Tiga jam berkutat dengan buku membuat mata lelah dan otak pusing, apalagi belajar Fisika yang begitu lumayan rumit.
Rena meluruskan otot-ototnya dan menyenderkan kepalanya di sofa, "Capek banget gila! Sangat menguras tenaga dan otak." keluh Rena
"Kalo lo laper kita pergi sekarang," kata Fadli.
"Yaudah ayo gue juga kebetulan udah laper nih" jawab Rena.
Fadli mengambil jaket dan kunci motornya lalu segera keluar dari rumah bersama Rena. Jalanan malam ini cukup ramai karena malam Minggu waktunya anak muda untuk jalan-jalan di akhir pekan.
Angin malam beberapa kali dihirup oleh Rena, dia sangat menyukai suasana malam karena begitu sejuk dan indah ketika melihat ke atas langit yang penuh bintang.
Tak mau membuang waktu lama Fadli sampai di tempat yang dituju. Tempat itu terlihat seperti warung kecil dan berada di pinggir jalan, tapi jangan salah tempat itu begitu ramai dan kebanyakan anak muda yang berada disana dan terlihat bersih.
"Dli lo gak salah tempat nih?" tanya Rena sedikit heran dan baru kali ini ia diajak seseorang ke warung pinggir jalan. Padahal Fadli terlahir dari orang yang mampu tapi mengapa memilih makan disini? Entahlah.
"Gak. Gue biasa nongkrong disini kok kalo sama temen-temen gue dan ayo pesen lo mau makan apa?" jawab Fadli sekaligus menawarkan makanan yang ada di warung ini.
Rena melihat sekekelingnya, warung itu tertulis tanda angkringan dan disana ada beberapa makanan seperti telor puyuh, ceker ayam, tempe, tahu, sate kerang dan gorengan.
"Hey Rena lo benar-benar gak suka ya sama makanan dan tempat ini?" tanya Fadli sambil membangunkan Rena dari lamunannya.
"Eh enggak bukan gitu. Gue cuma heran aja soalnya gue belum pernah ke tempat seperti ini dan itu apa ya Dli yang dibungkus?" jawab Rena
"Yang dibungkus itu namanya nasi kucing. Tapi jangan berpikiran itu makanan buat kucing ya, soalnya itu hanya nama dan karena nasi sama lauknya sangat sedikit terus isinya ada sambal teri." jelas Fadli
"Ohh gitu... Yaudah gue mau dong sama telor puyuhnya juga" pinta Rena.
"Minumnya?" tanya Fadli
"Es teh manis aja," jawab Rena.
"Okey lu duduk disini aja gue mau pesen dulu," pesan Fadli lalu Rena menurut duduk di bangku yang tersedia disana.
Walaupun Rena tak pernah kemari dan warung ini berada di pinggir jalan namun Rena bisa merasakan begitu bersihnya tempat ini dan nyaman.
Fadli kembali dan duduk di samping Rena, "Ren Lo gak malu kan makan disini?" tanya Fadli merasa tak enak karena mungkin Rena tak biasa makan di pinggir jalan.
"Engga emang kenapa? Dan lagian tempat ini bersih kok jadi nyaman-nyaman aja," jawab Rena.
"Kan lo anak orang kaya biasanya di restoran atau di cafe. Dan sorry bukannya gue pelit atau ga mampu, tapi gue cuma mau ngajak lo ke tempat yang mungkin lo belum pernah ngerasain. Biar kehidupan lo gak musat disitu aja" ujar Fadli
"Gue gak sesombong itu Dli dan bagi gue selagi tempatnya bersih gue mau aja kok makan dimana pun." balas Rena
"Lo emang beda Ren, lo sederhana. Varrel beruntung bisa dapetin lo, dan dia bodoh karena lebih milih cewek angkuh dan manja" ucap Fadli tiba-tiba dan itu membuat Rena melongo.
"Memangnya Clarissa gak pernah kesini? Katanya lo sama temen-temen lo sering kesini, bukannya Rissa juga temen lo? Kalian kan satu organisasi" heran Rena.
"Gak, tiap gue ajak Clarissa kesini dia selalu nolak karena pernah gue ajak dia kesini dan dia gak suka jadi pindah tempat dengan alasan pinggir jalan." keluh Fadli
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesive Cold
Teen FictionJika ada seseorang yang mencintai dan menyayangimu dengan cara berbeda bagaimana perasaan kamu? Jika seseorang itu lebih mementingkan orang lain padahal di hatinya prioritasnya kamu, apa kamu akan marah? Itulah yang dirasakan Rena setiap hari semen...