Hari ini Rena tidak datang terlambat karena semalam tidak menonton drama Korea seperti biasanya. Rena berjalan dengan santai walaupun banyak yang menatapnya sinis, ya semenjak Rena berpacaran dengan Varrel banyak yang membencinya tanpa sebab padahal Rena tak punya masalah dengan mereka. Dan mungkin mereka hanya iri karena seseorang yang mereka kagumi telah menjadi milik Rena.
"Tumben dateng pagi... Capek dihukum?" sindir Fadli dari arah belakang.
Rena berhenti, lalu berbalik ke belakang untuk menengok muka Fadli yang menyebalkan itu, "Bukan urusan lo!" cetus Rena.
"Ya emang bukan urusan gue sih, cuma gue heran aja gitu biasanya kan nama lo selalu tertulis di buku absen siswa siswi telat." ujar Fadli
"Please Dli masih pagi jangan bikin gue emosi oke?" pinta Rena.
Fadli terkekeh lalu pergi begitu saja berjalan dahulu meninggalkan Rena. Fadli itu kelas sebelas IPA satu yang artinya dia satu kelas dengan Varrel.
Rena menghela nafasnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas sebelas IPA dua. Setelah sampai sana ternyata sudah ada Zea bersama Arie, pacarnya.
"Masih pagi woii! Udah pacaran aja kalian." celetuk Rena
"Iri? Bilang boss!" ejek Arie
"Cih! Gue juga punya pacar kali jadi gak iri sama sekali" Rena berdecih sambil menyentak Arie.
"Arie, kamu ke kelas aja ya nanti istirahat kita lanjutin ngobrolnya." kata Zea
"Iya gue juga udah gak betah disini, kek dengar suara petir!" jawab Arie lalu keluar dari kelas sebelas IPA dua.
Rena memutar bola matanya malas lalu duduk di samping Zea.
"Semalam katanya elo nemenin Varrel balap, emang bener?" tanya Zea.
Rena hanya mengangguk.
"Terus gimana? Varrel pasti menang dong dan lo pasti senang kan?" tanya Zea lagi karena sangat penasaran, walaupun Arie sudah menceritakannya tadi. Namun Zea tak percaya pada cerita Arie tadi.
"Gak gimana-gimana dan malah balapannya batal gatau kenapa. Lo pasti dengar dari Arie kan?" jawab Rena
"Iya gue denger dari Arie dan katanya balapan batal itu gegara lo. Maksudnya si lawan Varrel nya itu mau elo terus Varrel gak terima jadi dia batalin dan bayar uang sebagai gantinya, dan kata Arie nih yah katanya bayarnya itu sepuluh juta!" tutur Zea panjang lebar menceritakan semuanya yang ia dengar dari cerita Arie tadi pagi. Arie itu adalah anggota salah satu geng Victoria dan Victoria adalah nama geng yang diketuai oleh Varrel.
Jleb!
Mata Rena seketika melotot kaget, "Hah serius? Demi apa Varrel ngelakuin itu?!" ucap Rena dia bertanya dengan heboh hingga mengundang tatapan murid sekelas.
"Iya Ren gue serius. Emangnya Varrel gak cerita sama lo? Kalo lo gak pecaya lo tanya sendiri aja ke Varrelnya" jawab Zea.
Rena beranjak dari duduknya, namun ketika ia ingin keluar Bu Dina sudah menatapnya sinis dan itu membuat nyali Rena menciut untuk kabur.
"Duduk Rena! Kamu mau kemana?" ucap Bu Dina dengan tegas.
Rena kembali duduk meskipun perasaannya sangat tidak tenang dan terus memikirkan Varrel. Dia sangat yakin jika Varrel pasti kini sedang dimarahin oleh teman-temannya dan semakin membenci dirinya.
"Selamat pagi semuanya!" sapa Bu Dina membuka kegiatan belajar mengajar pagi ini.
"Pagi juga Bu!" balas murid serentak.
"Oke hari ini kita ulangan yaa jadi siapkan kertas selembar dan masukkan buku ke dalam tas!" jelas Bu Dina.
Deg!
Seketika muka para murid satu kelas menjadi terkejut heran kenapa mendadak ada ulangan seperti ini? Apalagi ini mata pelajaran Fisika yang sangat merumitkan bagi Rena.
"HAH ULANGAN? GAK BISA GITU DONG BU KOK DADAKAN!" celetuk Rena merasa tak terima jika hari ini ada ulangan.
"Emang kenapa? Kamu kaget? Kan Ibu sudah bilang pas Minggu kemarin. Kalo kamu gak percaya tanya aja sama kelas sebelah kan jadwalnya sama kalo hari Rabu itu ada Fisika!" kata Bu Dina.
