

Tatapan Varrel juga Fadli kini beralih ke Melisa, mereka merasa sangat bersalah karena mereka sudah menuduh Melisa tanpa bukti. Begitupun semua orang yang menyaksikan, mereka hanya bisa melongo.

Clarissa merasa malu. Dia ingin lari namun tangannya dicekat oleh Varrel "Lo nggak bisa kabur gitu aja! Sekarang ikut gue beresin semua masalah lo" titah Varrel lalu menyeret Clarissa ke ruang BK.

Fadli masih bersama Melisa, dia menunduk merasa bersalah. Melisa masih kesal dengan Fadli makanya dia juga sama terdiam.

"Mel..." panggil Fadli namun tidak ada sahutan. Bahkan ditinggal pergi oleh Melisa.

"MELISA TUNGGU!" pekik Fadli lalu langkah Melisa berhenti. Dia menengok ke belakang,

"Apa? Bukannya kata lo gue jahat? Bener kok semua omongan lo kemarin dan gue nggak ngaku baik. Gue emang buruk di mata semua orang." tukas Melisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Posesive ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang