Pagi telah tiba dan Rena pagi ini sudah ada di kelasnya, namun ia heran mengapa saat ia masuk teman sekelasnya mendadak sibuk belajar padahal sekarang belum ada bel masuk.
"Eh lo belajar apaan sih? Sibuk bener keliatannya," tanya Rena pada Zea.
"Lo lupa kalo hari ini ada ulangan Fisika? Jadi gue harus belajarlah biar nyokap gue konser." jawab Zea
Rena menepuk jidatnya lupa, "Oh my God! gue lupa. Yaudah deh gue bolos aja daripada kena remedial males gue" pikir Rena
"Bukannya lo udah belajar sama Fadli kemarin-kemarin?" tanya Zea
"Belom. Gegara ada Varrel jadi gak karuan" keluh Rena.
"Hufffftt. Gue kira ulangan kali ini lo bakal dapet nilai tujuh lima" ujar Zea
"Yaudah ya Ze lo jangan bacot mulu gue mau bolos nih. Kalo Bu Dina nanya bilang aja gue ga masuk oke?" pinta Rena
"Iya deh iya" dengan terpaksa Zea mengangguk.
"Thank you bestie!" setelah mengatakan itu Rena langsung berjalan keluar kelas menuju rooftop. Dia sengaja datang kesana karena hanya tempat itu yang nyaman jika sedang bolos.
Sampai sana Rena duduk di bangku yang tersedia sambil merasakan hembusan embun pagi. Hampir setiap pelajaran Bu Dina Rena membolos, karena baginya lebih baik tidak masuk dari pada mengikuti pelajaran namun hanya bengong tak jelas.
Rena membuka ponselnya lalu memutarkan musik, dagunya mengangguk mengikuti alunan musik yang ia putar dan itu sangat membuatnya nyaman bagaikan surga.
Namun kenyamanan itu tak berlangsung lama karena Fadli entah darimana laki-laki itu muncul di depan Rena sambil tersenyum licik.
"Ekhem!" Fadli berdeham untuk menyadarkan Rena bahwa ada dirinya disini.
Rena lantas membuka matanya lalu melotot ketika ada Fadli, "Fa-Fadli... Lo-lo ngapain disini? Mau ikut bolos juga?" tanya Rena dengan bodohnya bertanya seperti ini.
"Gue? Bolos? Sorry otak gue masih mampu buat mengikuti pelajaran" jawab Fadli sambil tertawa mengejek.
Rena terdiam. Ia hanya takut akan diberi hukuman lagi, karena sekarang dia sudah jelas ketahuan bolos oleh Fadli.
"Dli lo punya ilmu cenayang yah? Gue heran gitu kok lo selalu tau tiap gue mau bolos ataupun kemana," heran Rena tak habis pikir.
"Enggak juga, cuma gue memanfaatkan logika. Yah gue tadi liat dari jendela kelas gue lo keluar dari kelas lo bawa tas terus gue baru inget kalo hari ini ada ulangan pelajaran Fisika" jelas Fadli.
Rena menghela nafasnya. Lalu Fadli duduk di samping Rena ia penasaran mengapa Rena selalu menjauh dari pelajaran Fisika padahal pelajaran itu sama seperti pelajaran yang lain.
"Lo kenapa sih Ren pake bolos segala? Sebenci itu lo sama Fisika?" tanya Fadli.
"Dli gue capek. Gue capek denger ocehan temen sekelas gue jika tentang nilai hasil ulangan gue, dan jujur aja otak gue gak mampu untuk itu." keluh Rena
"Kalo lo belajar lo pasti bisa kok Ren. Lo harus percaya sama diri lo jangan ngerendahin gitu" saran Fadli.
"Lo sih enak kalo ngomong lurus aja! Pasti juga kalo ada di posisi gue bakal ngelakuin hal yang sama." gerutu Rena
"Pergi ke kelas sekarang dan ikuti ulangan! Kalo lo dapet nilai diatas tujuh puluh lima gue bakal temenin lo nobar drama seharian gimana?" tawar Fadli
"Serius? Lo mau nonton drama bareng gue?" mata Rena berbinar saat Fadli menawarkan menonton drama bersama. Baginya ini sangat jarang ketika laki-laki mengajak nonton drama bersama.
"Iya gue serius sana gih lo masuk gue yakin lo pasti bisa!" seru Fadli.
"Kok lo bisa seyakin itu?" tanya Rena
"Karena yang ngajarin lo itu gue jadi harus bisa paham?!" papar Fadli.