"Emang iya?" tanya Rena menatap teman sekelasnya berharap tidak.
"Iya Ren Minggu kemarin Bu Dina bilang kek gitu cuma kaliannya aja yang lupa," jawab Rehan ketua kelas sebelas IPA dua.
Bu Dina tersenyum penuh kemenangan, "Sudahlah Rena kamu ikuti saja paling juga kena remedial." ujar Bu Dina
"Yaiyalah Bu saya kan gak pernah belajar jujur aja gak munafik," balas Rena.
"Makanya kamu belajar sana sama Fadli siswa sebelah yang pintar itu!" saran Bu Dina
"Dih gak. Mending Rena jadi bodoh daripada harus belajar sama dia." tolak Rena
"Emang kamu gak malu kalo setiap ulangan nilai kamu di bawah rata-rata? Ya Ibu tau sih memang bukan kamu sendiri yang nilainya kecil, tapi malu ga sih kalo punya nilai merah?" ujar Bu Dina
"Ya tapi kan Bu gak usah Fadli juga dong yang pintar kan banyak!" kesal Rena.
"Terus maunya siapa? Varrel? Dia kan udah ada muridnya si Rissa jadi gak enak dong kalo harus membimbing dua murid," tanya Bu Dina.
Deg!
Mendengar itu entah kenapa membuat hati Rena sesak karena ternyata diam-diam pacarnya itu memperdulikan orang lain dibandingkan dirinya.
"Sudah-sudah jangan bahas lebih baik kita kembali ke pelajaran dan siapkan kertas selembar agar ulangan cepat selesai." titah Bu Dina lalu semua murid mengangguk patuh.
🦋POSESIVE COLD🦋
"LO BEGO TAU GAK REL! LO KASIH GITU AJA UANG PULUHAN JUTA HANYA DEMI CEWEK GAK ADA AKAL ITU!" bentak Arlan sangat marah.
"Cuma sepuluh juta," kata Varrel dengan santai.
"Kata lo cuma? Ya emang sih duit bisa dicari tapi apa lo tau dengan tindakan lo itu bisa jadi bahan hinaan buat mereka dan bisa menganggap kita rendahan dengan alasan mereka bilang lo itu pengecut!" ketus Arlan
Varrel terdiam.
Ucapan Arlan memang ada benarnya juga namun apa boleh buat jika itu bisa menyelamatkan Rena? Varrel hanya tidak mau Rena itu tersakiti.
"Gue jadi nyesel tau gak. Gue nyesel karena udah nyuruh lo bawa Rena ke tempat balap!" keluh Arlan.
"Udahlah Lan gausah bahas lagi, mungkin apa yang dilakukan Varrel itu benar karena dia udah jadi budak cinta." jawab Reynald
"Victoria yang berarti kemenangan mungkin akan segera berubah arti karena anggotanya sudah menjadi pengecut. Tidak ada kemenangan bila ada ada kata mundur" geram Arlan
Varrel tak terima, ia mengepalkan tangannya dengan keras lalu menatap tajam Arlan. Bagi Varrel ucapan Arlan tadi itu kelewatan dan sangat membuat dirinya tersinggung.
"Kalo lo ada di posisi gue dan Shanty yang jadi bahan taruhannya apa lo akan rela gitu aja? Apakah lo akan tinggal diem gitu aja dan jika nanti kebetulan lo kalah apa lo akan rela? Apa lo sanggup? ENGGAK KAN? GUE YAKIN LO PASTI AKAN NGELAKUIN HAL YANG SAMA!" balas Varrel.
Arlan terdiam. Ia menyimak apa yang dikatakan Varrel tadi dan ada benarnya juga jika dia ada di posisi Varrel dan Shanty, pacarnya yang menjadi bahan taruhan pasti dia akan melakukan hal yang sama. Dia lebih baik menyerahkan uang dibanding harus kehilangan orang yang ia cinta.
Varrel tak mau berdebat lagi, dia keluar dari rooftop dan entah pergi kemana. Sedangkan Arlan dan Reynald mereka masih duduk memikirkan lagi apa yang dikatakan Varrel.
_Bersambung_
Ketika memilih persahabatan atau cinta itu adalah bagaikan memilih hujan atau panas, karena manusia tak bisa lepas dari kedua itu.Varrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesive Cold
Teen FictionJika ada seseorang yang mencintai dan menyayangimu dengan cara berbeda bagaimana perasaan kamu? Jika seseorang itu lebih mementingkan orang lain padahal di hatinya prioritasnya kamu, apa kamu akan marah? Itulah yang dirasakan Rena setiap hari semen...