"Ohh yaudah gue pamit dulu mau ke kelas," pamit Rena.
"Fighting Ren semangat!" kata Fadli memberi semangat untuk Rena dan Rena hanya mengangguk.
Sesampainya di kelas ternyata disana sudah ada Bu Dina dan dia sedang membagikan soal dan lembar jawaban ulangan Fisika.
"Assalamualaikum Bu maaf telat" ucap Rena sambil menyalami Bu Dina.
"Walaikumsalam sudah biasa kok. Jadi gimana? Kamu udah siap? Ibu tau kok tadi kamu berniat bolos kan? Tapi kenapa balik lagi?" balas Bu Dina
"Emmm,, saya tadi ada urusan Bu dan gak berniat bolos kok" jawab Rena beralasan.
"Halah pake alasan segala Ibu tuh udah hafal Rena sama sikap kamu tuh," ujar Bu Dina.
"Cieee ibu merhatiin saya yah?" dengan sangat tak tahu malunya Rena mengatakan ini.
"Iya,soalnya saya kasihan gak ada yang merhatiin kamu." kata Bu Dina
Rena memutar bola matanya malas. "Ya sudah sana duduk ngapain bengong disini? Dipikir kamu cantik apa jadi buat pemandangan? Enggak ya Rena!" titah Bu Dina
"Nih guru tiap ngajar bikin gue darting mulu ish!" gerutu Rena namun tak terdengar di telinga Bu Dina.
Semua murid seisi kelas hanya tertawa riang mendengar pembicaraan antara Rena dan Bu Dina. Detik berikutnya ulangan pun dimulai dan Rena kali ini begitu fokus dan serius dalam mengerjakan.
Rena selalu ingat perkataan Fadli bahwa selesaikan soal yang gampang dulu dan jangan gugup juga gegabah, jadi Rena masih dalam mode santai namun fokus. Tangannya kali ini tidak diam kaku,tetapi menulis dan menghitung sesuai rumus yang Fadli ajarkan.
Dalam hitungan sepuluh menit Rena mampu menyelesaikan sepuluh soal itu walaupun percayalah soalnya begitu sulit dan rumit. Saat Rena berdiri Bu Dina heran ada apa dengan gadis itu?
"Kamu ingin ke toilet Ren? Atau mau protes soal?" tanya Bu Dina dengan sangat heran.
"Saya sudah selesai Bu" jawab Rena jujur.
Lantas sontak Bu Dina juga murid seisi kelas sebelas IPA dua melotot kaget! Bagaimana tidak seorang Kamila Shirena Putri dapat menyelesaikan soal Fisika dalam hitungan sepuluh menit.
"Jangan becanda deh Rena waktunya masih banyak jadi kamu cek lagi oke?" kata Bu Dina
"Saya serius Bu saya udah cek dan saya yakin bahwa ada beberapa dari jawaban saya ini yang benar," balas Rena.
Bu Dina tak mau dibuat penasaran, dia maju lalu mengambil lembar jawaban Rena dan memeriksanya. Saat memeriksa jawaban Rena mata Bu Dina melotot karena entah kenapa jawabannya benar semua.
Sontak Bu Dina memegang dahi Rena, "Normal kok gak panas tapi ini kenapa? Astaga Rena jawaban kami ini benar semua!" ucap Bu Dina dia merasa senang sekaligus terkejut.
"Nah kan benar yaudah saya keluar ya Bu saya haus," pamit Rena lalu Bu Dina mengangguk.
Sedangkan yang lainnya masih melongo dan bertanya-tanya kok bisa Rena menyelesaikannya soal Fisika dalam hitungan menit namun benar semua.
"Sudahlah jangan heran mungkin si Rena udah bener otaknya dan jadikan contoh yang baik agar selalu semangat belajar seperti Rena oke? Yah meskipun di kelas dia malas tapi di rumahnya dia selalu belajar" pesan Bu Dina
"Baik Bu" jawab murid serentak.
Lalu setelah itu kegiatan ulangan dilanjut kembali hingga bel istirahat berbunyi.
_Bersambung_
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesive Cold
Teen FictionJika ada seseorang yang mencintai dan menyayangimu dengan cara berbeda bagaimana perasaan kamu? Jika seseorang itu lebih mementingkan orang lain padahal di hatinya prioritasnya kamu, apa kamu akan marah? Itulah yang dirasakan Rena setiap hari semen...